HARI LOMBA DENGAN SEDIKIT SIAL

41 7 0
                                    

Hari demi hari mereka lewati dengan damai dan tentram, tidak ada hambatan atau kendala yang mereka hadapi selama menjelang lomba tersebut.

Namun ketenangan itu hanya berlaku sesaat, sampai akhirnya pada hari perlombaan mereka seseorang membuat kendala yang berakibat cukup fatal.

Mereka semua berkumpul dilobi sekolah, menunggu jemputan dari Anthon alias ayah dari Gabriel untuk mengantar mereka ke kampus tempat mereka lomba. Saat itu Farhan dan Nabil memilih untuk membawa alat musik mereka sendiri dari rumah karena sendari dulu mereka memang lebih nyaman menggukan alat musik milik mereka sendiri.

Beberapa saat kemudian Anthon beserta anaknya Gabriel datang ke sekolah, empat remaja itu segera mendatangi Anthon lalu bersiap untuk keberangkatan mereka, Namun sebelum mereka Nabil seperti terngingat sesuatu. Lelaki itu baru ingat jika Tas berisi Gitar Elektrik nya tertinggal di Lobi, ia cepat cepat kembali ke Lobi untuk mengambik gitar miliknya.

Sultan yang melihat Nabil pergi mengambil tas gitar miliknya, ia seperti memiliki firasat buruk namun dirinya tidak berani menunjukan itu depan teman-temannya karena dirinya takut mengganggu fokus untuk penampilan mereka.

Tas itu masih tetap berada ditempat semula, namun ia tidak mengecek kembali isi dari tas tersebut. Merekapun melanjutkan perjanan ke kampus tempat mereka lomba yang lokasinya hanya tidak jauh dari sekolah mereka dan hanya perlu sepuluh menit untuk sampai.

Sesampainya disana mereka berempat bersiap untuk penampilan mereka. Saat Nabil membuka isi tas gitarnya ia terkejut karena senar gitar tersebut sudah terputus, ternyata seseorang telah memotong senarnya yang menyebabkan gitar itu akhirnya tidak bisa digunakan.

"WHAT THE HELL!!" Nabil panik bukan main.

"INI KENAPA BISA PUTUS SEMUA!" Nabil dengan nada tinggi.

Mereka semua disana ikut panik termasuk Sultan yang ikut kebingungan dengan kejadian ini, meskipun dalam kondisi seperti ini ia tetap berusaha mencari cara agar mereka tetap bisa tampil. Sultan menawarkan Nabil untuk memperbaiki senar gitarnya itu namun mereka hanya punya waktu 30 menit sebelum tampil dan saat itu disana tidak ada toko penjual keperluan alat musik terdekat jika memaksa untuk memperbaiki hanya membuang waktu saja.

Nabil yang panik hanya bisa mengelus dada dan menghela nafas, sebenarnya ia sangat ingin menangis karena gitar itu adalah gitar kesayangannya yang selalu dirinya jaga dengan sangat baik dan tidak pernah rusak karena sebenarnya gitar itu pemberian dari mendiang kakeknya, dirinya merasa sangat bersalah tidak bisa menjaga pemberian terakhir dari kakeknya.

Nabil masih panik dan bingung dengan keadaannya, Axienty nya kini kambuh ia tak henti-henti melihat kearah wajah teman-temannya, ia takut jika mengacaukan pertunjukan mereka. Sultan yang sadar dengan kondisi Nabil langsung mendekati anak itu lalu merangkulnya.

"Gua takut ngancurin penampilan kita"
"Gimana kalo kita semua gagal gara-gara gua?"
"Gimana kalo kita kalah?"
"Kalo kita kalah, kita bakal diketawain satu sekolahan"
"Semuanya gara-gara gua"
"Gua pembawa sial" Nabil mengutarakan semua kekhawatirannya kepada Sultan.

"Bil, its okey"
"Tenangin diri lu, jangan panik gini"
"Musibah ini gak ada yang tau, Gak apa-apa kalo kali ini kita gagal berati belum rezeki kita. Tenangin diri lu, oke?" Sultan mencoba untuk menenangkan Nabil agar tidak menularkan kepanikan kepada yang Lain.

Setelah sudah cukup membaik, akhirnya mereka mendapat berita jika panitia sudah menyiapkan alat musik untuk peserta yang tidak membawa alat musik sendiri. Jadi Nabil bisa tampil dengan meminjam Gitar listrik yang sudah disediakan oleh panitia.

"Settt, rame banget, jadi nervous" ucap Fauji.

"Panas banget ni gedung, pasang ac sepuluh juga kagak mempan" Farhan sembari mengeluh kepanasan.

GULITA [END] || ZUO HANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang