PART 3

504 28 0
                                    

INGAT JANGAN NGECOPY SEPERTI AKUN MBAK callmesya04 INI DARI AKUN LAMA SAYA YANG HILANG DARI DESKRIPSI/PROLOG SAMPAI CERITA LAIN NYA!!!

[Ada adegan kekerasan‼️harap bijak dalam membaca! Anak di bawah umur harap menyingkir] 

Tidak menerima pembaca gelap🚫

"Aaaaa!"

Afan yang mendengar suara itu spontan menuju sumber suara. 

"Ada apa ini?" tanya Afan. Ia melihat Devi dan Cantika yang terjatuh. 

"T–tuan,"

Afan membantu Devi berdiri dan mengabaikan panggilan Devi. Setelah Afan membantu Cantika, Cantika menatap tajam Devi.

"Kamu sengaja bikin saya jatuh, 'Kan, hah!?" bentak Cantika. 

"Tidak, maaf ... aku tidak sengaja," ujar Devi dengan mata yang memohon. 

"Saya liat kamu ya, kamu sengaja numpahin air di lantai biar Saya jatuh!" ucap Cantika masih dengan nada tinggi. 

"Sudah! Tidak ada yang boleh ribut di Mansionku, dan ... kau ikut aku." tunjuk Afan kepada Devi, Devi hanya menuruti apa yang di katakan Afan.

Devi mengikuti Afan hingga di dalam ruangan kerjanya. 

"Sudah aku bilang! Jangan berbuat macam-macam!" bentak Afan.

Devi menundukkan kepalanya, sungguh! Bukan Ia yang melakukannya. 

"T--tapi,"

"Tidak usah mengelak! Kau perlu di beri hukuman!" ucap Afan menekankan setiap kata yang Ia ucapkan. 

Afan menyeret Devi kedalam suatu ruangan yang sangat mencekam. 

Bruk! 

Afan mendorong Devi dan mengikat lengan dan kakinya. 

Plak! 

Kini t4mparan dari Afan yang mendarat di pipi mulusnya. Afan mengeluarkan p1s*u kecil dari saku celananya. 

"T--tidak, hiks ... lepaskan aku! Aku tidak bersalah!" jerit Devi. Namun, tak membuat hati Afan bergerak. 

Sr3tt!

Devi meringis kala p1s*u kecil itu menggores tangannya, d4rah segar keluar dari goresan itu. 

"Hiks ... sakit! Lepaskan aku!" teriak Devi.

Afan bukan menghentikan aktivitasnya yang meny1ks4 Devi, Ia malah kembali menggoreskan p1s*u itu di pipi Devi.

Devi hanya diam, Ia tidak melawan. Mungkin, ini takdir untuknya! Pikirannya sudah menerawang jauh bahwa Ia akan m4t1 sebentar lagi. 

"Sangat indah!" ucap Afan kala melihat goresan-goresan yang Ia buat di lengan, pipi, dan bibir Devi.

Lalu Afan keluar dari ruangan itu dan tanpa perasaan Afan mengunci Devi di dalam sana. 

"Fan!" panggil Cantika yang tiba-tiba muncul. 

"Hm?"

"Dimana wanita itu!? Aku harus memberikan pelajaran kepadanya!" kata Cantika dengan wajah kesal.

"Dia sudah aku urus." Setelah mengucapkan itu, Afan pergi begitu saja dari hadapan Cantika.

Melihat kepergian Afan, Cantika tersenyum menang! Rencananya berhasil.

'Tidak ada yang bisa merebut Afan dariku' batin Cantika.

Di sini lain Devi tengah mengobati lukanya. Ia menemukan kotak P3K di ruangan itu, mungkin ini keberuntungannya. 

Setelah mengobati lukanya, Devi duduk bersandar ke dinding. Air matanya meluncur begitu saja, tidak! Ia tidak boleh lemah. Devi menghapus air matanya, baiklah! Kini Ia tidak akan selemah yang orang lihat.

'Mom, Dad, bolehkah Sri kembali seperti dulu? Sri ingin menjadi gadis yang kuat seperti yang Kak Aqela ajarkan' batin Devi. 

Tanpa sadar, Devi tertidur di ruangan itu. Mungkin Ia lelah, Malang bukan nasibnya?. 

gadis cantik kesayangan mafia kejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang