Sakura berlari kedalam pelukan Nagato. Hari ini saat pulang sekolah, Sakura menemukan ayahnya berdiri didepan pintu masuk mansion sembari merentangkan kedua tangannya.
"Sejak kapan Daddy pulang?" Sakura bergelayut manja di lengan Nagato.
Dia merindukan momen bersama ayahnya. Dari kecil, Sakura jarang menghabiskan waktu dengan ayah maupun ibunya.
"Daddy sampai di mansion dua jam yang lalu. Maaf karena tidak memberitahumu kabar mengenai kepulangan Daddy." Ujar Nagato mendekap putrinya, yang selalu terabaikan olehnya dan Hanabi karena kesibukan mereka dalam berbisnis.
"Tak apa. Yang penting Daddy pulang dalam keadaan baik-baik saja. Hm, Daddy bawa oleh-oleh buat Saku kan?"
Sakura menatap berharap Nagato, menjadikan gelak tawa meluncur dari bibir pria tersebut.
"Hadiah yang kau minta ada di kamarmu."
Sakura secepat kilat bergerak menuju kamarnya. Ia tak sabar dan sangat penasaran dengan hadiah yang diberikan Nagato.
Brak.
Saking tak sabar melihat hadiah ayahnya, Sakura sampai membuka kencang pintu kamar hingga menimbulkan bunyi cukup keras.
Sakura tak mempedulikan debuman pintu, ia berjalan mendekati ranjang yang terdapat sebuah kotak lumayan besar.
Sakura membuka kotak yang berukuran lumayan besar itu. Mulutnya membulat takjub, dalam kotak itu berisi sebuah gaun yang sangat cantik.
"Wow, gaun ini lebih bagus daripada dress yang dibelikan Mommy." Ujar Sakura dengan mata berbinar. Ia jatuh hati melihat keindahan gaun tersebut.
Sakura berlari menuju walk in closet untuk mencoba gaun itu. Ia terpana melihat wujudnya di cermin yang persis seperti Cinderella di negeri dongeng.
"Aku seperti seorang putri di negeri dongeng."
Sakura memutar tubuhnya.
Setelahnya ia berjalan keluar walk in closet menuju ruang keluarga. Nagato mengangkat wajahnya dari tablet saat mendengar suara langkah kaki.
"Putri mana yang tersesat di mansion ku?"
Sakura tersenyum lalu menghambur duduk di pangkuan ayahnya. Mereka tertawa bersama ketika Nagato kembali melontarkan kalimat candaan.
"Ini minuman anda Tuan." Sasuke terkesima melihat Sakura yang tampak bak princess.
Nagato menatap pria itu yang terpaku menatap putrinya. Ia mengernyit melihat perubahan pada tampilan pemuda yang dulu cupu, kini berubah tampan dan trendy.
"Kau Sasuke?" Tanya Nagato memastikan.
Sasuke tersadar dari kekagumannya pada Sakura. Ia beralih menatap Nagato kemudian mengangguk mengiyakan.
"Saya Sasuke, Tuan." Ucap Sasuke menunduk.
Nagato terkekeh lalu meminta Sasuke duduk di sofa yang berada didepannya dan Sakura.
"Ternyata kau berwajah tampan dan menawan. Harusnya dari dulu saja kau berpenampilan seperti ini." Ujar Nagato menatap Sasuke dengan intens.
Ia mengakui jika pemuda itu jauh lebih tampan darinya dan putranya, Gaara.
"Siapkan mobil dan antarkan kami ke restoran." Perintah Nagato pada Sasuke yang langsung bergegas melaksanakan perintah pria itu.
"Kita akan pergi kemana, Daddy?" Tanya Sakura.
Nagato mencium kening lebar putrinya, lalu menarik tangan Sakura tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan gadis itu.
Sakura memanyunkan bibirnya kala Nagato tak memberi jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belle
Fiksi Penggemar{PDF READY} {Publish ulang} Salahkah jika Sasuke, pemuda miskin dan berpenampilan cupu menyukai gadis cantik yang berasal dari keluarga terpandang? Bermula ketika Sasuke bekerja sebagai tukang bersih-bersih galery foto sebuah keluarga kaya, dari san...