MISTERIUS

50 6 0
                                        

Dimalam itu hujan turun lumayan deras disertai gemuruh petir. Sultan yang sedang belajar sampai merasa terganggu dengan suara petir, ia memutuskan untuk menunda belajarnya lalu pergi keruang tengah. Ternyata disana ada kakek yang sedang membaca buku, ia duduk disamping kakeknya. "Katanya mau belajar" ucap kakek.

"Nanti aja Kek, petirnya gede banget gak bisa fokus" Sultan membalas.

"Gak bisa fokus karna petir atau lagi ada yang dipikirin?" ucapan kakek itu membuat Sultan tertegun, Kakeknya bisa mengetahui jika saat ini ia sedang ada sesuatu yang mengganjal dipikiran dan hatinya. Sultan saat ini masih merasa ragu untuk mengikuti olimpiade namun ia tidak ingin mengecewakan gurunya yang sudah memberi kepercayaan kepada dirinya untuk mengikuti olimpiade akuntansi ini.

"Sultan masih ragu buat ikut lomba"
"Apalagi sebelumnya Sultan gak pernah ikut lomba akademik, Sultan takut gak bisa" Sultan memilih untuk mengungkapkan isi hati ke Kakeknya.

"Jangan bilang gak bisa"
"Belum pernah coba tapi udah bilang gak bisa"
"Coba dulu, kalo gagal gak apa apa namanya juga coba-coba" Mendengar nasihat dari dari Kakek, Sultan tergerak untuk kembali belajar dikamarnya.

"KAK SULTANNN" itu adalah suara dari Gaby yang terdengar diluar rumah, mengetahui Gaby ada didepan rumahnya Sultan cepat-cepat bergegas menemui anak kecil itu.

Benar saja Gaby sudah berdiri diluar dengan membawa payung yang ukurannya lebih besar dari tubuh anak kecil itu. "Astaga Gab, kamu ngapain?, ayok masuk" Sultan membawa anak kecil itu masuk kerumahnya.

"Petirnya gede banget, aku takut sendirian dirumah" Sultan hanya menghela nafas mendengar penjelasan dari Gaby.

"Kamu disini dulu aja sampe reda tapi kakak mau belajar dikamar, kamu sama kakek dulu ya?" Gaby hanya mengangguk pertanda ia mengerti ucapan Sultan.

Sultan pergi kekamarnya untuk kembali belajar. Didepan meja belajarnya ia masih tidak bisa fokus belajar karena suara petir yang begitu menggelegar. Sultan kembali menunda belajarnya, kini ia termenung lalu melihat kearah bingkai foto masa kecil bersama ibunya.

Sultan mengelus bingkai itu teringat saat masih kecil ketika hujan turun disertai petir ibunya selalu memeluk Sultan kecil yang takut suara petir. Kini ia sudah tidak bisa merasakan pelukan hangat itu tanpa sadari air mata mengalir dipipinya.

Ponsel disampingnya bergetar dan terdapat sebuah pesan yang pengirimnya tidak diketahui.

DARRRR⚡️

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh petir yang sangat dasyat berbarengan dengan padamnya listrik, Sultan terkejut sampai menjatuhkan ponselnya. Dia cepat-cepat meraba kolong meja belajarnya mencari keberadaan ponselnya. Saat itu juga ia menemukan ponselnya dan kembali membuka pesan yang belum sempat ia baca.

Setelah membaca pesan itu Sultan seperti mendapat firasat buruk namun Sultan yang tidak mengerti apa maksud dari pesan tersebut malah mengabaikannya lalu pergi keluar kamar menemui Kakek, Nenek dan Gabriel yang saat itu sedang menyalakan lilin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membaca pesan itu Sultan seperti mendapat firasat buruk namun Sultan yang tidak mengerti apa maksud dari pesan tersebut malah mengabaikannya lalu pergi keluar kamar menemui Kakek, Nenek dan Gabriel yang saat itu sedang menyalakan lilin.

GULITA [END] || ZUO HANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang