24 | Phoenix Wings ✨✨

1.2K 232 65
                                    

Note : Ini bukan cerita BxB‼️
.
.
.
.
Mengandung unsur kemampuan Spesial
.
.
.
.
Semua yang terlihat di mata belum tentu kebenarannya
.
.
.
.
Happy Reading 🍀
.
.
.
.
Di sarankan untuk mengaktifkan kuota!

Jevan yang langsung menggunakan kemampuan nya untuk membentuk lingkaran api untuk melindungi nya diri dari ular itu pun berhasil. Ular itu tidak berani mendekati nya lantaran api yang berkobar cukup tinggi.

Merasa aman untuk saudara nya yang lain ikut turun pun, Jevan meneriaki mereka agar cepat turun dari atas sana dan mengambil posisi aman di dalam lingkaran api yang Jevan buat itu.

"Turun woi! Jangan melamun di atas!" teriak Jevan yang membuat mereka semua langsung ikut terjun ke tengah kobaran api.

Hal pertama yang menyambut Jevan bukan lh pelukan atau semacam nya namun, satu pukulan di perut nya yang di lakukan oleh Marka dengan tatapan marah nya.

"Kamu apa-apaan tadi hah?! Mau jadi sok pahlawan?! Pikir Jev! Lo bisa aja mati tadi, kalau kekuatan Lo telat sedetik aja!" Marka benar-benar murka sekarang, dan hal itu karena rasa takut nya pada Jevan yang tiba-tiba meloncat begitu saja padahal diri nya bisa mati kapan saja oleh ular raksasa itu.

Mereka semua terdiam takut mendengar amarah Marka itu, baru kali ini mereka di perlihatkan bentuk emosi Marka itu seperti apa dan hal itu membuat mereka takut untuk menegur nya, bahkan Jevan yang ingin marah karena di pukul pun langsung tertunduk dan mendengar semua emosi yang Marka luap kan pada nya.

"Maaf bang, gue tadi cuman takut kita kelamaan," cicit Jevan ragu untuk mendongak dan menatap mata Marka secara langsung.

Tiba-tiba seseorang langsung memeluk Jevan erat dan itu membuat Jevan mendongak untuk melihat nya dan hal pertama yang Jevan lihat adalah Marka yang kedua mata nya sudah berkaca-kaca sembari memeluk nya. Hal itu tentu saja membuat Jevan merasa bersalah dengan tingkah nya tadi yang gegabah dan langsung terjun ke arah ular putih raksasa itu.

"Lain kali jangan di ulang, nyawa itu cuman satu dan nggak ada ganti nya," ucap Marka sembari mengusap punggung Jevan.

"Duh maaf nih ya ganggu acara pelukan nya, tapi itu ular nya nyoba masuk tuh." Tunjuk Haivan ke arah ular yang sedari tadi terus berdesis dengan mengeluarkan lidah nya untuk mengancam.

Cakra menatap ular itu berbinar sembari berdecak penuh kekaguman dengan Jivan yang ikut kagum melihat sesosok ular raksasa dengan mahkota yang bersinar di atas kepala sang ular.

"Keren ya Cak, ada mahkota nya kayaknya dia cewe deh," ucap Jivan tanpa mengalihkan pandangan nya pada sosok sang ular putih.

"Iya kayak nya Jiv, cewek sih menurut gue, soalnya sisik nya putih bersih nggak kayak cowok yang jorok," balas Cakra dengan melihat kagum pada sisik-sisik ular yang berwarna putih bersih dan mengkilap.

Ular putih yang mendengar perkataan Jivan dan Cakra itu semakin berdesis dan menjulurkan lidah nya serta sesekali menampakkan taring gigi nya untuk mengancam Jivan dan Cakra.

"HEH ANAK MANUSIA! SAYA INI JANTAN! ENAK SAJA DI BILANG BETINA!"

"Oalah Cowok dia Ji--HAH! DIA NGOMONG?!" pekik Cakra saat tersadar bahwa yang mengatakan hal itu adalah sosok ular putih raksasa di depan mereka.

Mereka berenam dengan Naka yang sedang di bopong Jivan melangkah mundur karena ketakutan pada sosok ular putih itu, walau mereka di lindungi oleh lingkaran api buatan Jevan. Itu belum bisa memastikan mereka untuk aman saat ini.

ATAP UNTUK MENETAP [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang