KACILA

481 25 3
                                    

Teman masa kecil🔞












Malam kian menyelimuti hari, lelah bercampur dengan pusing yang ia rasakan. Sepanjang perjalanannya ia terus mengumpati temannya.

Rencana untuk membuat Abang temannya mabuk membuat dirinya kena juga. Menguatkan pandangan demi sampai dirumahnya.

Entahlah, apa pandangannya yang sudah ambyar atau apa. Ia melihat seorang pengendara mobil yang mencoba memberhentikan mobilnya.

Dari jendela mobil yang gelap ia melihat seorang perempuan yang menggedor kaca mobilnya. Brio, sang pengendara langsung keluar dari mobilnya.

Matanya berkali-kali mengerjab memastikan benarnya gadis dihadapannya. Ia merasa tidak asing dengan gadis dihadapannya.

Sedangkan gadis yang memberhentikannya menutup mulutnya, seakan terkejut dengan orang yang ia berhentikan. Gadis itu sontak memberikan pelukan pada Brio yang masih mematung dengan pikirannya.

" Bri, kangen." Dua kata yang membuat kesadaran Brio kembali. Sontak ia mendorong tubuh yang tengah memeluknya.

Jessica, gadis itu sontak kaget dengan apa yang dilakukan temannya, teman masa kecilnya.

Sedangkan Brio memasang raut wajah yang tidak bersahabat. Menatap datar gadis itu sebelum ia menarik pintu mobilnya.

Gerakan yang disadari langsung saja ia hentikan. Jessica sontak menutup kembali pintu yang terbuka menutupinya dengan tubuhnya yang ramping. Menatap tajam manik hitam pemuda dihadapannya.

" Minggir." Ucapan datar tidak ia gubris, Jessica malah menatap dengan pertanyaan.

" Kenapa sih Bri, Lo gak kangen gw?." Tanyanya sambil mencengkram jaket kulit yang dikenakan lawan bicaranya.

" Minggir gw mau pulang." Tidak menjawab melainkan ia menghempaskan tangan Jessica dengan kasar.

" Lo kenapa sih?, seenggaknya bantu gw pulang." Protesnya.

" Suruh aja cowok lo." Balas Brio dengan sinis.

" Chk bisa gak sih gak cari yang gak ada. Dia gak bisa di hubungin, anterin pulang ya." Ucapnya merayu agar temannya ini membantu.

" Gak." Jawabnya dengan datar.

" Ish, apa sih Bri tega banget sama gw. Tolong lah, kalau enggak gw bakalan aduin Lo ke papi." Ancaman ia keluarkan, ia tahu jika pemuda ini tidak akan berani jika sudah menyangkut papi nya.

Brio hanya mendengus kesal, hal itu sudah menjadi andalan gadis ini untuk mengancam. Jika tidak dituruti ia kan melapor ke papi nya dan berujung ke papa nya yang memarahinya tanpa ampun.

Hubungan keluarga mereka sangat baik, saling jaga satu sama lain. Tapi dalam hubungan keluarga yang baik, beda dengan hubungan anak mereka.

Berteman ataupun bersahabat dengan lawan jenis, tidak memungkinkan perasaan akan datang disalah satu mereka. Itu lah yang membuat sikap Brio berbeda. Ia berharap lebih tapi gadis itu selalu menyebutnya sahabat terbaik. Hanya sahabat.

Sampai dimana, satu tahun yang lalu sebelum gadis itu ikut orang tuanya ke Tiongkok. Dirinya diperkenalkan dengan seorang yang seumurannya. Dirinya yang hanya sahabat sedangkan pemuda itu sudah bergelar gelar yang sangat ia inginkan. Pacar Jessica.

Satu tahun ia usahakan untuk melupakan gadis cina ini tapi tidak bisa sepenuhnya. Berjalan menjadikan Irene pelampiasan tapi gadis itu juga menolaknya habis-habisan.

Brio melempar jauh pikirannya, mengangguk sebelum membuka mobilnya. Hal itu membuat gadis cina itu langsung mengambil barang-barangnya sebelum memasuki mobil Brio.

let's play Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang