Cemburu?

202 2 0
                                    


" Gus ngapain masih di sini? Pergi sana.... Hus hus! ," Usir Nazifah yang menatap sengit pada Gus Dur

" Kamu ngusir saya? Yang ada malah kamu yang saya usir! " Tekan Gus Dur dengan santainya

Aktivitas menyapu Nazifah hentikan , di tatapnya wajah Gus Dur sebentar . Sapu yang berada di tangannya pun lantas terlepas karna tepukan tangan yang nazifah buat .

" Yeyyyy usir aja Gus gak apa apa kok , Nazifah seneng banget malahan. " Celetuknya dengan sangat senang

" Andai bisa pasti sudah dari lama saya usir kamu! " Gus Dur mendelik kesal karna nyatanya bukannya merasa takut di keluarkan dari pesantren , Nazifah malah terlihat sangat senang dan bersemangat

Salah ancaman sih!

Nazifah merengut sebal . Kembali di raihnya sapu yang tadi terjatuh dan dengan malas kembali menyapu . Teman temannya juga sudah pergi meninggalkannya sendiri hingga menyisakan dirinya dan Gus Dur saja .

" Cepat selesaikan! Saya masih ada urusan ," Gus Dur menatap pada sebuah jam yang bertengger manis di tangan kanannya kemudian kembali menatap Nazifah yang menyapu dengan mode lambat

" Yaudah si wir , tinggal pergi aja susah amat! Lagian zifah kan gak minta di temenin " jawabnya dengan sangat santai bahkan tidak menggunakan kalimat panggilan Gus lagi .

" War wir war wir! Nama saya Muhammad Dursyam Al Baihaqi bukan war wir! " Ketus Gus Dur tak terima

" Yang nanyak? " Celetuk Nazifah Tampa menatap Gus Dur yang langsung menatapnya dengan kesal

" Kamu ini memang sangat menyebalkan! Menjengkelkan! Tidak sopan! " Keluh kesah yang selama ini Gus Dur pendam akhirnya keluar juga dari mulutnya

" Gus lupa satu lagi! " Nazifah kembali berhenti menyapu dan menatap serius pada Gus Dur yang juga tampak serius mendengar hal apa yang lupa di ucapkanya mengenai Nazifah

" Apa? "

" Cantik! " Jawab Nazifah yang langsung membuat Gus Dur menatapnya dengan malas

" PD banget kamu jadi orang! "

" Iya lah kenapa engga! Sekali kali Gus , lagian juga kan Nazifah memang cantik "

" Iya kamu memang cantik ," mendengar pujian yang dilontarkan oleh Gus Dur membuat senyuman Nazifah semakin merekah namun langsung lenyap begitu saja ketika Gus Dur kembali menyambungkan kalimatnya lagi

" Kamu cantik karna kamu wanita! Tidak mungkin kamu tampan! ." Nazifah langsung melengos kesal setelah mendengar pujian yang berujung candaan.

" Bisa aja kok Nazifah ganteng! " Sungutnya kesal , tangannya kembali bergerak menyapu lagi karna jika terlalu banyak berhenti maka akan semakin lama dirinya dan Gus Dur berada di halaman belakang asrama ini dan itu membuat Nazifah merinding membayangkannya .

Kali ini Gus Dur hanya diam , sengaja tidak menyahuti perkataan Nazifah lagi karna yang ada malah akan semakin panjang lebar . Gus Dur cukup tau bahwa Nazifah terus saja  akan melawan perkataannya yang ada malah akan membuatnya semakin merasa kesal .

Akhirnya Gus Dur memilih untuk duduk saja dan terus memperhatikan kinerja Nazifah namun sesekali pandangannya beralih pada ponsel di lengannya .

" Ayah kapan sih jemput Nazifah! ." Gumaman Nazifah nyatanya masih bisa di tangkap oleh Indra pendengaran Gus Dur, namun pria itu memilih untuk tetap diam saja .

" Nazifah pengen pulang..... Nazifah malas melihat wajah menyebalkan Gus Durian ayah! " Keluh kesahnya pada dirinya sendiri

Gus Dur hanya diam seolah olah tidak mendengarkan sama sekali dan seakan akan dirinya benar benar sibuk dengan ponselnya namun telinganya mendengar dengan jelas bahkan matanya pun sedikit melirik pada Nazifah yang menatapnya dengan bengis .

Santriwati tengil pemikat hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang