KILAS BALIK IBU DAN BAPAK

42 8 1
                                    

15 tahun lalu.

"Sayang, aku pergi dulu. Aku janji selesai S2 kita bakal ketemu lagi" ucap Ali Fathaniel —Lelaki yang berumur 25 tahun itu.

Raut wajah sedih terpancar dari Melani Salamah—Wanita berumur baru 23 tahun yang saat ini sedang menggendong bayi. "Mas, tepatin janji kamu ya"

"Kapan aku langgar janji sama kamu?" Melani menggeleng kuat kepalanya, Ali mengusap lembut rabut wanita itu. "Sultan, bapak pergi dulu ya. Sultan disini sama Ibu, jangan nakal ya nak" Ali mencium kening anaknya.

Lelaki itu kini pergi melakah menaiki kereta yang sebentar lagi akan berangkat. "Mas, jangan lupa berkabar ya!" teriak Melani.

"Siap!" Ucap Ali sembari hormat pada istri nya itu.

Air mata mengalir dipipi keduanya, Stasiun itu menjadi saksi bisu perpisahan kedua insan yang saling mencintai.

Hari demi hari Melani lewati tanpa suaminya. Meski tanpa suami ia tetap menjaga anaknya dengan telaten, mekipun terpisah oleh jarak ia dan suaminya masih tetap bertukar kabar lewat telepon kabel.

3 tahun kemudian.

Kini Sultan sudah berumur 3 tahun namun Ali alias Ayah dari anak itu belum kunjung pulang kerumah, bahkan saat ini sudah tak pernah memberi kabar lagi.

Pagi hari Melani sedang melakukan aktifitas sehari-harinya selayaknya seorang Ibu, Hari itu Melani pergi kepasar untuk berbelanja ke toko langganannya. "Mel, suami mu itu sudah pulang ngerantau?" tanya pemilik toko itu.

"Belum bu" jawab singkat Melani.

"Sudah tiga tahun masa tidak pulang, apa dia gak rindu anak istrinya" mendengar ucapan itu Melani hanya tersenyum tipis.

"Atau dia disana nikah lagi?" Melani mematung mendengar ucapan pemilik toko.

"Heh Mel, aku kasih tau kau ya, kakak iparku pernah ketemu sama suami mu itu tapi anehnya dia lagi sama perempuan lain bawa anak kecil" jelas Pemilik toko.

"Masa sih bu?" Melani memastikan.

"Bener loh, sekali kali kamu susul dia sana"

Melani mempercepat belanjanya lalu ia segera pulang kerumah. Sesampai dirumah Wanita itu sontak menangis, hatinya seperti disayat-sayat oleh pecahan kaca.

Tanpa ia sadari, disana ada Sultan kecil yang melihatnya menangis. Anak itu mendekat lalu memeluk Ibunya yang sedang menangis.

Melani pergi kekamarnya, ia mengemasi barang-barangnya berniat untuk menyusul suaminya yang saat ini berbeda kota. Demi membuktikan jika suaminya tidak bermain dibelakangnya, Melani sempat menitipkan Sultan kecil kepada nenek dan kakeknya untuk tinggal sementara selama Melani pergi.

Berhari-hari Wanita itu mencari keberadaan suaminya, ia menanyakan kepada setiap orang yang ada dikota itu bahkan ia juga menanyakan kepada orang-orang dikampus tempat suaminya melanjutkan S2. Informasi yang Melani dapat begitu minim karena pada masa itu internet belum begitu kencang keberadaannya. Mati-matian Melani mencari kabar suaminya bahkan ia rela menginap dirumah orang asing karena ia tidak memiliki sesiapapun yang ia kenal dikota itu.

Suatu hari saat Melani hendak putus asa mencari keberadaan suaminya, wanita itu memilih untuk berdiam diri ditaman sembari beristirahat. Namun pandangannya tertuju pada satu keluarga kecil yang sedang piknik ditaman itu ia memperhatikan salah satu anggota keluarga itu, ia melihat seseorang yang sangat mirip dengan suaminya namun orang itu sedang menggendong bayi perempuan, Melani diam-diam mendekati orang itu untuk memastikan jika itu Suaminya.

Benar saja!
Itu memang Ali suami dari Melani, berati benar yang diucapkan pemilik toko beberapa hari lalu jika suaminya menikah lagi dan sudah memiliki anak. Namun Melani tidak tega untuk menegur suaminya saat itu juga, ia memilih menunggu waktu yang tepat untuk menampakan dirinya.

Saat ibu dari anak perempuan itu pergi membeli sesuatu, Melani cepat-cepat menampakan dirinya kedepan Ali. "Mas Ali" Ali reflek menengok, lelaki itu terkejut bukan main saat melihat istrinya ada disana. "Melani"

"Kamu ngapain disini?" tanya Ali.

Air mata mengalir dipipi Melani, ia tak menyangka akhirnya ia bisa bertemu kembali dengan suaminya itu. "Mas, kenapa kamu gak pulang?, mana janji kamu?" ucap Melani.

"Mas, Sultan sekarang sudah besar dia sudah bisa panggil-panggil bapaknya, pulang mas" Mendengar ucapan Melani membuat Ali gelagapan.

"Tutup mulut kamu!"
"Aku ceraikan kamu sekarang juga!, besok ketemu aku dipengadilan" ujar Ali.

Melani terkejut dengan jawaban suaminya itu. "Kenapa?, aku salah apa?" tanya Melani.

"Cukup!, kamu sebaiknya pergi, jangan sampai istriku ngeliat kamu disini. Jangan ganggu keluargaku!" Melani yang terlanjur sakit hati memilih untuk mengalah, ia pergi meninggalkan Ali bersama keluarga barunya.

HALO READERS
MAKASIH UDAH MAMPIR
JANGAN LUPA VOTE NYA
KARNA VOTE ITU GRATIS
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

GULITA [END] || ZUO HANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang