Bab 24. DIPERMALUKAN

2K 187 27
                                        

Di KK sudah tamat ya.
Pdf juga udah ready.

***

Fera sudah menyiapkan rencana yang matang, setelah apa yang Yuda dan Gisel perbuat maka tidak ada lagi rasa belas asih. Ia menggenggam tangannya dengan begitu kencang, rasanya dendam di dalam dada benar-benar memuncak. Bagaimana bisa mereka sekejam itu memfitnah dan memutar balikkan fakta. Bahkan membiarkan dirinya dihajar masa hingga babak belur, sungguh ia tidak bisa mentolerir ini lagi.

Waktu yang ia tunggu akhirnya tiba, ia melipat kertas berisikan surat perceraian yang harus ditanda tangani oleh Yuda. Karena ia tahu surat yang diberikan waktu itu telah dibuangnya. Saat semuanya asik makan, dan Fera melihat laki-laki yang paling ia benci datang tanpa rasa bersalah bahkan justru nampak ceria itu. membuatnya makin muak. Lekas ia bangkit dari duduknya membuat rekan kerjanya tersentak kaget. "Mau ke mana?"

Fera hanya tersenyum sesaat lalu melangkah ke arah Yuda. Pergerakannya diperhatikan oleh semua orang. Berbisik-bisik bahwa perempuan itu tidak tahu malu. "Lihat deh, diakan yang diceritakan itu kan, yang pelakor digebukin itu. lihat aja tuh wajahnya masih biru-biru gitu, ih, kok masih punya muka ya datang ke kantor dan sekarang mau dekati Pak Yuda lagi...."

"Iya, gila banget sumpah, nggak punya malu."

"Kalau gue sih udah pasti memilih keluar dari sini nggak sih?"

Ucapan itu semua terdengar sepanjang ia melangkahkan kaki dan Fera tidak lagi peduli. Ia mengeluarkan kertas yang ia simpan lalu berdiri tepat di hadapan Yuda. Pria itu menghentikkan kegiatannya memakan nasi dan lauk di hadapannya lalu menatap sang istri. Sontak ia melotot kaget karena tidak sangka calon mantan istrinya itu berani mendatanginya ditempat ramai seperti ini. "Mau apa kamu?" tanya Yuda lirih. Ia sempat melirik ke arah karyawan lain dan dirinya tidak boleh terlihat cemas, takut apalagi ragu. Ia harus tegas. "Kamu tidak kapok sudah dilabrak istri saya?" serunya.

Semua orang benar-benar sedang fokus menatap pada mereka. Bahkan tidak ada satupun yang menyentuh makananya karena ingin melihat apa yang akan terjadi. Fera tersenyum sinis lalu menyerahkan sebuah surat dan dengan lantang berucap. "TANDA TANGANI SURAT CERAI KITA!"

Deg... semua orang sontak tersedak ludah masing-masing karena mendengar hal yang plot twist. Bagaimana bisa yang meminta tanda tangan cerai justru dari Fera—pihak pelakor?

Yuda sudah panas dingin. "Kamu bicara apa sih, jangan gila kamu!"

Fera menatapnya dengan sorot kebencian. "Mas, kita sudah menikah lima tahun, dan selama ini aku sudah terlalu sabar untuk kau hajar mentalnya, sekarang, saat aku sudah mengajukan perceraian kau justru merayuku kembali. Lalu kemarin apa? Kau bahkan sampai tega memfitnahku dengan adikku sendiri. KALIAN ITU MEMANG IBLIS TIDAK PUNYA HATI!!"

Huaaa... Kantin benar-benar dibuat heboh seheboh-hebohnya.

David yang melihat dan menyaksikan itu menghela nafas, kemudian melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam kantin khusus bos.

Yuda benar-benar dihujat habis-habisan, mereka bahkan berebut ingin melihat bukti surat gugatan cerai dan melihat keasliannya. Semuanya langsung mengatakan hal serupa jika surat tersebut benar-benar asli. Suasana kembali heboh dan tidak habis pikir dengan ular Yuda, bagaimana bisa laki-laki itu mem-fitnah istri sahnya sendiri dengan selingkuhannya?

Karyawan yang sempat memukuli Fera, sangat shock saat mendengarnya. Mereka panik, pucat dan sangat merasa bersalah. Beberapa orang saling sikut karena khawatir akan nasib mereka.

Kembali pada Fera yang masih menunggu tanda tangan sang suami. Ia bahkan mengeluarkan pena agar laki-laki bajingan itu segera mencoretkan tinta di sana. Yuda gigit bibir bawahnya, jantungnya berdegup tidak karuan. Bagaimana ia bisa sebodoh itu percaya pada Gisel... saat seperti ini tentu hanya dirinya yang kena masalah, sebab Gisel tidak berhubungan dengan kantor maka ia aman. Ah, benar-benar sialan....

"Fer, aku minta maaf... aku tidak...."

Plak!

Semua makin heboh saat melihat Fera menampar wajah Yuda yang sudah tidak ada harga dirinya. "Ke-kenapa kamu memukulku?" Ia masih tak percaya dengan keberanian Fera.

Plak!

Kembali sang istri menamparnya membuat kesabaran Yuda habis. "LO GILA YA, BERANI LO NAMPAR GUA, HAH! DASAR ISTRI NGGAK TAHU DIRI, ISTRI NGGAK GUNA, MANDUL, ISTRI PALING BODOH DI DUNIA. GUA NIKAHIN LO ITU TANPA CINTA, GUA CUMA BUTUH UANG KELUARGA LO DOANG, BRENGSEK. BERANI- BERANINYA LO KURANG AJAR SAMA GUA HANYA KARENA GUA BERSIKAP LUNAK. DASAR CEWEK LONT*, BANGS*T." Yuda meraih kerah seragam Fera, wanita itu tidak gentar sama sekali, sebab itu memang tujuannya agar sang suami memperlihatkan betapa busuk dirinya ketika bersama sang istri. Beberapa karyawan mulai memvideo secara diam-diam.

Dan itu dijadikan kesempatan untuk Fera agar Yuda semakin buruk di mata semua orang dan ada jejak digitalnya. "Lo yang bangsat!" bisiknya dengan sangat keji.

PLAK-PLAK... Yuda berkali-kali menampar wajah Fera, membuat semua orang gaduh dan langsung menghentikan aksi Yuda. "Lo gila ya, berani sama cewek!!" Para laki-laki mulai membantu serentak. Karena tidak tega melihat Fera diperlakukan keji.

"DIA ITU BAJINGAN, LO JANGAN PERCAYA SAMA SETAN ITU. DIA ITU IBLIS, ISTRI NGGAK GUNA... NYESEL GUA NIKAHIN LO. BRENGSEK!!!"

Yuda yang sempat lepas dari pegangan, langsung menyerang Fera lagi. Namun, tangannya yang hendak memukul wajah sang istri mendadak terhenti udara. Mata Fera yang terpejam sontak terbuka lagi dan semua orang terdiam seketika. David dan beberapa atasan lainnya datang. Lengan Yuda masih dicengkram oleh sang Manager Marketing.

Fera meneguk ludah, kegaduhannya makin parah sekarang. Dan saat hening, televisi yang memang ada di sudut-sudut kantin mendadak berganti gambar, yaitu video kegiatan mesum antara Yuda dan Gisel—di ruang tengah rumah mereka. Sontak semua orang heboh, mencaci maki, sementara Yuda melirik Fera dengan ngeri. Ia tidak sangka jebakan itu justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Ia benar-benar tidak muka sekarang. Video itu bahkan tidak di blur, benar-benar nyata dan jelas, hanya sedikit bersyukur sebab lampu padam, hanya terlihat remang-remang yang jelas.

"Wah, Yuda benar-benar penjahat kelamin, bisa-bisanya berbuat mesum di rumah sendiri, sampai direkam istrinya nggak sadar. Sinting... gila... jeblosin penjara aja!" seruan itu terdengar dan didukung yang lainnya.

Yuda geleng-geleng kepala. "Tolong, jangan, saya tulang punggung kalau saya dipenjara bagaimana nasib Ibu dan Adik saya...." Ia meminta belas asih. Lalu menatap Fera yang masih sinis, ia kembali menghentakkan tangan David dan lepas kemudian gegas sujud di kaki sang istri. "Fer, tolong, ampuni aku, jangan sampai aku dipenjara, kamu tahukan tanpaku Ibu dan Adikku tidak bisa makan... tolong, Fer...." Ia benar-benar mengemis.

Fera tak bergeming sama sekali. "Fer, tolong, kamu nggak ingat betapa baik Mama dan Cecil padamu...."

Fera yang mendengar itu langsung tersenyum sinis. "Ibu yang mana? Oh, yang selalu menyuruhku mengerjakan semua pekerjaan rumah macam pembantu, yang selalu membuatku bekerja keras di rumah sampai aku keguguran dan tidak bisa memiliki anak lagi, atau yang merampas semua perhiasanku demi adikmu?"

Wah, suasana kembali heboh karena kebusukan keluarga Yuda habis dikuliti di depan umum. Yuda benar-benar tertunduk pasrah....

BALAS DENDAM SANG ISTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang