part 12

481 27 0
                                    


INGAT JANGAN NGECOPY SEPERTI AKUN MBAK callmesya04 INI DARI AKUN LAMA SAYA YANG HILANG DARI DESKRIPSI/PROLOG SAMPAI CERITA LAIN NYA!!!

"Sudahlah, cepat!"

Afan menarik lengan Devi ke parkiran mobil.

"Pilih mobil yang mana?" tanya Afan.

Devi hanya menatap cengo mobil mewah itu, mungkin ada lebih dari 10 mobil. Harganya juga bisa mencapai 900 miliar, ada juga yang sampai 6-7 triliunan.

"Cepat pilih!"

Devi melihat-lihat semua mobil itu, akhirnya ia memilih mobil berwarna hitam yang sangat mengkilat.

"Siapkan mobil itu!" titah Afan kepada bodyguardnya.

Bodyguard itupun menyiapkan mobil.

DI PERJALANAN!

'Mau kemana sih?' batin Devi bertanya-tanya.

"K--kita akan kemana?" tanya Devi terbata-bata.

"Tidak usah banyak bicara," cicit Afan tetap fokus pada jalanan.

"Baiklah." Devi menekuk wajahnya, mengembungkan pipi chubbynya.

Afan melirik sekilas Devi, ia tersenyum tipis. Senyum yang telah lama hilang kini mekar kembali.

Ckitt!

Mobil Afan berhenti di sebuah Mall khusus orang-orang terpandang.

"Untuk apa kita disini, Tuan?" tanya Devi heran.

"Membeli topeng!" ketus Afan.

Afan melepas sabuk pengamannya dan keluar dari mobil membukakan pintu untuk Devi. Devi pun keluar dengan wajah yang ditekuk. Afan berjalan mendahului Devi, Devi pun menyusul Afan dan mengikutinya di belakang.

Bruk!

Tiba-tiba Afan berhenti, Devi menabrak punggung kekar Afan. Afan membalikkan badannya dan melihat Devi yang tengah mengusap dahinya.

"Kenapa?" Dengan Datar Afan menanyakan seperti itu.

Rasanya Devi ingin mencakar-cakar wajah Afan yang datar. Devi hanya mendelik.

Devi berpikir, ia adalah budak Afan. Tapi mengapa ia tidak di kurung seperti dalam novel-novel itu. Saat Devi tengah memikirkannya, Afan menarik lengan Devi masuk kedalam Mall.

"Pilih apapun yang kau inginkan!" ucap Afan dengan wajah datar.

"Hah!?" Kaget Devi.

"Kau tuli?"

Ucapannya singkat, namun pedas.

Devi kembali mendelik, satu kata untuk Afan. Menyebalkan.

Devi berjalan melewati Afan dengan kaki yang di hentak-hentakan. Afan yang melihat itu terkekeh geli, Afan memakai topinya agar tidak ada yang menyadari kehadirannya.

Grep!

Afan merangkul pinggang ramping Devi, Devi cukup terkejut dan memberontak.

"Tuan! Lepas," Devi memberontak.

"Diam!" sarkas Afan dengan tatapan tajamnya yang menusuk.

Devi pun diam dan hanya menuruti apa yang Afan katakan. Gadis penurut! Afan dan Devi pun keliling Mall dengan di kawal beberapa bodyguard.

gadis cantik kesayangan mafia kejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang