12

5 0 0
                                    

Bubuk yang bersinar sehalus pasir berwarna dari genggaman pelayan.

'Mengapa kamu mengubur sesuatu seperti itu?'

Ekspresi Sophina tentu saja menjadi bingung.

Dia mengulurkan tangan seolah-olah kesurupan dan mencoba menyentuh bedak di jari pelayan itu.

Pelayan itu dengan cepat menyembunyikan tangannya.

"Kalau begitu aku akan kembali!"

Pelayan yang malu itu membungkuk dan lari dengan cepat.

Sophina berpikir sambil menatap tangannya.

Sangat tidak nyaman rasanya para pelayan itu sepertinya berusaha menyelamatkan diri.

'Tapi, ketiga pelayan itu berjalan-jalan bersama. Di mana yang lainnya?'

Sophina tiba-tiba melihat sekeliling dengan rasa ingin tahu.

Di lanskap yang berantakan, aku melihat pelayan lain yang sedang melihat ke sudut sedang berjongkok.

'Apa yang sedang kamu lakukan?'

Rasanya seperti memindahkan keranjang penuh sesuatu.

Mata Sophina menyipit curiga.

Saat itu, Ricardo berbicara dengan suara lembut.

"Jika kamu meminta bantuan, aku bisa membantu."

Dia menatap Sophina dengan tatapan patuh.

Ini seperti menanyakan apa yang akan Anda lakukan sekarang.

Itu adalah sikap yang sama seperti penjahat yang mengetahui segalanya.

'Tidak mungkin... Apakah kamu berbicara tentang para pelayan itu?'

Saya sedikit curiga, tapi belum terjadi apa-apa.

'Meski begitu, itu tugasku untuk mencari tahu.'

Sophina hanya berkedip. Lalu dia buru-buru mengalihkan pandangannya ke tempat lain.

'Ke-, kemana perginya pelayan itu?'

Setelah percakapan singkat dengan Ricardo, pelayan itu sudah lama menghilang.

Pada saat itu.

Tiba-tiba terdengar suara aneh samar-samar.

"Ular?"

' Ular ', seekor ular kecil berwarna hitam yang dengan ganasnya melahap rerumputan seolah kelaparan selama tiga hari.

Seekor ular di tempat yang hanya dihuni singa.

Tiba-tiba, aku teringat cerita yang kudengar saat minum teh bersama ibuku.

-Ular yang ditangkap di daerah perbatasan kelaparan dan mengamuk...

'Apakah itu ular itu?'

Lingkungan sekitar dengan cepat menjadi berisik, karena mereka mendapat perhatian orang lain.

Tentu saja tidak ada yang takut dengan ular yang muncul entah dari mana.

Itu hanya rasa ingin tahu.

Singa yang datang sebagai tamu melirik ular itu dan berbisik.

"Ular jenis apa itu? Mungkin ini makanan spesial?"

"Kudengar kali ini mereka menemukan seekor ular muda di daerah perbatasan, kurasa itu saja."

Ular yang mendekat dengan ganas itu akhirnya berhenti. Lalu berbalik sambil menatap Sophina.

"AHHH!"

Racun transparan keluar dari taringnya yang cukup tajam.

Bukankah kita seharusnya bercerai?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang