(ke)LURAH(an)

1K 30 2
                                    

Les🔞






































Deru nafas terdengar teratur meski dengan posisi tubuh yang sedikit menyusahkan paru-paru menjalankan kerja. Keringat yang sudah mengering rambut ikal yang berantakan dengan Jersey basket yang masih melekat ditubuhnya.

Suara ketukan masuk kedalam telinganya tapi badan yang masih lelah membuatnya enggan menanggapi. Kenop pintu terbuka memberi akses masuk untuk wanita cantik meski tidak lagi muda. " Adek bersih-bersih dulu, habis ini kamu ada les loh." Ucapnya sambil mengelus rambut putra bungsu keluarga ini.

" Emm, bentar lagi ma, masih capek soalnya." Gumam sang anak. Hari ini sangat lelah dirasa. Kebebasannya dialihkan dengan perlombaan yang akan ia ikuti diakhir pekan ini. Jam latihan yang ditambah membuat energinya terkuras.

" Bersih-bersih dulu sayang, kamu juga belum makan kan?. Nanti kakaknya biar mama suruh ke sini." Ucapnya dan tidak melepas pandangan pada ketampanan putranya itu. " Dua puluh menit lagi jam les kamu mulai, cepet bangun mama mau nyiapin makan buat kamu." Ucapnya kembali tapi tidak mendapati jawaban. Wanita itu hanya tersenyum dan meninggalkan kamar putranya.

Setelah keluar dari pintu hitam yang besar wanita itu berpapasan dengan satu anggota lain di keluarga ini. Gadis pendek dengan rambut sepunggung yang terurai membuatnya terlihat cantik. " Kakak mau les?." Tanyanya pada anak tertua.

" Iya, mama ngapain masuk ke kamar adek?." Tanya Alleia pada sang mama.

" Kan adek juga ada les tapi dianya tidur, jadi mama bangunin." Jawabnya. " Kayaknya dia kecapean abis latihan basket, jadi mama suruh aja gurunya biar ke sini." Ucapnya sedikit memelas mengingat betapa kerasnya pendidikan yang diterapkan keluarga ini. Apalagi putranya yang dituntut menjadi dewasa dengan sifatnya yang labil. Harus dituntut menjadi seseorang yang bisa mencakup semua hal oleh sang ayah. Bukan tanpa alasan suaminya melakukan hal itu, ia yang dilahirkan menjadi anak tunggal membuat dirinya mengurus sendiri aset keluarga. Dan kini putra tunggal mereka akan menopang semua itu. Meski dia memiliki saudara tapi dia anak laki-laki dan akan menjadi andalan keluarga ini.

" Mama kebawah aja biar kakak yang bangunin adek." Ucap gadis cantik itu.

" Ya udah, kamu siapin juga baju buat dia ya?." Ucapnya lalu pergi.

Alleia memasuki ruangan dibalik pintu hitam itu, melihat sang adik yang masih nyaman diposisi awal. Ia mendekat duduk dipinggiran ranjang dan menepuk-nepuk pundak adiknya untuk bangun. " Dek bangun, dek." Tapi pemuda yang lebih muda satu tahun darinya itu tidak bergerak sama sekali.

Alleia memaksa membaringkan tubuh yang begitu berat agar pemuda itu bangun, tapi hanya rengekan tanpa membuka mata. " Ih, Arsya bangun gak?. Kamu ada les bentar lagi." Ucapnya sambil menepuk lengan adiknya.

" Emm, apasih kak. Gw ngantuk?." Ucapnya sambil membelakangi sang kakak.

" Ih Arsya bangun." Alleia terus berusaha membuat sang adik bangun. Ia terus memukul menarik-narik lengan adiknya meski berat.

Arsya yang jengah dengan paksaan Sang kakak memaksa tubuhnya yang terasa berat untuk bangun meski sekedar duduk. " Udah cepet mandi nanti keburu kesini kakaknya." Ucap sang kakak yang masih menarik tangannya.

" Chk, iya iya bawel." Balas Arsya mendengus kesal. Ia beranjak dengan sempoyongan, kepalanya sangatlah pusing begitu berat menanggung lelah.

let's play Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang