PART 7

476 29 0
                                    

INGAT JANGAN NGECOPY SEPERTI AKUN MBAK callmesya04 INI DARI AKUN LAMA SAYA YANG HILANG DARI DESKRIPSI/PROLOG SAMPAI CERITA LAIN NYA!!!

Dor!

Dor!

Dua tembakan melesat, tembakan itu hampir saja mengenai Afan. Namun dengan lihai Afan mampu menghindarinya.

Devi yang mendengar suara tembakan itu pun membuka pintu toilet dan mengintip. Ia melihat Afan yang hampir saja terkena tembakan.

"Tetap di dalam! Jangan membantah!" ujar Afan karena tahu Devi yang tengah mengintip.

Devi kembali menutup pintu toilet dan menguncinya, di luar terdengar suara tembakan yang bersahutan.

'Ya tuhan! Ada apa ini?' batin Devi bertanya-tanya.

Tidak berselang lama suasana kembali hening, tidak ada lagi suara Afan, tidak ada lagi suara tembakan. Devi yang penasaran membuka pintu toilet, baru saja ia membuka pintu, tiba-tiba....

Dor!

"Sh1tt!" umpat Afan.

Tembakan itu melesat ke arah Devi, tapi tiba-tiba Afan datang dan tembakan itu mengenai bahu kanan afani.

Dor!

Tiba-tiba Frans datang bersama anak buah Afan dan menembak pria yang menembak Afan, tepat mengenai dadanya. D4rah bercucuran menembus pakaian yang di pakai oleh pria itu, pria itu tergeletak tak bernyawa.

SKIP!

Kini Devi tengah memapah Afan ke kamarnya, mereka sudah berada di mansion Afan. Sedangkan pria itu? Frans dan yang lain telah mengurus pria itu. Devi mendudukan Afan di ranjang.

Devi sempat berfikir 'mengapa tangannya yang sakit tapi kakinya yang pincang, modus!'

"obati lukaku!" titah Afan.

Devi tak membantah, ia mengambil kotak P3K di atas nakas. Saat akan mengobati Afan....

"Ngobatinnya gimana?" tanya Devi polos.

Afan membuka jas yang ia kenakan, membuat Devi syok.

"Hah!? Tuan mau ngapain buka baju!" pekik Devi mengalihkan pandangannya dari Afan.

Afan hanya menatap dingin Devi.

"Cepat obati lukaku, jangan banyak bicara," kata Afan.

Akhirnya Devi mengobati luka Afan, Devi terus nyerocos tak jelas.

"Ngapain juga main tembak-tembakan, jadi ke tembak, 'kan," gumam Devi namun masih terdengar oleh Afan.

Devi terus melanjutkan gumamanya yang tak jelas.

"APA KAU TIDAK BISA DIAM!? KAU YANG MEMBUATKU TERLUKA! MENGAPA JADI AKU YANG SALAH, HAH!?" bentak Afan.

Devi tersentak kaget, apakah ia salah?. Afan yang kesal masuk kedalam toilet dan menutup kencang pintu toilet.

Brak!

gadis cantik kesayangan mafia kejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang