part 28

668 47 6
                                    

INGAT JANGAN NGECOPY SEPERTI AKUN MBAK callmesya04 INI DARI AKUN LAMA SAYA YANG HILANG DARI DESKRIPSI/PROLOG SAMPAI CERITA LAIN NYA!!!

Afan menyusul Devi ke kamar.

Cklek!

Ia melihat Devi yang duduk di sisi ranjang memunggunginya. Punggung Devi bergetar.

"Dev!" panggil Afan.

Devi menghapus air matanya dengan kasar. Ia membalikkan badannya.

"Hm?"

"Kau menangis?" tanya Afan panik.

"Tidak!" elak Devi.

Devi pikir Afan bodoh 'kah? Suara Devi yang parau, matanya yang sembab, juga sisa air mata di sudut matanya. Afan sudah tau jika Devi menangis.

"Kau percaya dengan omongan Cantika?" tanya Afan menghampiri Devi.

Devi menundukkan kepalanya.

"Jawab pertanyaan ku," ucap Afan.

Devi tidak merespon apa-apa.

"Hei, dengar! Apa yang di ucapkan Cantika itu tidak benar. Kau percaya dia dari segi mana, hah?" tanya Afan.

"Ada perasaan yakin tak yakin. Aku mencoba mempercayai mu! Aku hanya berpesan! Jika apa yang di ucapkan Cantika benar, bertanggung jawablah!" ujar Devi mengelus rahang tegas milik Afan.

"Kau mencoba mempercayaiku? Tapi sepertinya tidak!" bantah Afan.

Afan tau, saat ini perasaan Devi tengah terluka.
"Kau janji kepadaku?" tanya Afan.

"Janji apa?" tanya Devi balik.

"Tapi kau harus janji!" kekeuh Afan.

Devi mengangguk.

"Janjilah untuk tidak meninggalkan ku apapun keadaannya. Dan tetaplah bertahan jika terjadi sesuatu yang menimpa aku, kau, ataupun kita." Afan menggenggam lengan Devi yang tengah mengelus rahangnya.

"Aku tidak janji! Kita lihat nanti," ucap Devi.

"Kau sudah berjanji tadi!" rengek Afan.

Devi terkekeh pelan.

"Kau cantik!" celetuk Afan.

"Apa?" tanya Devi.

"Tidak!"

"Tadi kau bilang apa?"

"Tidak ada!"

Devi menatap tajam Afan. Begitulah lelaki gengsi tingkat dewa, lelaki memang mendahulukan gengsinya.

S
K
I
P

Hari ini adalah hari weekend. Banyak sepasang kekasih yang menghabiskan waktu berdua di tempat romantis.

Pagi hari ini juga defan tengah melihat pemandangan alam dari balkon kamarnya. Devi sudah membujuk Afan untuk pergi ke taman, namun Afan menolak mentah-mentah.

"Sayang, maaf!" rengek Afan manja.

Devi mendengus kasar.

"Lagi pula untuk apa ke taman jika aku bisa membawa mu keliling dunia?" tanya Afan.

Devi mendelik kearah Afan. Afan memeluk Devi dari belakang.

"Diam atau aku pergi bersama Frans!" ancam Devi.

Ucapan Devi mampu membuat Afan diam. Seperti anak kucing bukan?

Devi mengelus lengan Afan yang memeluk erat perutnya.

Devi be like: gini-gini juga pacar aing!🗿

gadis cantik kesayangan mafia kejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang