22 | Hutan 🌳

1.4K 236 61
                                    

Note : Ini bukan cerita BxB‼️
.
.
.
.
Mengandung unsur kemampuan Spesial
.
.
.
.
Semua yang terlihat di mata belum tentu kebenarannya
.
.
.
.
Happy Reading 🍀
.
.
.
.

Kegelapan semakin menelan mereka lantaran cahaya rembulan tidak dapat menembus rindang nya pepohonan tersebut, walau hujan telah berhenti sejak sejam yang lalu namun, mereka masih belum dapat bernapas lega lantaran jarak yang mereka tempuh untuk sampai ke rumah peninggalan eyang Haivan masih cukup jauh.

Dapat Marka lihat dari arloji yang terpasang di lengan sebelah kanan nya waktu sudah menunjukan pukul setengah delapan malam yang berarti sudah melewati waktu Isya yang seharusnya. Buru-buru Marka melakukan tayamum di dalam mobil itu dan sholat dalam keadaan duduk.

"Allahuakbar." Kalimat takbir yang di ucapkan oleh Marka mampu membuat perhatian mereka semua tertuju ke arah Marka yang sedang melaksanakan sholat dalam keadaan duduk. Marka termasuk penghuni kost yang paling taat ibadah di bandingkan yang lain, Melihat hal itu sempat terbesit di hati mereka untuk melakukan hal yang sama seperti Marka namun, untuk hafal niat sholat saja mereka masih belum mampu.

"MasyaAllah banget ya bang, bang Marka masih sholat dalam keadaan khusyuk walau dalam posisi yang bisa di bilang kurang nyaman," bisik Cakra pada Haivan yang duduk di sebelah nya.

Haivan hanya dapat tersenyum mendengar itu, ia sendiri tahu bahwa penghuni tertua di rumah kost itu sangat lah taat ibadah, pernah suatu hari Marka mengajak mereka untuk menunaikan sholat Jum'at berjamaah di masjid namun, mereka semua menolak dengan berbagai alasan sampai akhirnya Marka pergi seorang diri.

"Bang Marka memang layak untuk kita contoh, memang nggak harus secara instan, tapi kita bisa berproses untuk memperbaiki diri karena cara menikmati hasil adalah dengan cara menjalankan proses nya terlebih dahulu," ucap Naka yang di dengar oleh semua orang di dalam mobil tersebut. Mereka merenungi sifat mereka selama ini yang masih jauh dari kata taat, padahal Tuhan sudah menitipkan mereka kemampuan khusus yang berbeda dari manusia lain.

Jevan tersenyum mendengar hal itu, lantaran baru kali ini Naka berbicara panjang lebar pada mereka. "Bener kata Naka. Apapun itu yang penting kita berusaha untuk memperbaiki apa yang kurang dari diri kita, dari situlah kita dapat merubah diri kita menjadi lebih baik dari sebelumnya."

Marka menyelesaikan sholat nya dalam keadaan tenang lalu mengangkat tangan nya untuk berdoa kepada Allah SWT.

"Kalian bicara apa ta-

Brak!

Belum sempat Marka menyelesaikan pertanyaan nya, perkataan nya harus di tunda terlebih dahulu lantaran mobil mereka menghantam sebuah pohon besar yang tidak dapat Jevan hindari sehingga membuat Rayyan serta Jivan yang tertidur langsung terbangun begitu saja.

Beruntung dalam tragedi itu tidak ada yang terluka sama sekali, karena memang Jevan sempat mengerem sehingga meminimalisir efek dari benturan mobil dengan pohon besar itu. Satu persatu dari mereka mulai keluar dari mobil dan giliran terakhir yang turun dari mobil adalah Naka.

"Aduh pakek segala nabrak lagi," ucap Haivan menarik rambut kepala nya sendiri lantaran karena merasa prustasi.

"Sumpah tadi gue nggak lihat ada pohon karena kabut nya semakin tebal aja, maaf ya. Ada yang luka nggak?" tanya Jevan khawatir bahwa salah satu anggota nya ada yang mengalami luka akibat dari kecelakaan tadi.

ATAP UNTUK MENETAP [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang