03 | Kekuasaan ⚠️

2.2K 246 26
                                    

Note : Ini bukan cerita BxB‼️
.
.
.
.
Mengandung unsur kemampuan Spesial
.
.
.
.
Semua yang terlihat di mata belum tentu kebenarannya
.
.
.
.
Happy Reading 🍀
.
.
.
.

Setelah perkenalan di kelas yang langsung di lanjuti oleh pembelajaran langsung oleh sang guru, Naka dapat melewati itu dengan mudah, karna otak yang di atas rata-rata dan penjelasan dari Jevan yang menjelaskan tentang pembelajaran yang di bahas oleh guru itu.

Naka merasa bersyukur karna Jevan menolong nya dan mengajak nya untuk bergaul, di sekolah sebelum nya Naka selalu sendirian kapan pun itu, bahkan saat kerja kelompok pun ia mengerjakan nya secara individu.

Setelah pelajaran guru itu selesai, kelas di sambut dengan jamkos yang membuat Naka menghembuskan napas lega, merasa lelah dengan semua pembelajaran yang tiba-tiba harus menyesuaikan diri dengan alur pembelajaran di kelas nya.

"Mau minum Na?" ucap Jevan sembari menyodorkan botol minum milik nya ke arah Naka, yang hanya di balas gelengan kepala oleh Naka. Naka lebih memilih menghabiskan waktu nya untuk membaca lanjutan novel yang ia baca novel dengan judul 'Seven Of Colors'.

Rencana membaca nya sejauh ini berjalan lancar, dengan Jevan yang sibuk dengan media sosial nya dan Naka yang sibuk dengan novel yang belum tamat sampai sekarang. Sejauh ini berjalan lancar sampai satu sapaan berhasil menghancurkan ketenangan Naka.

"Naka sibuk nggak?" tanya Cyntia yang langsung memposisikan kursi nya agar duduk di samping Naka.

"Sibuk." Naka tidak sama sekali menoleh ke arah Cyntia, bagi Naka novel nya saat ini jauh lebih menarik dari pada berkomunikasi dengan orang semacam Cyntia.

Gue gagal dapetin Jevan, sekarang harus ngincer Naka ~

Apa gue goda aja ya ~

Naka memutar kedua bola mata nya malas, mengapa bisa seorang wanita yang di dilahirkan dengan keadaan suci berpikir untuk merendahkan diri sendiri hanya untuk seorang laki-laki yang belum tentu jodoh nya?.

"Jev, kantin di mana?" tanya Naka yang langsung mendirikan diri nya dari tempat duduk.

Jevan yang sedang asik melihat sosial media pun langsung paham apa yang membuat Naka tiba-tiba ingin ke kantin, pasti tidak nyaman di dekati oleh Cyntia, Jevan sudah pernah mengalami semua itu.

"Gue anterin Na," ucap Jevan yang ikut mendirikan diri nya dari posisi duduk nya.

"Ikut dong," ucap Cyntia yang langsung menggandeng Naka yang membuat Naka langsung menoleh langsung di sambut senyuman dengan deret gigi yang di tampilkan Cyntia.

Jevan yang melihat hal itupun tau bahwa Naka merasa risih, jadi Jevan memutuskan untuk mengambil alih Naka dari Cyntia.

"Biar gue sama Naka aja, nggak usah sokab," ucap Jevan datar dan langsung menyambar tangan Naka yang di gandeng oleh Cyntia dan langsung melangkah kan kaki ke arah pintu kelas namun, sebelum mereka keluar dari kelas Cyntia kembali membuat ulah, dengan cara langsung mengikuti mereka berdua dari belakang dan itu membuat Naka beserta Jevan mulai jengah.

"Lo mau kemana?" tanya Jevan baik-baik.

"Mau ikut Jev, boleh ya?" rengek Cyntia dengan suara yang di imut-imut kan.

ATAP UNTUK MENETAP [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang