Ch.6 Kios

7.9K 299 27
                                    


PIJAT TURUNAN BAPAK

CHAPTER 6


RONI P.O.V


"Emang Kang Maman mau dipijet sekarang?." Tanyaku, ia berdiam sejenak, seperti sedang berfikir, tapi matanya masih menatap lurus dengan mataku.


"Nanti ajalah, nggak enak masa siang siang dipijet, nanti malem aja lah, mending kamu ikut ke kios Akang aja yuk!, sambil jalan jalan." Ajaknya, aku menatapnya tak percaya, tapi kemudian mengangguk dengan senang dan setuju dengan ajakannya.


Aku mengganti pakaianku dengan yang lebih bagus, kemudian kami berjalan keluar dari halamn rumah, melewati jembatan yang tadi Kang Maman lewati.


"Jalan kaki aja Kang?." Tanyaku, kami berjalan berjajar, dia berjlalan duluan didepanku.


"Ya enggak atuh, kan kios Akang agak jauh, hampir ke arah kota, emang kamu mau jalan segitu jauhnya?."


"Enggak mau lah Kang, jauh banget kalo ke arah kota mah!." Uarku menolak idenya.


"Ada motor Akang dideket warung nasi sana, tuh yang dipinggir jalan, dari sini mah keliatan lah." Ia menunjuk ke arah bangunan yang berbentuk saung dipinggir jalan, lumayan dekat dari jarak kami sekarang.


Ketika sampai diwarung tersebut, benar tenryata sudah ada motor yang terparkir diluar warung, motor besar, bukan, bukan motor besar seperti ninja atu smacamnya, ini lebih ke motor trail, apa ya namanya, KLX atau apa gitu, tapi masih bening dan bagus, seperti masih baru.


"Udah kebeli motor baru aja Kang, hebat usahanya." Ujarku, Kang Maman tertawa kemudian menggelengkan kepalanya.


"Mana ada, ini motor Akang beli waktu masih kerja diladang Ron, hasil keringat matahari ini mah, kalo hasil dari usaha mah belum bisa dibeliin, masih Akang puterin terus biar uangnya jalan terus, kalo didiemin mah abis uangny." Ujar Kang Maman, ia kemudian naik dan memparkirkan motornya, tanpa disuruh aku langsung naik ke atas motornya.


"Udah siap?." Tanya dia, aku mengangguk.

"Pegangan atuh!." Titahnya, sebenarnya aku sudah berpegangan pada ujung belakang motor, tapi sepertinya bukan itu yang dia maksud, aku melepaskan peganganku pada besi dibelakang kemudian memegang tiap sisi kemeja yang dia pakai, Kang Maman mulai melajukan motornya.


Kang Maman mengendarai motor dengan kecepatan yang terbilang pelan, seperti sedang santai dan tidak terburu buru,berkendara didesa memang menyenangkan, tidak terlalu banyak kendaraan yang bisa menyebabkan macet, pemandangan yang bagus, hijau dan asri karena masih belum banyak kawasan penduduk, mungkin hanya satu minusnya, sebagian jalan masih belum dibenahi semua, sehingga masih banyak lobang dan jalan yang tidak rata membuat pengendara harus berhati hati, juga minusnya adalah ketika malam, tidak ada lampu jalan yang menerangi, sangat tidak direkomendasikan untuk berkendara dimalam har, apalagi memakai motor.

PIJAT TURUNAN BAPAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang