30 | Epilog

1.9K 201 27
                                    

Note : Ini bukan cerita BxB‼️
.
.
.
.
Mengandung unsur kemampuan Spesial
.
.
.
.
Semua yang terlihat di mata belum tentu kebenarannya
.
.
.
.
Happy Reading 🍀
.
.
.
.
Di sarankan untuk mengaktifkan kuota!

***

Bir meraung kencang saat gigi tajam milik Buaya yang merupakan perwujudan dari bentuk pak Romi yang menancap mulus pada perut depan Bir sehingga meninggalkan kan bekas gigitan besar pada bagian perut.

Haivan sedari tadi sudah bersusah payah menggunakan kemampuan nya untuk memanggil hewan-hewan yang berada di sekitar mereka namun, saat hewan-hewan itu mulai mendekat ke arah Bir dan Haivan, buaya itu langsung meraung kencang sehingga para hewan yang mendekat tadi langsung berlarian menjauh.

Haivan sudah sangat kelelahan untuk menghindari serangan buaya itu bahkan Bir sudah menerima banyak luka fatal di sekujur tubuh nya.

"Pak Romi! Apa tujuan bapak sebenarnya?! Kami ada salah apa pak?!" Haivan benar-benar tidak habis pikir dengan pemilik kost nya itu. Yang awal nya Haivan kira dia akan menjadi sosok ayah di kost namun, justru bapak kost nya itu ikut serta dalam penyerangan mereka malam ini.

Buaya itu meraung tinggi. "Karena dengan kalian aku bisa kaya! Ku dengar anak dari keluarga Bigara dan penerus dari Agraria Group ada dengan kalian dan aku bisa meminta tebusan yang mahal dan banyak dan bisa meminta rujuk pada mantan istri ku!" jelas Pak Romi dengan tersenyum senang.

Lalu setelah itu Pak Romi langsung di selimuti oleh kabut hitam kebal yang membuat Haivan serta Bir langsung memasang posisi waspada terhadap sekitar. Semenit dua menit tidak ada hal apapun yang terjadi.

"Lama betul nih ah heran, dasar buaya jadi-jadian wajar aja bini nya kabur," cibir Haivan yang sudah merasa lelah namun, merasa ada kesempatan ia langsung naik ke atas Bir dan memberi arahan untuk menyerang terlebih dahulu.

Bir langsung melompat ke arah kabut hitam itu lalu...

Hap

Ternyata pak Romi memang sudah menunggu waktu agar Haivan serta Bir melompat terlebih dahulu dengan posisi Pak Romi yang sudah berubah menjadi buaya raksasa di balik kabut hitam itu sembari membuka lebar-lebar mulut nya agar Haivan dan Bir langsung masuk ke dalam perut nya.

"Dasar anak-anak bodoh! Jadi santapan ku kan hari ini hahaha! Baiklah sekarang aku bisa istirahat dan menunggu waktu untuk meminta uang tebusan setelah itu mengantar mayat mereka kembali ke rumah masing-masing hahaha!" Pak Romi langsung mengambil posisi berbaring di atas tumpukan semak-semak dengan senyuman yang merekah pada wajah buaya nya.

***

Naka serta Vlein sedang berhadapan dengan Erigon namun, Naka mengalami kesulitan untuk melawan Erigon lantaran Erigon memiliki kemampuan yang sama dengan Naka yaitu membaca pikiran sehingga seluruh pergerakan Vlein dan Naka terbaca oleh Erigon.

Erigon terus-terusan membuat kristal hitam yang ia lemparkan ke arah Vlein dan Naka dan beruntung nya baik Vlein dan Naka bisa terus menghindari serangan tersebut.

"Apa yang kamu inginkan sebenarnya Erigon?!" tanya Vlein penuh amarah pada sosok Erigon yang justru menatap nya dengan api amarah yang berkobar.

Erigon justru tertawa terbahak-bahak mendengar hal itu lalu ia melirik ke arah Naka sembari tersenyum miring. "Coba kau tanya kan saja pada sosok permata kesayangan mu itu Vlein," ujar Erigon dengan tersenyum miris.

ATAP UNTUK MENETAP [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang