Pain dan Hinata saling mencuri pandang. Saat ini, mereka dan komplotannya tengah berada di kantin menghabiskan waktu istirahat.
Hinata menyeringai dan menjilat bibirnya, saat mata pria yang sering bergumul di ranjang dengannya melirik penuh minat padanya.
"Bukankah itu teman sepupu kalian?" Tunjuk Shion kearah pintu masuk kantin.
Mereka mengikuti arah telunjuk si pirang dan benar saja, ada Karin, Ino, Suigetsu dan Sai yang baru memasuki kantin.
Keempat orang tersebut terlihat memesan makanan dan minuman.
"Sepupu kalian tidak terlihat bersama mereka. Di mana dia?"
Konan menatap Hinata dan Neji bergantian. Mereka mengangkat bahu menjawab pertanyaan dari Konan.
"Hubungan kalian dengan Sakura tidak akrab atau gimana?"
Hinata berdecih mendengar pertanyaan Kiba, ia kembali mengingat sikap sok sepupu merah mudanya itu.
Kalau bisa, ia ingin sekali memberi pelajaran agar si gulali itu tak berani lagi bertindak kurang ajar pada mereka.
"Hubungan kami tidak terlalu baik. Sakura selalu menghindar saat kami mengajaknya berbincang." Ujar Neji.
Cowok berambut coklat panjang itu asik menatap layar gawai mahalnya, sesekali pemuda itu nampak tersenyum entah apa penyebab senyuman tersebut.
"Kenapa begitu? Kalian punya masalah apa, hingga tidak saling berhubungan baik layaknya sepupu?"
Hinata mendengus keras, ia muak pembahasan mengenai Sakura selalu diulang.
Ia benci Sakura yang selalu jadi pusat perhatian, bahkan klan Hyuga sendiri begitu menyanjungnya.
"Aku tidak mau dengar lagi nama Sakura disebut saat kita tengah berkumpul." Seru Hinata menatap bengis wajah teman-temannya, yang kini menunduk merasa merinding dengan tatapan mata bulan wanita itu.
Naruto mengelus punggung Hinata, ia melempar senyum tipis berharap mampu meredakan amarah wanita itu.
"Jangan terbawa emosi, Hinata." Ucap Naruto, merangkul bahu Hinata dan menyandarkan kepala wanita itu pada bahunya.
"Aku kesal sekali. Hei, mari kita buat keributan dengan mereka." Ajak Hinata menunjuk posisi Karin, Ino, Sai dan Suigetsu yang akan melewati meja mereka dengan tangan yang penuh dengan menu pesanan.
"Ide bagus. Kebetulan sekali aku lagi bosan." Jawab Kabuto menyeringai lebar.
Saat Karin cs akan lewat, tiba-tiba sebuah kaki menjegal langkah Ino menyebabkan wanita itu hampir saja tersungkur, untung saja Sai cepat tanggap menangkap pergelangan tangan perempuan itu, dan menarik Ino dalam pelukannya.
"Kau sengaja ya? Menjegal kaki temanku supaya dia terjatuh." Geram Karin, menarik rambut Hinata membuat perempuan itu mendongak saking kuat jambakan tersebut.
"Hei, lepaskan rambut pacarku! Lagian temanmu yang salah. Gunakan matamu dengan benar saat berjalan."
Naruto menepis kasar tangan Karin dari rambut Hinata.
Suigetsu menarik kerah kemeja Naruto, ia tak terima perlakuan kasar pria kuning itu pada Karin.
"Brengsek, kau menyakiti gadisku." Maki Suigetsu.
Naruto mendengus remeh, ia menghempaskan tangan Suigetsu lalu mendorong bahu pemuda itu menjauh.
"Kau mengotori pakaianku." Sinis Naruto.
Hampir saja Suigetsu memberi bogem mentah di wajah pemuda berkumis seperti kucing tersebut, jika saja Sai tidak menghalangi.
"Tidak usah meladeni orang busuk seperti mereka." Cegah Sai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belle
Fanfiction{PDF READY} {Publish ulang} Salahkah jika Sasuke, pemuda miskin dan berpenampilan cupu menyukai gadis cantik yang berasal dari keluarga terpandang? Bermula ketika Sasuke bekerja sebagai tukang bersih-bersih galery foto sebuah keluarga kaya, dari san...