ONDAH

550 26 0
                                    

Hari pertunangan🔞













Derap jantung menjalar di pendengarannya, ini hari yang mereka nanti sebelum acara inti yang nanti akan ia jalani. Mengikat hubungan yang lebih erat, tapi gundah datang setelah kejadian tiga hari yang lalu.

Mungkin bukan kali pertama ia merasakannya tapi menyadari bahwa hatinya memilih yang lain. Hampir tiga tahun ia menjalin hubungan dengan orang yang akan mengikatnya hari ini tapi selama itu hancur dalam tiga hari. Ia menyadari tubuhnya begitu pasrah dengan kekerasan yang menjamah tubuhnya. Bercinta dengan amarah juga kecewa, tapi ia juga merasa dia mengutarakan cintanya dalam cinta diruang guru.
Hembusan nafasnya menghapus semua gundahnya, kini malam acara pelamaran nya.

Dengan kebaya yang membalut tubuhnya, dengan riasan sederhana membuatnya terlihat cantik.

Dentuman musik pesta, bisa ia dengarkan di lantai dua rumah. Rumah yang megah menjadi tempat acara yang akan ia jalani.

Decitan pintu membuatnya menoleh, mendapati dua wanita paruh baya yang tersenyum ke arahnya. Satu wanita yang sudah melahirkan juga membesarkannya dan satu lagi akan menjadi ibu mertuanya.

Saling menghampiri tanpa melunturkan senyuman. Dua wanita yang bahagia juga tidak sabar untuk menjalin kedekatan yang lebih dari acara ini.

Mengelus wajah cantik putrinya dengan tatap penuh kasih. Putri kecilnya kini akan mengikatkan diri untuk mengabdi pada seseorang yang akan mengikatnya. " Cantik banget anak Mama." Ucapnya begitu takjub dengan kecantikan yang ia lihat.

Sedangkan sang putri tersenyum, memegang tangan yang mendarat di pipinya. " Kalau mama aku cantik, pasti anaknya ngikut." Ucapnya dengan tawa pelan.

Wanita lain yang menyaksikan keharmonisan ibu dan anak, ikut membuka suara. " Kamu udah siap sayang?." Tanyanya.

Cahaya, sang pemilik acara mengangguk dengan yakin. Ia tidak ingin mengecewakan orang yang telah percaya juga menyayangi dirinya. Meskipun ancaman lain mungkin akan datang padanya.

Menuruni tangga jalan menuju tempat yang akan menjadi tempat pengikatan mereka. Bak seorang putri, Cahaya menjadi sorotan banyaknya tamu yang datang.

Satu tatapan yang tidak teralihkan, menatap dirinya dengan arti yang ia mengeti. Tatapan yang juga ia balas. Bukan partnernya, melainkan pemuda yang sudah merenggut kesuciannya yang akan menjadi calon adik iparnya.

Leonel, bukan menjadi pemeran utama, tapi ketampanannya tidak tertandingi. Meski hanya dengan kemeja batik juga celana formal hitam, ia terlihat beda dimata Cahaya.

Tatapan yang tak terputus sampai dimana helaan nafas membuatnya sedikit sakit. Leonel, ia tahu tatapan itu menuju kearahnya, tapi tatapan itu telah teralihkan.

Wanita dengan kebaya, terlihat cantik yang telah menempati posisinya. Wanita yang akan menjadi calon kakak iparnya, perlahan menyayat hatinya. Harapan untuk memiliki mungkin tidak ada tapi apa yang pernah mereka lakukan dibalik semuanya membuat sedikit harapan muncul.

Meneguk kembali minuman yang telah tandas di gelasnya. Rautan wajahnya begitu jelas memancarkan rasa cemburu yang mendalam.

Menikmati seluruh acara dengan rasa yang tidak terungkap. Menjalani sesi berfoto dengan amarah yang harus ia pendam.

Leonel menjabat tangan kakaknya dengan ucapan selamat yang ia paksakan. Kini ia dihadapkan dengan wanita yang sangat ia cintai. Menatap manik yang menatapnya, menyalurkan semua rasa yang membuatnya kecewa dan sedihnya.

" Selamat, semoga bisa meladeni adik ipar mu ini." Ucap Leonel yang ditangkap dengan penuh arti oleh Cahaya.

Leonel mendekatkan wajahnya ke sisi telinga Cahaya yang berlawanan dari sang kakak. " Jangan ngalihin pandangan dari aku, setelah dapet kode gimapun caranya kamu harus ada di kamar." Bisiknya dan pergi meninggalkan Cahaya dengan tatapan yang masih belum terjawab.

let's play Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang