Note : Ini bukan cerita BxB‼️
.
.
.
.
Mengandung unsur kemampuan Spesial
.
.
.
.
Semua yang terlihat di mata belum tentu kebenarannya
.
.
.
.
Happy Reading 🍀
.
.
.
.Setelah kejadian di taman belakang sekolah itu, Naka langsung mengajak Jivan untuk kembali ke kelas masing-masing.
Dapat Naka lihat Jevan yang tengah sibuk menyalin pr untuk mata pelajaran yang akan datang, mungkin saking sibuk dan fokus nya Jevan tak sadar bahwa Naka sudah duduk di samping Jevan.
Ini si Naka udah pr nya belom ya?
Kok nggak balik-balik.
Naka tidak habis pikir dengan pikiran Jevan, nyatanya mata Jevan fokus kepada pr nya tapi pikiran nya masih sempat memikirkan Naka.
"Aku di samping Jevan,"
"Allahuakbar!"
Jevan kaget setengah mati saat mendapati Naka sudah menatap nya dengan intens.
"Sejak kapan Na?" tanya Jevan dengan mengusap dada nya.
"Sejak tadi," ucap Naka singkat.
Lalu Jevan kembali mencoba fokus ke pr nya, pr nya masih banyak tolong, guru mata pelajaran ini sangat menyiksa pr dari halaman 6 sampai 12, kan itu namanya penyiksaan terhadap murid.
Tapi sempat-sempatnya Jevan memikirkan dari mana saja Naka selama jam istirahat tadi.
Naka sempat makan nggak ya istirahat tadi?
Dia nya juga dari mana anjir di cariin nggak ketemu.
Naka hanya geleng-geleng kepala dan kembali merespon Jevan, lebih dari biasanya. Biasanya Naka hanya mengabaikan isi pikiran Jevan namun, untuk kali ini entah mengapa Naka ingin merespon hal itu.
"Aku dari taman belakang sekolah dan Aku makan nya nanti pas di kost aja,"
"HAH?!" pekik Jevan kaget karna Naka bisa dengan mudah membalas isi pikiran nya barusan.
Atensi semua murid di kelas sudah tertuju ke arah mereka namun, lebih memilih untuk menyimak keadaan dari pada kena otot Jevan yang bisa masuk rumah sakit kan?
Melihat wajah kekagetan Jevan, Naka langsung tersenyum ke arah Jevan yang membuat Jevan terpaku dalam pandangan nya, Naka yang menyadari bahwa Jevan hanya diam buru-buru merubah ekspresi nya untuk kembali datar.
Jevan syok sangat syok baru kali ini Jevan melihat senyuman seperti bulan purnama yang bersinar di bawah indah nya langit malam.
"NAKA SENYUM KE GUE?!"
Teriakan Jevan membuat semua orang di kelas kaget dengan hal itu tapi lagi-lagi tidak berani bertanya.
Gilak Jevan cuy gila amat sama Naka.
Senyum Naka tadi manis banget anjir, wajar Jevan teriak.
Sumpah Naka pipi nya kayak mochi.
Calon iman dari anak-anak ku udah ku pilih dan itu adalah Naka.
Naka hanya menunduk mendengar isi pikiran teman kelas nya itu, Naka tidak tau dampak dari semua itu sangat membuat Jevan bangga kepada diri sendiri, ya walau bukan orang pertama yang mendapat senyum Naka di rumah, tapi Jevan menjadi orang kedua di rumah yang dapat melihat senyum Naka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATAP UNTUK MENETAP [SUDAH TERBIT]
Ficção AdolescenteMengisahkan tentang tujuh orang remaja SMA yang tidak saling mengenal dan tinggal di bawah atap rumah yang sama, mereka saling menutupi rahasia masing-masing yang tidak ingin di ketahui oleh siapapun, rahasia di balik kemampuan khusus yang mereka mi...