{5}

102 7 0
                                    

Sasuke dan Mikoto dipanggil Nagato menghadap keruang kerjanya. Mereka merinding ngeri menerima tatapan tajam Nagato. 

Mikoto membuka suara, mempertanyakan tujuan majikannya memanggilnya dan Sasuke.

"Ada gerangan apa tuan memanggil saya dan Sasuke?" 

Mikoto menunduk saat mata Nagato menghunus dengan kilat berbahaya. 

Beberapa saat kemudian, terdengar hembusan nafas panjang.

"Mikoto, mulai sekarang aku menugaskanmu menjadi maid pribadi Sakura. Dan Sasuke, aku ingin kau membimbing Sakura dalam belajar. Aku dengar kau merupakan siswa terpintar di sekolahmu, kau juga murid beasiswa berprestasi. Karena itulah aku mempercayaimu sebagai guru les privat Sakura. Apa kalian bersedia dengan tugas yang aku berikan? Untuk masalah gaji, kalian tak usah risau. Aku akan membayar kalian dua kali lipat." 

Mikoto memandang Sasuke, mereka berbicara melalui tatapan mata. Lalu keduanya mengangguk bersamaan.

"Saya bersedia menjadi pengajar nona Sakura, untuk memperdalam pengetahuan nona dalam materi pelajaran." Jawab Sasuke, berhasil menciptakan senyum kepuasan Nagato.

Lalu Nagato beralih menatap Mikoto, menuntut jawaban darinya.

"Saya merasa terhormat, Haruno sama memperkerjakan saya sebagai maid pribadi nona Sakura." 

Mikoto memang merasa senang saat Nagato menunjuknya sebagai pelayan yang akan melayani Sakura, gadis remaja yang dikaguminya. 

Diam-diam Mikoto berharap, suatu saat Sakura berjodoh dengan putranya, Sasuke.

"Satu lagi, besok pagi aku akan melakukan perjalanan bisnis keluar kota. Suamimu juga ikut serta karena dia yang akan mengendarai mobil." 

Mikoto mengangguk paham. 

Fugaku telah diangkat menjadi sopir pribadi Haruno. 

Jadi, sudah tugas suaminya untuk menuruti kehendak tuan mereka yang menginginkannya ikut serta dalam perjalanan bisnis Nagato.

"Saya mengerti, Haruno sama." 

Mereka kemudian keluar dari ruang kerja Nagato. 

Sasuke menyunggingkan senyum lebar, merasakan perasaan senang yang membuncah di hatinya. 

Sasuke berucap syukur, karena Nagato memintanya jadi guru privat perempuan yang dicintainya. 

Hal itu membuatnya selalu dekat dengan Sakura.

"Kau kesenangan ya? Kaasan juga senang Haruno sama memintamu menjadi pengajar nona Sakura. Semoga kalian berjodoh." Goda Mikoto, Sasuke mengulum senyum malu. 

Tak urung, Sasuke juga berharap kelak menjadi suami Sakura. 

Debaran menggila kembali dirasakannya, saat terbayang wajah cantik Sakura.

Tangan Sasuke terangkat, menyentuh dadanya yang kini berdebar kencang namun terasa menyenangkan. 

Ia menyukai detakan cepat pada jantungnya, setiap kali terbayang Sakura.

"Kaasan suka sekali menggodaku." Ujar Sasuke, membuat Mikoto tergelak melihat semu merah di wajah putranya.

Sasuke memalingkan muka agar Mikoto tak melihat rona kemerahan di wajahnya, tapi sayang sekali. 

Mikoto telah menangkap wajah salah tingkah Sasuke.

"Aduh, putra Kaasan sudah gede ya. Udah ngerasain rasa ketertarikan pada lawan jenis." Ucap Mikoto mengusap pipi Sasuke. 

Ia tak menduga, putra kecil yang dilahirkannya telah tumbuh besar secepat ini. 

Waktu berlalu dengan cepat, putranya kini telah beranjak remaja.

BelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang