26 | VLEIN 💥

1.4K 197 45
                                    

Note : Ini bukan cerita BxB‼️
.
.
.
.
Mengandung unsur kemampuan Spesial
.
.
.
.
Semua yang terlihat di mata belum tentu kebenarannya
.
.
.
.
Happy Reading 🍀
.
.
.
.
Di sarankan untuk mengaktifkan kuota!

Setelah Naka menjelaskan semua perbicangan nya bersama Pyx sebelum Pyx pergi untuk selama-lamanya nya. Tidak ada yang namanya abadi walau itu seekor burung Phoenix sekalipun, Burung yang di gadang-gadang sebagai burung abadi itu telah pergi di karenakan bukan jiwa atau raga nya yang musnah namun, energi kehidupan nya yang telah hilang.

Angin berdesir hebat di sekeliling mereka. Cahaya rembulan yang di lihat Naka berwarna merah pekat itu masih bertahan sampai sekarang, tetapi untuk mata orang biasa bulan itu tetap bersinar dengan cahaya putih namun, untuk Naka yang seorang titisan Dewi bulan. Bulan itu justru berwarna merah pekat yang menandakan datang nya bencana.

Kabut merah mulai mengelilingi area sekitar rumah tua itu dan hal itu tentu saja tidak luput dari perhatian mereka semua yang berada di sana.

"KABUT APA INI?" tanya Elvi saat kabut merah itu seakan mengepung mereka semua.

Marka meneguk susah payah saliva nya lantaran merasakan hawa di sana seketika berubah menjadi sangat dingin seolah ia akan terbunuh kapan saja jika lengah namun, nampak nya bukan hanya Marka yang merasakan hal itu, yang lain juga mengambil posisi waspada nya bahkan Naka yang tadi nya menangis mulai berdiri dengan di bantu oleh Jevan dan Jivan untuk berdiri di belakang mereka.

"Aku takut Wilf," ucap Dirty yang sudah meringkuk di samping Wilf dengan tubuh yang gemetaran.

Nampak nya hal itu memancing semua hewan mungil itu ikut mendekatkan diri pada sosok Wilf yang mereka bilang memiliki keberanian di atas rata-rata.

"Jangan nempel-nempel, panas nih," keluh Wilf saat merasa kegerahan dengan tingkah teman nya yang lain.

Di sisi Elvi ia memasang tatapan waspada dan memandangi kabut merah yang terus melingkari mereka agar terkepung di area tengah, seakan kabut merah itu memiliki pemikirannya nya sendiri.

"Apa kabar saudara-saudara ku. Kalian merindukan saudara kalian ini?" Suara asing mulai terdengar di sekitar mereka membuat bulu kuduk Rayyan dan Cakra berdiri seketika.

"B-bang Rayyan. Itu suara apa?" bisik Cakra pada Rayyan yang memang di samping diri nya namun, bukanya mendapat jawab dia justru hanya mendapat gelengan kepala pertanda bahwa Rayyan tidak tahu apa-apa.

Naka yang melihat kabut itu semakin tebal seolah tau apa yang sebenarnya terjadi dengan bekal memori kehidupan masa lampau nya yang telah kembali. Naka mengetahui siapa yang sedang mempermainkan mereka ini.

"Berhentilah Erigon!" Mata Naka nampak memancar kemarahan dari tatapan nya dan hal itu membuat mereka semua yang berada di sana terkejut bukan main dengan nama yang di sebut oleh Naka itu.

"Maksud kamu Erigon yang di ceritakan oleh Pyx itu?" tanya Jevan penasaran dan langsung di angguki oleh Naka.

"Hahaha! Navaens kau itu terlalu naif! Kau di perlakukan kasar oleh saudara mu, tapi kau tidak pernah membalas nya! Tapi justru karena itulah aku lahir. Dari kegelapan, kebencian dan Rasa kesepian yang kau miliki dan itu melahirkan ku saudara kembar mu Erigon!"

Tubuh Naka langsung di tubruk dengan sangat kencang sehingga Naka terpental dari mereka semua. Mereka ingin melangkah maju namun, tindakan mereka di hentikan sesaat tersadar akan kehadiran sosok lain yang sedang mencekik Naka dengan mata yang mengkilap dengan senyum miring yang tercetak jelas pada wajah nya.

Rupa, suara dan fisik nya sangat mirip dengan Naka, tetapi mereka dapat merasakan hawa yang mencekam dari kehadiran sosok itu. Cerminan dari bulan merah, jika Naka melambangkan bulan biru dengan cahaya putih bersih yang menandakan bahwa dia adalah seorang titisan langsung dari Dewi bulan maka, sosok itu melambangkan bulan merah dengan cahaya merah yang mengkilap yang membuktikan bahwa dia adalah wujud dari kegelapan itu sendiri.

ATAP UNTUK MENETAP [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang