Teman sebangku🔞
Kini pergantian jam telah berlalu, waktu sudah di penghujung jam istirahat pertama. Sempat tertinggal satu jam pelajaran tidak membuat mereka terusir dari kelas.
Wajah yang gusar, tatapan datar membuat dirinya berbeda hari ini. Remaja berwajah tampan dengan bibir lemes seperti cewek, tertutup tanpa suara. Kebiasaan membuat huru-hara di dalam kelas, tidak muncul kali ini. Tubuhnya terlalu lemas dan mengganjal.
Insiden tidak mengenakkan pagi ini, membuat frustasi. Kepalanya pusing, berdenyut seperti miliknya yang tidak tenang ditempatnya. Fantasi untuk menyelesaikan tidak bisa terpenuh. Teguran dari sang papa juga membuatnya harus menahan rasa ngilu yang amat.
Selama perjalanan menuju sekolah sampai mereka sampai tujuan, tidak ada tanggapan darinya. Gadis yang terus menatapnya salah, ia hiraukan. Permintaan maaf yang terus terulang, tidak bisa mengobati rasa ngilu. Ingin memberi hukuman tapi, dia tidak boleh gegabah melakukannya disini.
Jessica, gadis berdarah Tionghoa itu hanya menggigit bibir. Sejak tadi temannya terus saja diam, tidak menanggapi apapun yang ia buat. Matanya tidak teralihkan sedari tadi, pemuda itu menenggelamkan kepalanya, memunggungi dirinya.
Ingin sekali menegur, tapi ini juga salahnya.Duduk berjam-jam dalam diam, memperhatikan guru tapi dirinya tidak fokus sama sekali. Hingga bel istirahat berbunyi, ia masih belum berani untuk membangunkan sahabatnya.
Rasa bersalahnya yang amat membuat dirinya segan untuk sekedar memanggil nama. Tidak lama dari itu gerombolan remaja memasuki kelas mereka.
Leonel, yang datang bersama Floe dan juga Eza, merasa heran dengan temannya. Secapek-capeknya Brio, dia masih bisa bersemangat untuk ke kantin. " Bri ke kantin gak?." Tanyanya sembari membangunkan temannya itu.
Brio yang masih dalam posisi awal hanya menggeleng tanpa mengangkat kepalanya. " Ke kantin aja lah, ngantuk." Ucapnya sembari mencari tempat nyaman.
Sedangkan Jessica masih memperhatikan dengan khawatir, apa separah itu?. Pikirannya.
Rachel yang ikut, mengajak Jessica tanpa rasa curiga. " Jes, kantin yuk?." Ajaknya sembari menarik pergelangan gadis cina itu.
" Udah biarin aja si Brio, gitu emang dia kalau capek." Timpal Irene yang mengerti tatapan gadis itu terhadap orang di sebelahnya.
Jessica pun mengiyakan ajakan teman-temannya. Jika pun ia ada disini kemungkinan besar ia akan di diami seperti tadi. Perutnya yang juga kelaparan mendukung keputusannya.
Sesampainya di sana, mereka langsung mengisi meja yang kosong. Duduk berhadapan di kursi yang cukup untuk ber enam. Rachel dan Misya duduk berdampingan sedangkan Jessica dan Reya didepannya. Irene juga Tiara yang memesan makanan mereka.
Misya yang merasa aneh dengan raut wajah temannya ini langsung bertanya. " Jes, lu kenapa?." Tanyanya membuat Rachel yang sibuk dengan ponselnya berpaling.
" Gw mau tanya sama kalian." Ucapnya dengan lesu.
" Kenapa sih Jes, kek serius gitu." Ucap Rachel yang ikut nimbrung.
Belum sempat menjawab, Irene juga Tiara sudah datang dengan dua nampan yang penuh makanan. " Nih Jes punya lu." Ucap Tiara yang langsung duduk di samping gadis itu.
" Kalian ngomongin apa sih, kayak tegang gitu suasananya." Ucap Irene.
" Tau tuh si Jes, katanya mau nanya sesuatu." Timpal Rachel.
" Emang kenapa Jes?." Ujar Tiara dengan serius.
" Huh, kayaknya gw ngelakuin kesalahan besar deh." Ucapnya dengan lesu.
