KACILA

975 43 0
                                    
















Dalam perasaan yang tak pasti membuat apapun akan masuk dan mengusik. Hal-hal negatif, pemikiran yang kacau ikut menjadi resah. Bimbang, ragu, sakit terus terasakan. Ingin menyerangnya tidak ada hal untuknya.

Kesadaran seringkali datang padanya. Mengingatkan semua fakta yang tertutupi rasa yang berlebihan. Berharap lebih tentang hubungan tabu itu tidaklah baik. Apalagi dalam hubungan yang sebatas melepas hasrat tanpa memiliki sepenuhnya.

Menunggu, apa itu yang harus ia lakukan terus menerus. Di janjikan dengan kata-kata manis, juga rayuan tubuh, membuatnya lupa akan lelah tentang hubungan mereka.

Pemikiran kian hari kian kacau. Menagih semua janji tapi semua itu tiada arti. Gadis itu terus saja bisa menutupi cela amarahnya, agar hubungan itu baik.

Botol-botol tergeletak tak berdaya, tapi pikirannya masih terkendali emosi yang kian mendidih. Benaknya terasa sesak ketika kata-kata yang pedih datang dalam pikirannya. Apa ia harus melupakan?, atau tetap menunggu dengan luka yang tidak pernah pasti?.

Membanting kencang pintu ruangan pribadinya. Menuruni tangga dengan hentakan penuh emosi. Benaknya masih sesak, akan ia hilangkan hari ini. Apapun yang akan terjadi setelahnya, ia akan terima semuanya.

Melaju cepat diatas rata-rata, menuju tempat dimana gadis itu tinggal. Jemarinya meremas kuat kemudi, dua bola matanya mencuat tajam melawan jalan yang sedikit ramai. Emosi yang makin naik, membuatnya semakin dalam menginjak pedal gas.

Sampai dalam perumahan yang sering ia kunjungi, memelankan laju mobil yang ia bawa. Bibirnya tertarik bagaimana ia melihat gadis itu tengah berdiri didepan pagar rumahnya.

Memakai setelan hitam, rok diatas lutut dengan crop top yang tertutup jaket membuat gadis itu nampak seksi. Jika saja gadis itu tidak sendiri mungkin hatinya akan mereda melihat kecantikan itu, tapi lihatlah siapa yang ada didepan gadis itu.

Dirinya menunduk menertawakan dirinya sendiri. Apa yang dilakukan sepasang kekasih itu memberi kenyataan jika dirinya hanya badut untuk bersenang-senang.

Perut telanjang telah diraba tanpa adanya pemberontakan dari sang pemilik. Juga ciuman yang mesra, yang tidak ia dapatkan. Mereka hanya melakukan itu dengan nafsu tanpa adanya perasaan yang saling berbalas.

Kuat hati ia bergerak turun dari mobilnya. Berjalan ke arah gadis yang sudah ditinggal pergi pasangannya. Memberikan senyuman khasnya meski tatapan kebingungan ada di gadis yang sudah mengetahui keberadaannya.

Tangan yang ingin menggapainya ia tolak dengan lembut. Menggeleng dalam diamnya, ingin marah tapi apa hubungan mereka, tidak jelas hanya jelas di ranjang. " Gw gak mau ngomong banyak Jes, untuk terakhir kalinya gw nyerah." Ucapnya meredam semua kata yang tersusun dalam benaknya yang sesak.

Gadis itu merasakan panas dingin dalam tubuhnya. Tidak salah jika pemuda ini tidak melihat apa yang dia lakukan dengan kekasihnya tadi. Dan apa yang dilontarkan pemuda ini, sangat tidak ingin ia dengarkan. " Bri, gw gak mau lo ngomong gitu, gw bisa jelasin." Tangannya terus mengejar tangan pemuda itu yang terus mundur menjauhi dirinya.

" Gw terlalu muak sama penjelasan lo Jes, yang gw butuhin itu cuma kejelasan hubungan kita. Kalau lo gak bisa kasih itu ke gw, gw gak akan berat untuk pergi." Tekannya tidak ingin amarah yang tersimpan meluap dihadapan gadis ini.

Jessica tidak tau apa yang akan dilakukan. Pikirannya kacau, sekacau perasaan yang berkecamuk didalam hatinya. Bersama kekasihnya ia terus mengingat bagaimana perjuangan pemuda ini untuknya, tapi jika bersama pemuda ini ia tidak bisa melepas bagaimana baiknya kekasihnya dua tahun hubungan mereka. " Bri, aku mohon jangan pergi dalam hidup aku!." Mohonnya rasa mengganjal terus saja ada dalam hatinya jika mereka berdebat tentang hal ini.

let's play Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang