Cw; violence, and blood.
.
.
.
Satu Minggu berlalu, Senin ini Mavell akan kembali bekerja di kantornya setelah satu Minggu ini full menemani Karabella kemanapun wanita itu inginkan. Sebenarnya, Mavell masih tidak rela jika harus bekerja meninggalkan Karabella serta Wilo, namun karena Karabella menyuruhnya, Mavell hanya bisa pasrah.
Sementara Karabella sendiri juga kembali melakukan rutinitasnya untuk pergi ke butik, tentu saja bersama Wilo. Karabella tidak mau terus-menerus tenggelam dalam rasa takutnya, ia harus melawannya.
Lagi pula, pria itu mungkin sudah dalam jeruji lagi. Ya, lagi. Javier yang merupakan mantan suami Karabella itu pernah di penjara sebelumnya karena kasus KDRT. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa Karabella memutuskan untuk menggugat cerai Javier.
Sore nanti, Maudy kembali tanding. Maka dari itu sebisa mungkin Mavell menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Ia memberi pesan pada Yasmine; sekretarisnya bahwa jangan biarkan seseorang masuk ke ruangannya. Selama ia bekerja.
Namun selang beberapa jam Mavell sibuk berkutat dengan berkas-berkas dan komputernya, di luar ruangan terdengar suara ricuh meski samar. Hal itu tentu saja membuat Mavell terganggu, dengan cepat ia berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah pintu masuk.
"SIALAN! DIMANA ANAK SAYA?!" bentakan keras itu Mavell dapatkan saat dirinya membuka pintu.
Mavell hanya diam sambil melihat Yasmine yang terlihat kelimpungan, "maaf Miss, saya sudah berusaha un—"
"JAWAB SAYA! DIMANA KAMU SEKAP ANAK SAYA HAH?!" bentak pria paruh baya itu sambil mencengkram kuat kerah kemeja Mavell.
Dengan tenang Mavell menjawab, "siapa yang anda maksud?" pertanyaan itu semakin membuat pria tersebut marah dan menarik kerah kemeja Mavell hingga Mavell tertarik.
"Jangan pura-pura gak tau! Kamu sudah jelas tau siapa saya!" melihat kondisi yang mulai tak kondusif, diam-diam Yasmine memanggil pihak keamanan agar segera kemari.
Mavell mengangguk pelan, "jelas saya tau siapa anda, Mrs. Robert Zanetti. Tapi saya kurang tau siapa yang anda cari, sampai-sampai anda datang ke sini." jelasnya.
"Javier! Anak saya, dimana dia?!"
Dahinya mengernyit, "kenapa anda menanyakan keberadaan anak anda ke saya? Jelas sa—"
"Jangan banyak alasan! Kamu pasti sekap anak saya kan?! Setelah Javier mendatangi cafe itu, anak saya tidak pernah pulang ke rumah! Pasti kamu kan?!" senyum tipis terpatri di bibir Mavell.
"Kenapa anda gak cari dia di penjara saja?" tanyanya dingin.
"KALAU ADA, GAK MUNGKIN SAYA DATANG KE SINI SIALAN!" jawabnya dengan cepat.
Dengan bawaannya yang tenang, Mavell kembali menjawab, "ah... Bener juga, kalau anak anda ada di penjara, pasti dengan mudah anak anda bisa bebas lagi." ucapan itu membuat pria tersebut semakin geram, apalagi saat melihat wajahnya yang sangat tenang.
"DIMANA ANAK SAYA MAVELL!!"
"Saya tidak tau." jawabnya enteng.
"BOHONG! JANGAN MAIN-MAIN SAMA SAYA! ATAU KAMU AKAN TAU AKIBATNYA!" kedua alis Mavell terangkat meminta penjelasan.
"DIMANA ANAK SAYA SIALAN!"
BUGH!
Pukulan itu melayang dan mengenai sudut bibir Mavell, yang tak sempat menghindar. Kini sudut bibirnya mengeluarkan darah, namun dengan cepat Mavell mengusapnya dengan kasar. Tatapan tajam itu menatap Robert dengan dingin, tak ada rasa takut sedikitpun dari tatapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Good Parents
FanfictionTentang Mavella Wira Adhiyaksa, dan Karabella Waverly yang akan sama-sama berusaha untuk menjadi orang tua yang terbaik untuk anak-anak mereka. Dimana masa lalu keduanya saat itu cukup jauh dari kata baik dalam perihal mengurus anak-anaknya. Namun d...