****" Oiii, kenapa pada diem diem Bae sii? ." Celetuk Sasa mengejutkan kedua makhluk yang saat ini hanya berdiam diri.
Ralat! Hanya Naima yang berdiam diri dengan memasang wajah cemberut lantaran masih merasa kesal sebab Nayla yang tidak mau di ajak bergosip olehnya.
Nayla sendiri saat ini sedang melakukan kegiatan muroja'ah hafalannya agar tidak lupa ketika waktunya penyetoran hafalan nanti sore.
" Kamu kenapa cemberut gitu sih Nim? ," Tanya Sasa lagi setelah sebelumnya perkataannya tak mendapatkan respon apapun dan sekarang dirinya baru ngeh jika sang teman nyatanya sedang badmood.
" Eh aku mau ngasih tau kalian sesuatu tauk ." Sasa menatap kedua temannya secara bergantian dan dengan wajah yang terlihat sangat serius.
Nayla dan Naima refleks saling menatap satu sama lainnya, merasa penasaran hal apa yang akan di beritahukan oleh Sasa pada mereka.
" Sesuatu yang seperti apa? Jika menggosip maka jangan ajak ajak ana ." Ujar Nayla. Naima hanya memutar bola matanya dengan malas. Sungguh malas meladeni temannya satu itu yang sudah seperti seorang ustadzah.
Bahkan ustadzah pun kalah olehnya sebab seorang ustadzah pun nyatanya masih mau dan suka jika di ajak bergosip. Berbeda dengan Nayla.
" Yee ini tuh bukan gosip tau ." Balas Sasa dengan tampang yang sangat meyakinkan dan terlihat sangat songong
" Tauk tuh! Biasa lah namanya juga orang suci, jadi takut terkena noda gibahan ." Naima menatap Nayla dengan sinis seperti seorang musuh bebuyutan.
Namun Nayla tidak ambil pusing sama sekali dengan sindiran yang Naima lontarkan untuknya. Sebab perkataan naima tidak bisa di katakan salah sepenuhnya.
" Bukan ga mau menggibah Naima, tapi kamu kan tau bahwa menggibah dosanya sangat besar. Dosa itu baru bisa terhapus kan apabila seseorang yang kamu jadikan bahan ghibah itu memaafkan kesalahanmu yang sudah menuduhnya ." Celetuk Nayla yang mulai berceramah
" Ya tapikan ini tuh sesuai fakta! Jadi ya ga dosa dong ." Balas Naima dengan alis yang naik turun
Nayla hanya tersenyum simpul saat mendengar pendapat temannya itu yang sangat salah menurut ajaran agama Islam. " Kata siapa ga dosa Naima? ." Tanyanya dengan nada yang sangat lembut
" Ya kata aku lah ."
Lagi lagi Nayla hanya tersenyum simpul. Di tariknya telapak tangan Naima kemudian di elusnya tangan Naima dengan sangat perlahan dan lembut. " Kamu mau kaya ga? ." Tanya Nayla
Mendengar perkataan Nayla yang terdengar keluar dari topik pembicaraan, Naima dan Sasa lantas menyerngitkan alis mereka dengan bingung. Sesaat, mereka saling pandang satu sama lain hingga Sasa mengangkat bahunya dengan acuh sebab tak faham sama sekali.
" Ya mau lah! Siapa cobak yang ga mau jadi kaya ." Todong Naima dan Sasa secara bersamaan
Lagi lagi Nayla tersenyum manis, bahkan sangat manis. " Kamu mau jadi orang kaya yang seperti apa? ," Tanya Nayla. Memandangi kedua temannya itu secara bergantian
Wajahnya memang tampak begitu tenang dan santai Tampa ada rasa kesal sedikit pun.
" Kaya versi halal atau kaya versi haram? ." Tanya nya lagi dengan alis yang baik turun
" Ya halal lah! Gimana sih kamu nay ."
" Tauk tuh! Bocil SD pun pasti bakal jawab mau jadi orang kaya versi halal ."
" Iya tuh bener. Lagian juga apa hubungannya sama ghibah si nay! Ga nyambung bangett si kamu jadi orang ." Sinis Naima
" Kalian tau tidak kalau kalian bisa menjadi orang kaya hanya dengan cara yang sangat mudah dan halal? ." Tanya Nayla yang dengan cepat mendapatkan sebuah gelengan kepala oleh kedua temannya
![](https://img.wattpad.com/cover/372267928-288-k969581.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Santriwati tengil pemikat hati
Novela Juvenilmenceritakan tentang seorang gadis belia yang memiliki sifat tengil namun mampu menarik seorang Gus , putra dari pemilik pesantren. Nazifah Permatasari sagaraskar, putri dari mantan mafia bernama petir sagaraskar, gadis muda yang terpaksa menginjakk...