Be Good Parents [ 09 ]

823 119 2
                                    

Siang ini, Mavell berniat untuk makan siang di luar. Sekaligus akan pergi ke apartemen untuk mengajak Maudy makan siang bersama, dan memberanikan diri untuk bertanya pada Maudy; apa ada masalah yang sedang calon anaknya itu hadapi atau tidak.

Ah. Tentu saja hal ini tidak di ketahui oleh Karabella sendiri. Dan saat Karabella menghubunginya untuk makan siang bersama, Mavell menolaknya dengan alasan bahwa ia akan makan siang dengan rekan kerjanya.

Tak mengambil pusing, Mavell pun pergi dari kantornya.

Sesampainya di apartemen, Mavell bingung karena tidak merasakan keberadaan Maudy di dalam. Dan dirinya langsung bertanya pada pengurus apartemennya, dimanakah keberadaan Maudy.

Namun yang membuat Mavell semakin heran adalah, bibi bilang bahwa Maudy dari pagi tidak kesana. Lalu Maudy pergi kemana kalau bukan ke apartemennya? Bukankah anak itu masih di skors?

Dengan rasa khawatir, Mavell langsung mengeluarkan ponsel dari saku jasnya, lalu mencoba mengirim pesan pada Maudy untuk menanyakan keberadaannya sekarang.

|| Maudy ||

|| Maudy saya denger kamu gak ke apart dari pagi. Kamu dmn? ||

Pesan itu terkirim, namun Maudy tidak membaca pesannya. Sembari menunggu, Mavell pun meminta sang bibi untuk membuat makan siang untuknya, karena Mavell tak ingin membuang-buang waktu istirahatnya.

Dan apa kalian tahu? Maudy baru membalas pesannya saat Mavell sudah menyelesaikan makan siangnya.

|| rumah temen. Atm anda saya kembalikan, saya simpan di kamar apart anda. ||

|| Kenapa kamu kembalikan? ||

Tak ada balasan. Mavell semakin bingung dibuatnya, ada apa sebenarnya dengan Maudy? Apa dirinya membuat kesalahan? Jika iya, apa kesalahannya? Untuk memastikan, Mavell langsung pergi ke kamarnya, dan memang benar. Kartu ATM itu ada di meja, tepat di samping tempat tidur.

Mavell mengambil kartu ATM itu, lalu pandangannya tertuju pada laci meja di depannya. Dengan pelan, ia buka laci tersebut lalu dahinya mengernyit heran saat pigura kecil yang ia simpan disana sepertinya berubah posisi.

Sebelumnya, pigura tersebut ia simpan terbalik, sehingga tak menampakkan foto pigura tersebut. Namun... Sekarang, sekarang menjadi sebaliknya. Padahal dirinya sudah lama tak membuka laci itu, bahkan ke apart pun jarang. Apa bibi? Tapi itu tidak mungkin karena pegawainya tak selancang itu.

Lalu siapa yang berani membukanya? Dan menempati kamarnya...

Seketika raut wajah Mavell menjadi tegang, pikirannya mulai menyusun kepingan puzzle-puzzle menjadi satu. Apakah Maudy.. melihat pigura ini? Kalau iya, berarti... Perubahan sikapnya yang tiba-tiba itu di sebabkan oleh dirinya sendiri.

Mavell menghela nafasnya pelan, lalu menatap lamat pigura tersebut.

"Bodoh kamu Wira. Maudy pasti berpikir yang enggak-enggak."

Mavell harus berusaha menjelaskan hal ini pada Maudy. Dirinya tak mau jika karena hal ini, Maudy semakin tidak suka padanya. Atau bahkan sampai membencinya, saat akan menghubungi Maudy lagi, tiba-tiba sekretaris Mavell menghubunginya. Dengan cepat pula ia angkat, lalu tanpa memberikan sekretarisnya itu berucap, Mavell lebih dulu berbicara.

"Saya ke kantor sekarang."

.

.

.

Usai melakukan meeting setelah makan siang, Mavell segera melanjutkan pekerjaannya di ruangannya. Namun ia tak sendiri, ada Rain; sang asisten yang menunggu bos nya itu di sofa tepat di depan meja kerja Mavell yang masih sibuk dengan berkas-berkas di tangannya.

 Be Good Parents Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang