ᴘᴀɴɢɢɪʟᴀɴ

89 30 4
                                    

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Tiga hari telah berlalu sejak Y/n memulai latihannya. Ia terus mencoba berbagai cara untuk mengontrol kekuatannya agar lebih efektif dan teratur dibanding sebelumnya.

Setelah perjuangan panjang, akhirnya ia berhasil. Pukulan terakhirnya menjalar ke depan, menciptakan gelombang energi sejauh 15 meter.

Levi, yang berdiri agak jauh darinya, mengamati dengan penuh perhatian. Tatapan tajamnya menunjukkan kepuasan—perkembangan Y/n terbilang cepat, jauh lebih baik dari yang ia perkirakan.

Tanpa banyak kata, Levi melangkah mendekat. Y/n, yang menyadari kehadirannya, segera berbalik dan menatapnya dalam diam.

"Kau boleh beristirahat sekarang," ujar Levi singkat.

Y/n mengangguk kecil, lalu merebahkan diri di atas rumput, membiarkan napasnya perlahan stabil. Levi, yang masih berdiri di sana, sedikit mengernyit sebelum akhirnya bertanya,

"Kau tidak mengunjungi Eren?"

Y/n menggeleng pelan. "Aku tidak ingin mengganggu latihannya," jawabnya singkat. Baginya, biarkan Eren berkonsentrasi agar tujuannya tercapai tanpa distraksi apa pun.

Levi tidak memberi komentar lebih lanjut. Tanpa suara, ia berbalik dan pergi, meninggalkan Y/n sendiri di tengah lapangan.

Y/n tetap diam, matanya menatap langit biru yang membentang luas di atasnya. Perlahan, ia mengangkat tangan seakan ingin menggapai sesuatu di atas sana—namun yang ia rasakan hanyalah kehampaan.

Ia menarik napas dalam, menghembuskannya dengan berat. Pikirannya kembali melayang pada mimpi aneh yang menghantuinya beberapa hari terakhir.

Mimpi itu…

Y/n tidak mengerti apa makna di baliknya, juga kisah yang tergambar di dalamnya. Itu bukan ingatan miliknya, tapi terasa begitu nyata.

‘Masa lalu siapa itu? Dan yang lebih penting … dan kenapa harus aku yang mengalami ini?’

"Mewujudkan kutukan … Kutukan apa maksudnya?" gumamnya lirih.

Tangannya perlahan turun, mengepal di atas perutnya. Hari demi hari, pikirannya semakin dipenuhi oleh kebingungan.

“Mungkinkah karena aku yang dipilih, maka kekuatan aneh ini menjadi milikku?” gumamnya pelan.

"Sudah pasti itu salah satu alasannya, Hime."

Suara dari dalam kalung tiba-tiba terdengar, membuat Y/n sedikit tersentak. Selama tiga hari terakhir, makhluk tak kasat mata itu tidak berbicara padanya sama sekali. Ia pikir, entitas itu telah menghilang.

"Apa alasan lainnya?" Y/n mendesah frustrasi. "Ah … Percuma saja bertanya padamu. Kau tidak akan memberitahuku, bukan?"

"Tidak mengerti juga, Hime?" Suara itu terdengar penuh arti. "Padahal, saya sudah berterus terang sejak awal. Apakah Hime butuh waktu lebih lama untuk menemukan jawabannya?"

Y/n mendesis kesal.

"Berterus terang? Omong kosong apa itu? Kau selalu menyembunyikan sesuatu dariku, bahkan saat aku bertanya. Dan berhentilah memanggilku Hime. Aku bukan putri kerajaan!"

Tanpa menunggu balasan, Y/n akhirnya bangkit. Ia membersihkan debu dan rerumputan dari punggungnya, lalu melangkah pergi dari sana, meninggalkan suara misterius yang hanya bisa tertawa samar dalam pikirannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Purpose To Live || Aot x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang