Ch.7 Satu Permintaan

5.5K 232 18
                                    


PIJAT TURUNAN BAPAK

CHAPTER 7


RONI P.O.V


Ada sekitar lima menit aku menunggu Kang Maman menurunkan bagian depan celana jeansnya yang menggembung karena ia sedang tegang, awalnya ia menyuruh aku berjalan dan masuk kedalam kios beras miliknya, tapi kemudian aku menolak, siapa aku? malu juga rasanya jika tiba-tiba harus masuk tanpa orang yang mengajak. Akhirnya ia turun dari motor berdiri sambiil tersenyum canggung dihadapanku, bagian depan celananya memang sudah tidak menggembung lagi, tapi setitik basah precumnya masih terlihat, tidak apalah tidak terlalu kentara ini terlihat.


"Yuk!." Ajaknya, aku kemudian mengikutinya berjalan dari belakang.


Dari luar memang terlihat seperti kecil kios beras ini, ternyata ketika berada didepan dan masuk kedalam, luas sekali ruko ini, luasnya ke belakang, ada banyak sekali karung beras yang berjejer rapi, disusun sesuai harga dengan label harga yang menempel pada setiap beras, rak berisi beras kemasan lima dan sepuluh kilogram juga penuh, hebat juga ternyata Kang Maman dalam memulai usaha.


"Masih banyak ini stock nya Mang." Ujarku, ia duduk dikursi dekat dengan meja kasir.


"Minggu kemaren baru beli stock lagi Ron, sebelumnya udah habis, ternyata jualan beras disini lumayan bagus juga, soalnya orang-orang nggak perlu jauh ke kota buat stock beras mereka, apalagi yang ngewarung ya kan?." Ujarnya, aku mengangguk setuju, bagus memang pemilihan tempat yang strategis, karena untuk ke kota dari sini masih lumayan lagi, dan jika dari desa atau kampungku, ruko inilah yang paling lumayan dekat.


"Lho!, Ada Kang Maman ternyata, kenapa nggak manggil Kang?." Seorang wanita muda muncul dari arah pintu didepan kami.


"Santai aja Ta, baru dateng ini kok, darimana emang?." Tanya Kang Maman kepada wanita itu.


"Rita dari belakang abis ngecek stock sambil bersih bersih sedikit, Mau dibikinin kopi Kang?." Ujar Rita, ia menawarkan untuk membuatkan kopi.


"Mau kopi apa susu Ron?." Tanya Kang Maman kepadaku.

"Kopi aja lah Kang." Jawabku.


"Kopi item dua Ta, taro dikarpet bawah aja, mau duduk disitu aja deh." Titah Kang Maman, Rita kemudian mengangguk dan kembali berjalan masuk ke pintu tempat dia keluar tadi, Kang Maman mengajakku duduk dikarpet, mengeluarkan rokok satu bungkus kemudian menyuruhku merokok, aku mengambil satu batang kemudian menyalakanya sembari menunggu Rita membawakan kopi untuk kami.


"Udah punya karyawan Kang, hebat pisan." Ujarku berbasa-basi, Kang Maman terkekeh pelan kemudian menghisap rokoknya.


"Ya lumayan lah satu juga, tapi itu ponakan saya Ron, anak dari kakak saya, baru lulus sekolah, kata ibunya daripada nganggur mending disuruh kerja aja disini, jaga kios, mumpung saya juga lagi butuh pekerja kan, jadi kebetulan saling butuh." Ujar Kang Maman, Rita kemudian datang sambil membawa nampan berisi dua gelas kopi, ia menyimpan gelas itu masing-masing didepan kami.

PIJAT TURUNAN BAPAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang