Risau itulah yang Mavell rasakan saat ini. Mendapat panggilan dari Karabella yang tiba-tiba, di tambah wanita itu hanya mengucapkan satu kata maaf dengan lirih, dan satu hal lagi yang membuatnya risau yaitu Wilona.
Saat ini, Mavell tengah mengemudi mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dirinya ingin segera sampai ke rumah untuk memastikan apa yang terjadi.
Setelah beberapa menit berlalu, kini mobil miliknya sudah sampai di depan gerbang dan langsung turun dari mobil dengan tergesa-gesa. Tunangan dari Karabella itu berlari memasuki rumah dengan khawatir.
Saat sampai di ambang pintu, Mavell masih bisa mendengar suara tangis Wilona yang menyebut Sus di sela tangisnya.
"Sayang?" panggilan itu berhasil membuat Karabella yang tengah menenangkan Wilona berbalik ke arahnya dengan tatapan sedihnya.
"Kalian kenapa?" tanyanya Mavell yang kini sudah mengambil alih Wilona dari gendongan Karabella.
"Bu-bu~ m-mau Sus!~ Ilo— Sus~" isak anaknya yang kini begitu erat memeluk lehernya.
"Iya sayang, nanti bubu suruh Sus kesini ya? Ilo jangan nangis lagi, oke?" Wilona menggeleng cepat dan kembali meminta apa yang ia inginkan.
"—Akit~ Ilo mau Sus~" adunya membuat Mavell tambah khawatir.
"Apanya yang sakit? Kasih tau bubu dimana sakitnya hm?" tanyanya pelan sambil mengusap kepala anaknya itu dengan lembut.
"Aaa Sus~ Ilo mau Sus~"
Diamnya Karabella, dan tangisan Wilona membuatnya menduga-duga apa yang telah terjadi. Dan hanya satu yang kini ada di pikirannya yaitu Wilona jatuh.
"Bella tolong ambil hape ku di saku. Dan tolong hubungin mbak Susan di kontak ku." ucapnya yang langsung diangguki pelan olehnya.
Karena Karabella sudah mengetahui password ponsel milik Mavell, jadi dirinya tak perlu lagi bertanya dan langsung melakukan permintaan tunangannya itu.
Dan sambungan telepon pun langsung terhubung.
"Halo mbak?"
"Iya Mavell ada apa? Itu—"
"SUS HUAAA~ Ilo mau Sus!~"
"Ssstt Ilo tenang dulu ya? Bubu lagi minta Sus nya kesini," ucapnya membuat Wilona sedikit menahan tangisnya.
"Wilo kenapa Vell?" pertanyaan itu sontak membuat Mavell dan Karabella beradu pandang.
"Emm aku gatau pasti, tapi kemungkinan jatuh mbak." jawab Mavell pelan dan langsung menghela nafasnya saat Karabella memutus pandangan keduanya.
"Astaga, yaudah mbak kesana sekarang. Tolong sherlock tempatnya ya?"
Mavell mengangguk, "iya nanti aku sherlock mbak."
Panggilan pun terputus.
"Tuh, nanti Sus kesini. Udah ya nangisnya?" bujuknya sambil menghapus air mata yang berlinang di kedua pipi gembulnya itu.
Dan lagi, pandangan keduanya bertemu, namun lagi-lagi Karabella memutusnya.
"Kamu gapapa? ada yang luka?" tanya Mavell yang langsung mendapat gelengan pelan dari Karabell.
"Gapapa." lain di mulut lain di hati memang.
Padahal, Mavell menyadari bahwa sejak tadi Karabell seperti sedang menyembunyikan tangannya agar dirinya tak melihat apa yang ada di balik tangan yang ia tutupi.
Nanti, Mavell akan mengurus Karabell setelah Wilona berada di tangan Susan; baby sitter Wilona yang mengurusnya dari bayi.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Good Parents
FanfictionTentang Mavella Wira Adhiyaksa, dan Karabella Waverly yang akan sama-sama berusaha untuk menjadi orang tua yang terbaik untuk anak-anak mereka. Dimana masa lalu keduanya saat itu cukup jauh dari kata baik dalam perihal mengurus anak-anaknya. Namun d...