Sakura berada dalam lift yang membawanya, Sasuke dan Mikoto menuju kamarnya dilantai empat.
Sasuke berdiri kaku disebelah Sakura, jantungnya tak henti berdebar kencang.
Jarak mereka yang dekat, membuat hidung Sasuke menghirup wangi segar Sakura.
Aroma memabukkan Sakura membuatnya terlena.
Pintu lift terbuka, Mikoto bergerak duluan menuntun Sakura.
Mereka berhenti didepan sebuah pintu kamar, Mikoto meraih gagang pintu lalu mendorongnya hingga terbuka, menampilkan sebuah ruangan serba pink dengan ranjang besar berada ditengah-tengahnya.
Sakura menyimpan gawai yang tadi menjadi pusat perhatiannya, namun kini atensinya tertuju pada kamarnya yang tampak berbeda dari terakhir kali dilihatnya.
Kaki jenjang Sakura bergerak masuk, lalu berdiri disebelah ranjang besar dalam kamar tersebut.
Iris hijau hutan Sakura menyapu seluruh kamar, kemudian berjalan menuju walk in kloset.
Di sana telah tertata rapi segala tetek-bengek kebutuhan perempuan, seperti lemari kaca yang berisi bermacam merek dan model sepatu.
Sakura membuka salah satu lemari, ternyata sudah tersedia pakaian dengan merek yang sedang naik daun dikalangan remaja.
"Bibi, tata barang bawaanku dalam lemari." Perintah Sakura menghadap wanita dewasa yang diketahuinya ibu dari pemuda nerd, yang tadi juga ikut menjemputnya ke bandara.
Mikoto yang sedari tadi sibuk mengagumi rupa Sakura, terperanjat saat tiba-tiba gadis itu menatapnya.
Buru-buru ia mengangguk dan lekas melaksanakan perintah Sakura.
Sasuke membantu Mikoto menata pakaian, dan barang bawaan Sakura yang berada dalam koper.
Sementara Sakura melangkah keluar dari walk in closet, meninggalkan ibu dan anak yang tengah sibuk dengan tugas yang diberikannya.
Sakura mendekati balkon kamar, angin berhembus pelan menerpa wajahnya.
Matanya menatap langit biru yang bersinar terang siang ini.
Puas menatap langit, Sakura kemudian memanggil Sasuke.
"Sasuke?"
Langkah kaki mendekat, Sakura berbalik menghadap sosok yang berdiri kikuk dengan kepala tertunduk menghadap lantai.
"Apa lantai itu lebih menarik ketimbang aku?" Tanya Sakura sedikit kesal.
Sasuke mengangkat kepalanya, lalu membungkuk mengucapkan maaf.
"Maaf nona, bukan maksud saya enggan bersitatap dengan nona, tapi saya merasa malu jika bertatap muka dengan gadis secantik anda."
Sasuke berkata cepat, takut Sakura membencinya karena merasa direndahkan.
Sasuke terbuai dalam kesejukan manik mata hijau Sakura, ia tertegun saat merasa bahwa dirinya telah terjatuh begitu dalam, pada pesonanya.
Sakura maju dua langkah, ia berjinjit lalu berbisik di cuping Sasuke.
"Bawakan cemilan untukku. Aku tunggu di taman bunga, jangan pake lama." Bisik Sakura sembari meniup kuping Sasuke.
Sasuke gemetar merasakan tiupan Sakura, bulu romanya meremang seketika.
Secepatnya Sasuke pergi dari kamar tersebut, tak sanggup menerima serangan mematikan putri majikannya.
Sakura terkikik geli melihat tingkah Sasuke yang menurutnya sangat polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belle
Fanfiction{PDF READY} {Publish ulang} Salahkah jika Sasuke, pemuda miskin dan berpenampilan cupu menyukai gadis cantik yang berasal dari keluarga terpandang? Bermula ketika Sasuke bekerja sebagai tukang bersih-bersih galery foto sebuah keluarga kaya, dari san...