PIJAT TURUNAN BAPAKCHAPTER 23
RONI P.O.V
Kering rasanya tubuhku, hisapan mulut Kang Maman diputingku tidak berhenti, sudah sekitar sepuluh menit, dan dia masih saja menyusu seperti seorang anak kecil yang kehausan, kedua putingku ia hisap bergantian, kiri dan kanan, keduanya kini sudah mengacung dan merah, gigitan gigitan kecilnya sebenarnya membuatku tidak tahan dan beberapa kali ejakulasi, bahkan rasanya Kini aku ejakulasi kering dibuatnya.
"AKHHHH, KANGGGHHHH!!!, GELIIII!!." Ujarku sambil sesekali memegang kepalanya ketika dirasa ia terlalu keras dalam menghisap dan menggigit putingku. Ia menghisap kuat kuat lalu menarik dadaku dengan mulutnya dan melepaskannya tiba-tiba menghasilkan bunyi 'pop', ia menatapku sambil tersenyum polos.
"Kenyang Kang?." Kang Maman mengangguk, tanganya menarik tanganku, menuntun tanganku menuju ke arah burungnya. "Kocokin lagi." Titahnya singkat, naik turun lah genggaman tanganku, agak sengaja aku kencangkan sedikit, supaya ada kesan kesat dan rapet yang ia rasakan, badanku aku tempelkan dibadan Kang Maman, merosot kebawah hingga wajahku berhadapan langsung dengan gundukan selangkanganya.
Daging tebal itu sudah basah dan licin oleh precum dan keringat, tidak terlalu panjang tapi benar benar tebal, kira kira ukuranya seluas karet gelang, sekitar 6cm lah, kepalanya bagus, berbentuk jamur lonjong dan bahkan lebih tebal dari batang dagingnya, warna coklat gelap dibatangnya sedangkan coklat terang dikepala, benar benar sama dengan warna bibir Kang Maman, bulu pubis yang hitam lebat, sewarna dengan ketiaknya, merambat halus hingga ke bawah pusar, aku menciumi perut Kang Maman, sedikit lengket diwajah kurasakan, tapi tidak aku hiraukan, wajahku menggesek turun kebawah hingga sampai di lebatnya hutan berwarna hitam.
Ndusel kan wajahku disana, hangat dan geli kurasakan, kasar tekstur rambut bawahnya, aromanya begitu luar biasa, musky keringat yang kering, ditambah dengan aroma CD nya yang masih menempel, sedikit Pesing khas aroma burung, mataku sampai menutup ketika aku menghirup aromanya, benar benar luar biasa aromanya. Kang Maman mengusap kepalaku lembut, aku menatap ke arahnya, sebelah tanganya menjadi bantal untuk kepala, menampilkan bulu ketiaknya yang lebat, sexy sekali sial.
Batang hidungku kini bersentuhan langsung dengan batang daging milik Kang Maman, menyusuri setiap lekuk, setiap inci, setiap titik diarea itu, keras dan kenyal disaat bersamaan, Kang Maman bergerak, merasa kegelian atas hembusan nafasku yang sengaja aku hembuskan didagingnya, hidungku kini berada diujung daging, lubang kencingnya aku hirup, sedikit titik aroma Pesing bercampur dengan aroma amis precum, lidahku menjulur, mulai mencicipi cairan yang masih terus keluar sedikit demi sedikit itu, menurun menyusuri bekas luka sunatnya dari bawah, kaki Kang Maman reflek seperti hendak menendang sesuatu, mengangkat dan bergetar.
"ASHHHHH, GNGGGRRHHH." Desisnya, aku tersenyum tanpa menatapnya, sudah mulai merasakan dia, hebatnya gerakan lidahku. Aku membuka mulutku, memasukan kepala burungnya kedalam mulutku, menghisap kuat sambil memutarkan lidahku, tangan yang tadi mengusap kepalaku kini menutup matanya sambil kepalanya bergerak kesana kemari, seperti menahan rasa sakit, padahal aku yakin, yang dirasakannya saat ini ada kebalikan dari rasa sakit yang tiada Tara.

KAMU SEDANG MEMBACA
PIJAT TURUNAN BAPAK
DragosteRoni, pemuda yang baru saja lulus sekolah memutuskan untuk membuka jasa pijat di kampungnya, ilmu memijatnya diturunkan dan diajarkan langsung oleh Bapaknya sendiri, metode pijat yang bisa menyembuhkan segala masalah pada tubuh, serta gaya pijat sen...