19 | Lengkap ✔️😈⚠️

1.7K 241 55
                                    

Note : Ini bukan cerita BxB‼️
.
.
.
.
Mengandung unsur kemampuan Spesial
.
.
.
.
Semua yang terlihat di mata belum tentu kebenarannya
.
.
.
.
Happy Reading 🍀
.
.
.
.

Siang ini mereka bertujuh duduk di ruang tamu untuk menunggu kedatangan pemilik kost yang tidak pernah mereka temui, setelah kejadian yang terjadi di sekolah, suasana rumah sangat suram bahkan Naka tidak memasak makan siang untuk mereka dan hal itu membuat mereka menahan rasa lapar nya sampai saat ini.

"Ini bapak kost nya lama banget dah," gerutu Haivan yang ingin segera dari pergi dari suasana suram di ruang tamu itu.

"Sabar kali Van, masih di jalan mungkin," ucap Rayyan yang mencoba mengusir rasa bosan nya dengan bermain game di ponsel.

Cakra lapar, sangat lapar sekarang. Setelah kejadian di sekolah acara makan cantik nya harus ia akhiri karena perdebatan itu dan juga saat sampai di rumah Cakra berharap bahwa Naka akan memasak makan siang untuk diri nya dan yang lain namun, mereka harus menelan fakta bahwa Naka tidak ingin masak hari ini.

"Abang laper nggak?" tanya Cakra kepada Jevan yang duduk tepat di samping diri nya.

"Laper lah, tapi ya gitu deh," jawab Jevan jujur.

Cakra sedikit melirik Marka yang duduk dengan menunduk di antara mereka. Terlihat jelas bahwa Marka merasa bersalah dengan kejadian di sekolah tadi, sedangkan Naka dan Jivan memilih abai dan fokus terhadap kegiatan masing-masing.

Cakra sudah tidak tahan lagi dengan situasi saat ini. Cakra memberi isyarat untuk Rayyan menggunakan kemampuan nya agar Marka, Naka dan Jivan melayang dan sisa nya akan di urus oleh Cakra.

Rayyan yang mengerti akan kode tersebut langsung menggunakan kemampuan nya pada mereka bertiga.

"Lah kok melayang sih?" tanya Jivan binggung, Marka dan Naka pun binggung kenapa mereka melayang dan mereka secara serempak menoleh pada Rayyan yang tersenyum ke arah mereka.

"Uwah keren Ray, bentar gue panggilin burung-burung gue dulu." Setelah itu Haivan langsung menggunakan kemampuan nya untuk memanggil burung-burung di sekitar rumah untuk datang membawa tali.

Cakra yang melihat hal itu langsung saja menggunakan kemampuan nya untuk menyatukan ketiga teman nya itu di satu tempat yang sama.

"Kalian mau ngapain sih?" tanya Jivan sewot.

"Diam deh lu bocil," ucap Rayyan menatap tajam yang membuat Jivan langsung ciut.

"Bisa tolong stop nggak? Kita lagi nunggu tamu," ucap Marka mencoba menghentikan aksi dari adik-adik nya ini.

"Nggak bisa bang, kalau kalian masih marahan, ini cacing di perut Cakra bisa kelaparan," ucap Cakra tersenyum jahil ke arah mereka.

"Turunin Cak, itu burung nya udah sampai sama tali," titah Haivan lalu kedua burung yang membawa tali itu langsung saja mengikat tubuh ketiga nya.

Naka hanya merotasi kan bola mata nya malas, fisik nya lelah dan sekarang pikiran nya ikut lelah dengan segala tingkah kelakuan teman satu kost nya.

Naka memang tahu rencana dari Cakra karena tidak sengaja mendengar nya namun, ia memilih diam untuk menghargai privasi teman-teman nya itu.

ATAP UNTUK MENETAP [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang