{13}

37 1 0
                                    

Hening. Bukan karena kedatangan guru yang mengajar, hingga membuat murid diam tanpa membuat keributan. 

Melainkan karena kehadiran Sasuke, dengan penampilan berubah total dari cupu menjadi cool.

Sakura dan Sasuke berjalan menuju bangku lalu duduk tenang, mengabaikan berbagai pasang mata yang menatap ke arah mereka. 

Sasuke membuka ransel lalu mengeluarkan sebuah novel.

Dia menyodorkan pada Sakura, yang diterimanya dengan alis terangkat tinggi.

"Novel? Untuk apa kau memberikan ini padaku?" 

Sakura membalik novel, melihat sampul depan dan belakangnya. 

Sasuke memberikan novel genre misteri yang tidak disukai Sakura. 

Dia lebih menyukai novel fantasi, romantisme dan action tapi tidak dengan genre misteri.

"Jangan kesal dulu. Kau belum membaca novel itu, cobalah baca. Aku yakin kau akan suka." Ujar Sasuke. 

Sakura mengangguk, lalu memasukkan novel tersebut dalam ransel.

"Kenapa tidak memberikan novel ini pas kita berada di mansion?" 

Mereka setiap hari bertemu di mansion, tapi Sasuke malah memberikan novel itu di sekolah. 

Aneh, kekasih yang memiliki sikap berbeda dari pria lain.

"Aku ingin saja memberikan novel itu di sekolah. Kau bisa membaca saat waktu luang atau istirahat sekolah. Bagaimana kalau istirahat nanti, kita ke halaman belakang sekolah? Di sana sejuk dan tenang tidak berisik seperti di kantin." 

Sasuke ingin mengajak Sakura ketempat favoritnya, sebelum kepindahan Sakura ke sekolah yang sama dengannya.

"Boleh juga, aku ingin suasana tenang." Ujar Sakura menyetujui.

Sasuke ingin waktu istirahat tiba secepatnya, agar bisa membawa gadis pujaannya ketempat yang dulu hingga saat ini masih menjadi kesukaannya.

Tak lama setelahnya, guru yang mengajar pun tiba.

Mereka mengalihkan perhatian, pada guru yang berdiri dengan raut tegas dan berwibawa didepan kelas. 

"Buka buku paket Fisika halaman 333-334 dan kerjakan dengan teman sebangku kalian." Perintah Kabuto, guru muda berkacamata.

Semua murid mengikuti perintah Kabuto. Mereka membuka buku paket dan mulai berdiskusi dengan teman sebangku mereka. 

Sakura menggigit bibir bawahnya, ketika melihat rumus yang tidak dipahaminya.

Maklum saja, Sakura bukan murid berotak jenius seperti Sasuke.

"Ada apa? Kau tampak risau." 

Sasuke menatap sekilas raut wajah Sakura. 

Dia paham sebenarnya, Sakura cemas melihat rumus soal yang tertera di buku paket termasuk sulit.

"Aku tidak berotak pintar sepertimu. Soal ini terlalu sulit untukku." 

Sakura berdecak kesal, saat otaknya tak berhasil mencari jawaban dari soal yang mereka kerjakan.

"Aku yang akan menjawab semua soal itu. Kau tak perlu susah payah memikirkan jawabannya." Ujar Sasuke, mulai menulis jawaban di buku tulis.

Sakura memperhatikan kelincahan Sasuke menjawab soal tersebut. 

Dalam kurun waktu beberapa menit, Sasuke telah menjawab sepuluh soal yang harus mereka kerjakan.

"Wow, kau luar biasa jenius, Sasuke kun. Hanya butuh waktu beberapa menit saja, kau sudah menyelesaikan semua soal sulit itu." 

Raut kagum tak hilang dari wajah cantik Sakura.

BelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang