"Demi lo gue rela pantat semok gue peot, Benji taiii!" Umpatan cewek itu diakhiri hembusan napas gusar. Udah nggak kehitung berapa kali dia ngelakuin hal itu, lima kali dalam sepuluh menit ada deh kayaknya.
Adalah Ara yang hampir dua jam lamanya cosplay jadi romusha. 2 jam ngemper di lantai gimana nggak peot pantatnya?
"Mama, capek..." Rengeknya, terus goyangin pinggul ke kiri dan ke kanan biar nyerinya agak mendingan. Duduk di lantai beralaskan tikar pandan reot benar-benar bikin encok.
"Miskin banget lo Benji! Untung gue cinta!"
Nyatanya istilah tai kucing rasa coklat memang cuma berlaku buat mereka yang lagi jatuh cinta. Pas lagi cinta-cintanya makan sepiring berdua berasa paling romantis. Tunggu aja sampe kadar cinta itu berkurang, paling bubar, soalnya cinta nggak bakal bisa di makan.
Ya begitulah ironinya cinta, kan?
"Mana lagi tuh orang. Dari tadi nggak balik-balik. Anjing lah!"
Bukan tanpa alasan kenapa Ara nggak berhenti mendumal. Bayangin aja nih ya, awalnya cewek itu senang banget diajak main ke kontrakan sama Benji, kirain mereka bakal mesra-mesraan, ciuman, pelukan, cuddle, gitu-gitu lah pokonya. Tapi taunya malah dijadiin pesuruh, disuruh sortir batang kangkung yang banyaknya segunung, gimana nggak keki si Ara?
"Sayang, Abang pulang!"
Manusia nggak tahu malu itu akhirnya nongol juga. Datang-datang pamerin senyum super lebar sambil tengok pacarnya yang ternyata masih duduk di tempat semula, bergumul sama kangkung-kangkung kesayangannya. "Bahagia kali Abang tengok." Godanya.
"Bisa-bisanya lo tinggalin gue sendirian setelah seenaknya nyuruh gue ngurusin makanan kambing ini!"
"Astaghfirullah, cinta. Nggak boleh cakap macam tu. Sama aja kamu menghina makanan manusia."
"Taik lo! Gue juga belum makan malam, dan sekarang gue kelaperan!"
"Nah, makanya Abang baru balik sekarang. Beli ini dulu tadi." Benji angkat kresek yang dari tadi dia tenteng-tenteng. Rupanya cowok itu lama sebab beli makan dulu di warung Padang depan gang yang antriannya selalu panjang.
"Kok bengong? Ayo makan."
"Lebih enak makan pake sendok atau pake tangan?" Jawab Ara, sekaligus bertanya.
Agaknya Benji lupa siapa cewek yang lagi dia pacari. Anak dokter, wajar kalo nggak pernah makan nasi Padang dari warung ecek-ecek. "Mau Abang suapin aja?"
Tawaran Benji disambut anggukan kepala yang lebih muda. Ara beringsut dengan semangat, ini yang dia mau, mesra-mesraan sama sang pacar.
"Abang cuci tangan dulu kalau begitu."
"Oke Abang sayanggg..." Balas Ara centil. Merasa exited bukan karna mau makan tapi karna mau disuapin Benji. Tunggu aja sampe perutnya mencret-mencret gara-gara makan nasi Padang buatan orang Minang riil!
Sejurus kemudian Benji udah gabung lagi sama Ara, nggak lupa bawa piring sama satu botol air mineral. Betulan air mineral kemasan lho ya, bukan air mineral abal-abal, alias air dispenser dituangin ke botol bekas. Benji medit buat dirinya doang, buat orang tersayang tetap kasih yang terbaik.
"Kok cuma beli satu?" Heran Ara. Makan sepiring berdua, kah? Wow, very romantic.
"Abang masih ada nasi di rice cooker. Lauk tadi siang juga masih ada."
Mau nangis aja rasanya. Kok bisa sih Ara naksir cowok semiskin Benji? Anehnya dia nggak illfeel, malah terharu karna merasa diprioritasin.
"Makan berdua aja, nggak sanggup juga habisin semuanya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold fast to love
RomanceCliche story; cinta terhalang ekonomi dan status sosial (not that serious) CW! • Markhyuck face claim • Genderswitch • NSFW 🔞 • Harsh Words • Non Baku • Love Story, Family, Romance, Comedy