01 | Atap 🏠

2.9K 245 2
                                    

Seorang remaja yang memiliki tinggi sekian 170 cm dengan jaket jeans selaras dengan celana jeans yang ia kenakan baru saja turun dari sebuah mobil yang berwarna hitam. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah halaman rumah yang sangat asri dengan di tumbuhi beberapa tumbuhan hias dengan kupu-kupu yang hinggap di berbagai macam bunga. remaja itu memandangi rumah kost itu dari atas sampai bawah guna melihat seberapa besar rumah yang akan ia tinggali untuk ke depan nya.


"Ini rumah kost nya? Kok mewah banget,"


"Kenapa nama nya 'Dream Kost' ya?" remaja itu menatap kagum pada bangunan rumah yang berada tepat di depan nya dengan cat yang berwarna hijau serta pintu yang di beri warna cokelat tua menambah kesan asri di lingkungan rumah itu.


Dari belakang terlihat remaja lain yang sudah melipat tangan di depan dada sembari memutar kedua bola mata nya malas, sudah muak dengan tingkat penasaran yang di miliki oleh teman nya yang satu itu.


"Tinggal masuk Jiv, ribet ah awas gue duluan aja." Remaja itu Cakra yang sekarang juga akan tinggal di kost yang sama bersama dengan sahabat masa kecil nya Jivan.


Jivan yang mendengar perkataan Cakra langsung menyingkir dan memberi akses untuk Cakra mendorong kenop pintu yang ternyata langsung tertuju ke ruang tamu, sehingga membuat kelima remaja lain yang sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing mengalihkan pandangan nya kepada dua sosok remaja yang baru memasuki rumah kost mereka itu.


"Oh ini penyewa terakhir kost ini?" tanya salah satu laki-laki yang duduk dengan memeluk toples berisi keripik dengan bagian sekitar bibir nya yang terdapat beberapa remahan keripik.


"Iya bang, kami penyewa baru nya, kalian penyewa lama ya bang?" tanya Jivan penasaran yang tidak dapat menahan rasa penasaran nya sedangkan di sisi nya Cakra sudah geleng-geleng kepala melihat sikap teman nya itu yang masih naif di hadapan orang lain.


"Kami bukan penyewa lama, sama kayak kalian kami penyewa baru," saut remaja lain tanpa melihat ke arah Jivan dan masih setia menatap layar ponsel nya.


Jivan yang mendapat respon seperti itu sedikit berjinjit dan memanjangkan leher nya guna mengintip isi kolom chat milik remaja itu namun, langsung di tarik oleh Cakra. "Kok udah masuk bang? Pemilik kost nya mana?" tanya Jivan dengan wajah polosnya sembari memiringkan kepala nya ke kanan.


Cakra semakin di buat muak oleh pertanyaan teman nya itu yang membuat sampai sekarang mereka berdua belum juga duduk semenjak menginjak kan kaki di rumah kost mereka. "Ini Jivan kagak mau duduk apa ya, gue capek berdiri terus, dia malah sibuk nanya-nanya," batin Cakra menggerutu.


"Kalian duduk dulu, baru nanya," ucap remaja lain yang masih mengenakan kacamata dengan masker yang menutupi area wajah nya yang sedang asik dalam dunia nya sendiri sembari membaca sebuah buku yang dapat di yakini bahwa itu adalah buku novel. Saat hening melanda tak jarang suara balikan kertas terdengar dari arah pemuda itu.


Tanpa menunggu waktu lama, Cakra langsung menarik lengan Jivan dan membawa nya ke bagian sofa yang kosong yang terdapat di samping remaja laki-laki bermasker itu yang masih sibuk dengan novel bacaan nya sedangkan Jivan memilih untuk mengikuti kehendak teman nya itu lantaran tidak ingin Cakra mengamuk pada nya di hari pertama mereka tinggal bersama.


"Pemilik kost bakal keluar kota selama sebulan, kunci rumah udah di kasih, sekaligus kunci kamar jadi kami nunggu kalian buat milih kamar masing-masing," ucap remaja lain yang mengenakan kaos dengan luaran jaket Varsity itu dengan senyum ramah dan setiap orang akan sadar bahwa mungkin dia lebih tua dari mereka melihat paras serta aura kewibawaan yang di pancar kan dari sosok remaja itu.


Merasa semua nya sudah lengkap, remaja yang memiliki badan paling kecil di antara mereka itu menepuk tangan nya untuk menarik perhatian yang lain dari aktivitas masing-masing sehingga memperhatikan diri nya.

ATAP UNTUK MENETAP [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang