Lian perlahan membuka matanya mencoba menganalisa sekitar dan memastikan dia ada dimana sampai akhirnya dia tersadar kalau dia sedang ada di basecamp. Ada beberapa temannya juga yang sedang tertidur di sekitarnya bahkan sampai ada yang tidur di lantai.
Lian mendudukan badannya dia memejamkan matanya guna meredakan pusing di kepalanya. Lian tersadar rupanya dia mabuk berat semalam.
Lian merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya dan ternyata ponselnya mati kehabisan baterai. Lian bangkit berusaha mencari charger milik temannya yang kadang suka tertinggal disini.
Begitu Lian dapatkan dia langsung mencolok charger itu ke stop kontak yang ada dan menyambungkannya ke ponsel miliknya.
Dihidupkanlah ponselnya dan Lian baru tersadar kalau sekarang sudah pukul 12.30 siang. Notifikasi pesan dan banyaknya panggilan tak terjawab mulai masuk membobardir ponselnya.
Mulai dari Aro, bundanya, dini, dan juga satu pesan dari Salsa. Lian membuka pesan yang dikirimkan oleh sang bunda terlebih dahulu yang tentu saja berisi kekhawatiran terhadap dirinya Lian membalas pesan sang bunda dengan kalimat yang menenangkan dan meyakinkan bahwa dia baik-baik saja. Lalu dia beralih ke pesan yang dikirimkan oleh adiknya dia juga mengirimkan pesan yang sama seperti yang dia kirimkan kepada bundanya.
Lian membuka pesan yang dikirimkan oleh Salsa dengan senyuman tipis yang terukir dibibirnya.
Salsa
Kenapa ga ngampus?Lian
Kenapa? Kangen yaaa :)Lian terkekeh membaca balasan yang dia kirimkan ke Salsa dia bisa membayangkan bagaimana ekspresi Salsa ketika dia membaca kalimat itu.
Tetapi senyumnya seketika memudar ketika mengingat foto yang Salsa upload di medsosnya semalam.
Lian lalu mencari kontak Aro dan meneleponnya.
"Ro lu dimana?"
"Eh setan harusnya gua yang nanya lu dimana"
"Udah jawab aja kenapa sih"
"Adik lu nyariin semaleman ya bangsat"
"Ah elah buruan kasih tau lu dimana"
"Kabarin dulu nyokap lu"
"Udah"
"Adik lu?"
"Udah Aro monyet"
"Dasar si babi gatau diri"
"Lu dimana Aro buset". Lian mulai kesal dengan Aro
"Di markas"
"Sama siapa?"
"Sendiri"
"Oh oke gua kesana"
"Nitip mie ayam porsi jumbo laper gua nyet"
"Sip"
Sebetulnya Lian ingin memaki dia sedang merasakan pusing di kepalanya eh malah disuruh beli mie ayam tetapi ya karena Aro sudah banyak membantunya tidak apa-apa lah sesekali baik sama teman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Belum Terlambat
FanfictionCinta datang terlambat atau perasaan yang tidak disadari? Tidak ada yang benar-benar terlambat selagi mau mencoba berhenti jadi pengecut and let's make a move