Be Good Parents [ 19 ]

954 118 26
                                    

Malamnya sekitar pukul 22.21 WIB. Mavell masih berkutat dengan laptop di pangkuannya. Entah sedang apa, namun Karabella yakin itu adalah hal yang penting. Setelah selesai dengan rutinitas malamnya, Karabella langsung berjalan menuju ranjang mereka.

"Kamu masih ngerjain apa? Ini udah malem loh, ayo tidur." ujarnya selagi bersandar pada bahu tegap sang tunangan.

"Dikit lagi, kamu duluan aja kalo udah ngantuk." jawabnya namun Karabella hanya diam.

Dahi wanita itu tampak mengeryit saat melihat layar laptop milik Mavell, "kamu lagi cari bodyguard baru?" Mavell mengangguk.

"Buat apa? Kan udah ada sayang.."

"Buat jaga-jaga aja, kalo mereka gak becus jaga kalian udah ada gantinya." tampaknya Mavell benar-benar tak ingin hal seperti ini terulang lagi pada mereka.

Mendengar itu, Karabella langsung mengangkat kepala lalu mengambil tangan kirinya dan mengelusnya dengan lembut, "sayang, aku yakin kok kejadian kayak gitu gak akan terjadi lagi.. kamu cukup percayakan semua keamanan kita, sama para bodyguard itu."

"Dengan kamu nerima mereka, kamu pasti sebelumnya udah seleksi mereka kan?" mereka saling menatap, dengan itu Karabella bisa melihat jelas bahwa Mavell sangatlah khawatir.

"Iya. Tapi aku gak nyangka hal ini terjadi sama Maudy. Yang jelas-jelas gak tau apa-apa." kini pandangannya berubah.

Karabella bisa melihat penyesalan dimatanya.

"Bella maaf, kalau aku gak sok-sokan sekap dia, hal kayak gini pasti gak akan terjadi. Maaf, ini semua salahku. Harusnya aku dengerin kamu buat segera lepasin dia, tapi aku gak dengerin kamu..." ucapnya penuh dengan penyesalan. Meskipun belum diketahui pasti apakah itu disengaja atau tidak, mereka seakan tahu itu adalah perbuatan dua Zanetti.

Karabella hanya tersenyum lembut, tangan putih nan mulus itu terangkat untuk menyentuh rahang tegas milik sang tunangan, "It's okay..." ucapnya dengan lembut.

"Semuanya udah terjadi, aku juga gak nyalahin kamu karena hal ini. Aku ngerti kenapa kamu ngelakuin itu, jadi jangan salahin diri kamu sendiri ya?" Mavell menggeleng tak setuju, ia meraih tangan Karabella yang ada di rahangnya untuk ia genggam.

"Ini sepenuhnya salah-" Mavell menghentikan ucapannya karena jari telunjuk calon istrinya itu menempel di bibirnya.

"Ssstt udah, gaada yang salah. Kamu inget gak, apa yang kamu bilang sama aku dulu? 'Kita gak bisa mengubah apa yang emang seharusnya terjadi'. So, kita harus hadapi ini.. kita jalanin semuanya sama-sama, tanpa nyembunyiin apapun dari satu sama lain." jelasnya selagi menangkup kedua pipinya.

"And you have to trust me, we'll be okay if you with us." lanjutnya dengan senyum yang mampu membuat Mavell ikut tersenyum.

Dengan pelan, ia menyandarkan kepalanya di bahu yang lebih kecil darinya itu. Menyembunyikan wajahnya di sela leher yang harum, dan sesekali mengecup singkat leher jenjangnya.

"I love you.." ungkapnya sekaligus bermaksud untuk terimakasih. Karena ucapan Karabella membuat semua beban berat yang ada di bahunya hilang seketika.

"I love you too..." jawabnya tak berhenti untuk mengelus rambut pendek Mavell dengan penuh kasih sayang.

Setelah beberapa saat, kini keduanya memutuskan untuk tidur. Namun sebelum menutup matanya, Karabella ingin menyampaikan sesuatu sejak pagi namun karena waktunya belum pas, ia akhirnya menunda.

"Sayang, sebulan lagi Nadine nikah tau." ucapnya dengan pelan.

"Serius kamu? Kata siapa?"

"Ya Nadine lah, pagi tadi dia chat aku. Jangan lupa dateng katanya. Padahal masih sebulan lagi, heran." Mavell terkekeh pelan mendengarnya. Sepupu Karabella itu memang ada-ada aja.

 Be Good Parents Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang