Mimpi'

155 0 0
                                    



**

" Ayo mulai pak! " Ucap Gus Dur pada sang penghulu

" Siapa yang akan menjadi wali nikahnya?. " Tanya sang penghulu yang sempat merasa bingung

Mendadak suasana terasa begitu hening , semua orang juga merasa kebingungan . Tidak mungkin meminta penghulu untuk menjadi wali nikahnya sebab Ayah Nazifah masih ada , mahram dari ayahnya yang dapat menjadi wali nikah juga masih ada .

" Jadi siapa yang akan menjadi wali nikahnya ?. " Penghulu itu kembali melayangkan pertanyaan

" Anda! Anda yang akan menikahkan kami berdua. Orang tuanya sedang berada di negara lain , kami akan melakukan pernikahan ulang nantinya " jawab Gus Dur Tampa ragu setelah berpikir cukup panjang

Penghulu itu hanya mengangguk faham kemudian mulai menjabat tangan Gus Dur dengan sebelah tangannya yang satu lagi digunakan untuk memegang mic .

"Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka Nazifah Permatasari sagaraskar binti petir sagaraskar alal mahri dua ratus juta dan seperangkat alat shalat hallan.”

Gus Dur menarik nafasnya dalam dalam , melirik ke arah Nazifah yang masih diam seperti patung dengan mengikuti instruksi yang diberikannya tadi setelah itu baru menjabat tangan sang penghulu dengan lebih erat .

“Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq.” dengan satu tarikan nafas , Gus Dur mengucapkan ijab qobul dengan lantangnya hingga suaranya terdengar keseluruhan penjuru pondok pesantren Al Qalam

" Alhamdulillah ," teriakan para santri pun ikut menggema seiring dengan sahnya pernikahan tersebut

Gus Dur tersenyum puas , memutar tubuhnya ke samping agar dapat menatap sosok wanita yang sudah sah menjadi istrinya . Di ulurkan  telapak tangannya pada kepada Nazifah yang Tampak bengong

" Dicium! ." Gus Dur mendelik tajam pada Nazifah yang masih betah terdiam bak patung

" Tadi katanya cuman praktek doang , trus kenapa Nazifah harus cium tangan Gus? ," Protes Nazifah yang tak ingin menyentuh tangan Gus Dur

" Itu bukan praktek! Tapi kenyataan . Dan kenyataannya kita sudah sah menjadi pasangan suami istri  . Sekarang cium tangan suami kamu ini Nazifah ." Jelas Gus Dur dengan panjang lebar

Kedua pupil mata Nazifah membulat dengan sempurna , tak menyangka bahwa dirinya telah di tipu .

" Nazifah... Cium nak tangan suami kamu ," ustadzah Aisyah mendekat dan memberikan nasihat pada Nazifah agar segera mencium tangan pria yang sudah bergelar sebagai suaminya .

Nazifah menatap lekat pada ustadzah Aisyah , matanya berkedip berkali kali . Masih berusaha untuk menyesuaikan dirinya yang tentunya masih sangat terkejut

" Nak , cium tangan suami kamu ," perintah ustadzah Aisyah lagi , masih dengan suara lembut nan halusnya

" Gak mau ustadzah! ," Bantah Nazifah dengan cepat

Kening ustadzah Aisyah dan juga Gus Dur bertaut bingung atas penolakan yang nazifah berikan .

" Kenapa? Dia sudah sah menjadi suamimu nak ." Ustadzah Aisyah menatap ke arah Gus Dur sebentar, kemudian kembali menatap ke arah Nazifah yang masih menampilkan raut syoknya.

" Pernikahan ini apa sah ustadzah? Kan tadi katanya cuman praktek doang ." Wajah Nazifah mulai memucat

Ustadzah Aisyah mengangguk kecil . " Iya nak , tadi adalah pernikahan sungguhan dan sekarang putra ustadzah sudah menjadi suami kamu " jelas ustadzah Aisyah panjang lebar . Wanita itu berusaha untuk sabar dan memberikan pemahaman yang dapat di konsumsi oleh pikiran Nazifah

Santriwati tengil pemikat hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang