PIJAT TURUNAN BAPAKCHAPTER 30
RONI P.O.V
"Jadi berapa Buk?." Tanyaku kepada penjaga warung, bukan warung biasa, warung ini menjual berbagai macam kebutuhan masak, sayur, protein, dan segala bumbu, bukan hanya bahan instan saja yang dijual disini.
"Delapan puluh tujuh ribu a." Jawabnya, untuk satu kilo ayam potong, bumbu bumbu, dan tiga ikat sayur kangkung, aku memberikannya selembar uang merah, mengambil kembalian lalu mulai jalan meninggalkan warung, hendak kembali ke rumah.
"Ron!!." Panggil seseorang,aku menoleh ke belakang, Pak RT, ia melambaikan tangannya sambil berjalan ke arahku, diusianya yang lebih tua dari Mang Ayi dan Kang Maman, Pak RT masih termasuk fit, sudah lumayan beruban, tapi tangan dan kakinya masih kencang, tidak keriput, mungkin karena aktif setiap hari, apalagi dikomunitas sepeda.
"Pak RT?, kenapa Pak?." Ia masih menggunakan pakaian bersepeda, cycling Jersey ya? Berwarna biru gelap dengan celana hitam, ketat dan membentuk tubuhnya, tidak memalukan karena memang tubuh Pak RT tidak buncit dan besar, berisi dan tinggi, tidak seperti Kang Maman atau Mang Ayi.
"Darimana?."
"Habis belanja bahan buat masak Pak." Ia membuka helm sepeda dan kacamata yang masih menempel di tubuhnya.
"Baru pulang Pak?." Lanjutku bertanya, ia mengangguk.
"Heem, baru beres trip nya, nggak terlalu jauh, tapi masih lumayan lah bisa keringetan, eh Ron, Bapak mau ajak kamu buat ikut bapak besok, mau ya?!." Ajaknya, bertanya dengan intonasi seolah aku harus ikut.
"Kemana Pak?."
"Trip lagi, ke kota aja, nongkrong dulu habis itu pulang lagi." Hmmm, hari ini kan Kang Maman mampir, dia juga pasti akan pulang di pagi hari, tidak ada salahnya mungkin.
"Baju sama sepedanya?."
"Gampang, kamu besok tinggal Dateng aja ke start awal."
"Dimana itu pak? Sama jam berapa?."
"Deket balai desa aja Ron, soal baju sama sepedanya nanti dibawain." Jawabnya, yasudahlah, kasian juga dia tiap bertemu denganku pasti selalu meminta aku untuk ikut dengan kegiatannya, mungkin karena tidak ada punya teman lagi, anak anaknya berada diluar kota, nggak terlalu ribet juga, aku iyakan saja sepertinya.
"Jam sembilan pagi Ron." Aku mengangguk, tidak terlalu pagi ternyata.
"Kayaknya bakal seru deh Pak, yasudahlah, Roni ikut aja, biar nambah pengalaman juga, sama nambah koneksi." Jawabku, Pak RT langsung tersenyum lebar, mengangkat tangannya untuk aku tepuk, ia terlihat senang sekali ketika aku mengiyakan ajakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PIJAT TURUNAN BAPAK
RomanceRoni, pemuda yang baru saja lulus sekolah memutuskan untuk membuka jasa pijat di kampungnya, ilmu memijatnya diturunkan dan diajarkan langsung oleh Bapaknya sendiri, metode pijat yang bisa menyembuhkan segala masalah pada tubuh, serta gaya pijat sen...