Obsesi Ning ayu

133 0 0
                                    



***

" Kok dari tadi pagi Gus Dursyam tidak ada kelihatan ya? ." Ning ayu sedari tadi celingukan bahkan terkesan mondar mandir tidak jelas hanya karena mencari keberadaan Gus Dur yang sama sekali belum ada kelihatan bahkan hingga sekarang sudah pukul 14.02 siang.

Ning ayu benar benar merasa kesal, bahkan merasa cemburu hingga fikirannya berkelana jauh mengenai alasan mengapa Gus Dur sama sekali belum ada kelihatan sejak pagi.

Lihatlah Ning ayu, dia di buta kan oleh cintanya pada Gus Dur. Cinta yang tidak jelas keberadaannya dan cinta yang bertepuk sebelah tangan walaupun pada kenyataannya, Gus Dur juga selama ini menyukai dirinya.

Namun yang namanya takdir siapa yang tau. Kita menyukai dia, dan dia pun menyukai kita. Hanya saja jalan takdir tuhan berbeda dengan apa yang kita inginkan.

Dia menyebut nama mu dalam doanya, dan kamu juga menyebut namanya dalam doa mu. Namun allah tetap tidak menyatukan kedua doa itu sebab Allah membutuhkan keduanya untuk menjadi pasangan manusia lain agar dapat membimbing manusia itu ke jalan yang lebih baik.

Kita tentunya ingin komplain, ingin rasanya mengganti alur takdir. Namun kuncinya ada pada Tuhan dan kita tidak akan mampu untuk mengambilnya.

" Bagaimana jika sampai Gus Dursyam menyentuh Nazifah dan memberikan Nazifah nafkah batin? ," Monolog Ning ayu dengan pikiran yang sudah entah kemana.

Matanya membulat seketika, rasa marah dan cemburu lantas menghimpit dadanya hingga membuatnya benar benar merasa tidak terima. " TIDAKKK, TIDAK ADA YANG BOLEH MENDAPATKAN KEHANGATAN TU BUH GUS DURSYAM!! HANYA AKUUUU, HANYA AKU YANG BOLEHH!! ." Teriaknya seperti orang gila

Pranggg!!.

Bak kesetanan, Ning ayu kembali melampiaskan kekesalan dan kemarahannya pada barang barang yang ada di sekitar dirinya hingga tempat itu seketika menjadi sangat kacau dan berantakan.

" Tidak ada yang boleh mendapatkannya! Hanya aku.... Hanya aku yang berhak!! ," Ucapnya dengan purau sesaat setelah puas menghancurkan barang barang yang ada di sekitarnya hingga menjadi porak poranda.

" Lihat saja! Mungkin hari ini Gus Dursyam memang tidak masuk mengajar, tapi besok pasti masuk. Dan aku akan menggunakan cara terbaik untuk menjebak Gus Dursyam hingga bisa menjadi miliknya seorang ." Ujarnya dengan menyeringai .

Setelah itu Ning ayu langsung pergi dari rumahnya menuju ke pondok pesantren sebab jamnya mengajar di kelas santri putra akan segera di mulai.

***

" Ini jam nya Ning ayu ya? ." Tanya Fahri

Aldo yang awalnya tampak begitu fokus membaca Alkitab favoritnya di kala waktu senggang, langsung mengalihkan pandangannya dari Alkitab itu dan menatap temannya.

Sempat terdiam beberapa saat untuk kembali mencerna pertanyaan yang Fahri lontarkan tadi lantaran dirinya sangat fokus membaca hingga tak tau Fahri berkata apa. " Ini jam nya Ning ayu buat ngajar kan? ." Celetuk Fahri mengulang perkataannya

Tampaknya Fahri mengerti dengan kebingungan yang sempat melanda pikiran Aldo mengenai pertanyaannya hingga membuatnya kembali mengulang kalimatnya.

Aldo pun lantas menganggukan kepalanya membenarkan perkataan Fahri. " Na'am, tapi dimana Ning ayu? Mengapa belum datang juga? ." Tanya Aldo keheranan. Dirinya baru sadar bahwa sudah terlambat 6 menit namun Ning ayu belum juga menampakkan dirinya di kelas mereka.

" Entah ga tau. Biarin aja lah, pusing juga belajar matematika " sahut Fahri yang lantas membuat Aldo menggelengkan kepalanya dengan lirih

" Kenapa?," Tanya Fahri saat melihat aksi Aldo yang menggelengkan kepalanya setelah mendengar kalimat yang di ucapkan olehnya.

" Tidak ada ." Balas Aldo dengan cepat. " Tapi kalau sehari saja kita tidak belajar, maka kita akan tertinggal mata pelajaran matematika dari kelas lain ." Tutur Aldo memberikan penjelasan

" Sehari doang Al, ga akan separah itu kok dampaknya ." Celetuk Fahri beralasan

Aldo terdiam dan mulai berfikir kata apa yang cocok untuk membalas perkataan Fahri itu. " Sehari saja kita tidak belajar matematika maka ilmu menggombali wanita juga akan berkurang dalam diri kita ." Ujarnya dengan bercanda . Alisnya naik turun guna menggoda sahabatnya itu tak lupa pula di sertai dengan wajah yang terlihat begitu tengil.

" Apa hubungannya cobak? Antara matematika sama gombali cewek? ," Fahri memasang wajah polosnya padahal Tampa di beritahu, Fahri sudah tau terlebih dahulu. Pasalnya, pria itu sudah cukup mahir menggombal namun bukan pada wanita melainkan dengan benda benda mati di sekitarnya.

Fahri memang terkesan sudah gila sebab sering berbicara sendiri, namun Tampa mereka tau, Fahri berbicara dengan benda Mati padahal benda benda itu tidak akan membalas dan memberikan respon apapun padanya.

" Hubungannya adalah apabila kita mencintai 1 wanita secara tulus maka Allah akan memberikan kita 1 istri lagi, dan jika kamu juga tetap bersikap tulus pada istri istri mu itu maka Allah akan menambahkan 2 istri lagi untukmu ." Celetuknya dengan asal

" Haa? ," Tampaknya Fahri sama sekali tidak faham. Namun sesaat kemudian, Fahri malah bertingkah seperti orang gila yang tertawa sendiri dengan hebohnya. " Hahahahahah baru sadar aku ." Celetuknya masih dengan tertawa

" Kalau emang bisa kayak gitu, beh aku paling semangat buat belajar matematika soalnya mau punya istri banyak ." Cerca Fahri dengan tampang santainya

Pletak!.

" Belajar yang benar, bukan malah memikirkan nikah apalagi mau meriquess istri yang banyak sama Allah. Kayak udah bisa nafkahin secara benar saja! Satu saja, harus bekerja tak kenal waktu apalagi jika sudah memiliki anak. Apalagi kalau sampai memiliki banyak anak! ,"  Karena kesal, Aldo mendaratkan sebuah jitakan di kepala Fahri setelahnya memberikan sebuah nasihat berupa sindiran.

Fahri meringis tertahan saat mendapati sebuah hadiah jitakan di kepalanya. " Kan cuman ngehalu Al ." Protesnya dengan bibir yang cemberut.

Aldo memutar bola matanya dengan malas saat mendengar balasan dari sahabatnya. " Ingat fah, Allah tidak suka dengan hambanya yang terlalu memikirkan atau menghalusinasikan sesuatu yang tidak pasti keberadaannya ." Peringatnya

" Iya deh iya pak ustadz saya mengaku salah ." Ujar Fahri mengalah

Aldo hanya diam memperhatikan sahabatnya namun sesaat kemudian perhatiannya teralihkan ke arah lain saat seseorang memasuki kelas mereka. Orang itu adalah Ning ayu yang baru saja muncul .

Namun tampaknya, Ning ayu tidak datang sendirian melainkan bersama kedua pria dan salah satunya adalah Gus Ginan . Seluruh murid yang berada di kelas itu lantas keheranan saat melihat orang baru yang sangat asing untuk mereka.

Santriwati tengil pemikat hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang