Ch.18 Hadiah

3.5K 192 28
                                    


PIJAT TURUNAN BAPAK

CHAPTER 18


RONI P.O.V


"Nih bawa ke rumah, masak semua aja, biar nggak rusak dagingnya, kan nggak ada kulkas." Ujar Kang Maman saat aku turun dari motor, ia mengikuti dari belakang.


"Mau dibikin apa Kang?." Tanyaku.


"Apanya?."


"Ini Ayamnya, mau dimasak kayak gimana?." Lanjutku bertanya, supaya aku masak sesuai dengan keinginannya agar bisa makan bersama.


"Di gimanain aja lah Ron, terserah, Akang mah nggak ribet, seadanya bumbu di dapur aja, biar nggak usah ke warung dulu." Jawabnya, aku mengangguk kemudian ke dapur dan mencuci daging pemberian dari Kang Maman.


"Barang Belian kamu mau disimpen dimana?." Tanya dia sambil masuk ke ruangan dapur.


"Eh? Biarin aja Kang, nggak apa-apa, biar nanti Roni yang beresin." Kang Maman mengangguk kemudian duduk tepat dihadapan pintu dapur, memperhatikanku yang sedang mencuci daging.


"Ngapain nunggu disitu? Basah nanti!, tunggu di dalem aja Kang!." Titahku, ia malah senyum kemudian menggelengkan kepalanya.


"Mau kopi ya? Lupa dibikinin, bentar ya Kang, nanggung." Lanjutku.


"Ada emang?."


"Ada tuh, dilemari yang atas." Jawabku sambil menunjuk ke arah lemari. Ia bangkit kemudian membuka lemari.


"Akang bikin sendiri aja." Ujarnya, setelah selesai menyeduh kopi, ia kembali duduk didepan pintu dapur, kali ini sambil menyalakan rokok.


"Digoreng aja ya Kang?, Roni ada bumbu racik ayam goreng, biar cepet."


"Iya, terserah kamu aja Ron." Aku mengangguk, menyiapkan bumbu ungkep instan, sambil menunggu aku mengajak Kang Maman untuk masuk kembali ke ruang tengah.


Ia kini duduk dikarpet, aku pamit untuk membereskan barang belianku dulu, menata minyak dan bodylotion di lemari gudang, lalu menatap tissue berjajar agar lebih rapi terlihat.


"Bawa aja sini tissuenya satu, simpen di sini, biar kalo lap tangan gampang!." Titah Kang Maman, aku menurutinya, mengambil satu, membukanya lalu menyimpan tissue itu diruang tengah.


Aku melanjutkan memasak, menggoreng ayam dan menanak nasi, sesekali ditemani ngobrol oleh Kang Maman. Setelah selesai, kami makan bersama, tidak ada sambel, yang akhirnya membuat Kang Maman tidak menambah porsi makannya.

PIJAT TURUNAN BAPAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang