antara lugu atau bo-doh

334 2 0
                                    


*

" Zif kerjakan PR dari Gus Dur tadi, jangan makan aja! Nanti kamu bisa kena hukum " Naila mengingatkan Nazifah yang masih asik dengan jajanan di tangannya

Tak hanya Nazifah , ke empat teman se asramanya juga ikut memakan jajanan wanita itu . Nazifah pun tidak pernah mempermasalahkan hal itu karna Nazifah memang royal soal makanan pada teman temannya sehingga mereka sangat suka berteman dengan Nazifah .

" Gimana mau ngerjain orang aku aja gak faham sama sekali , lagian emangnya besok ada jamnya Gus Dur lagi? " Tanya Nazifah di sela kunyahannya

Naila mengangguk membenarkan pertanyaan nazifah ,"  emangnya kamu gak inget kalau pelajaran bahasa Arab ditambah menjadi 2 kali seminggu " celetuk Naila

***

" Nazifah kesini! " Panggil Gus Dur sambil mengoreksi tugas milik Nazifah yang diberikannya kemarin

Nazifah yang mendengar namanya di panggil langsung maju dengan penuh semangat karna merasa tidak melakukan kesalahan apapun sehingga Gus Dur akan memarahinya.

" Ini kamu yang kerjakan? " Alis Gus Dur terangkat sebelah berusaha mengintrogasi Nazifah yang langsung menganggukan kepalanya Tampa ragu

" Iya lah memangnya kalau bukan Nazifah yang kerjakan siapa lagi? Gak mungkin kan Gus yang ngerjain " ujarnya dengan mengangkat bahunya enteng

" Maksud saya, kamu kerjakan sendiri atau mencontek? " Tanya Gus Dur yang masih merasa penasaran

" Oh itu.... Saya nyontek Gus " dengan polosnya Nazifah berkata jujur Sedangkan teman temannya yang se asrama dengan dirinya hanya menepuk jidat mereka .

" Siapa yang kamu contek? " Tanya Gus Dur lagi . Dirinya pun tidak habis pikir dengan muridnya yang satu ini . Antara terlalu polos atau bodoh itu lah yang ada di pikiran Gus Dur saat mendengar kejujuran yang nazifah ungkapan terus terang

" Naila " jawab Nazifah lagi dengan entengnya bahkan langsung mengarahkan jari telunjuknya pada Naila yang sudah menutup wajahnya dengan buku

Gus Dur mengikuti ke mana arah jari telunjuk Nazifah mengarah , dan tentunya tepat pada Naila yang sudah menyengir kuda.

" Yang merasa namanya di sebut silahkan maju! " Pinta Gus Dur dengan suara Yang sedikit meninggi

Dengan segala rasa takutnya Naila melangkahkan kakinya menuju depan , tempat dimana berdirinya sang sahabat dan Gus galak.

" Benar yang dikatakan Nazifah? Kamu yang memberikan contekan padanya? " Gus Dur langsung mendaratkan pertanyaan begitu Naila sudah berdiri di hadapannya dan bersebelahan dengan Nazifah

Naila hanya diam saja takut menjawab namun Nazifah malah menyenggol lengannya dan mengisyaratkan agar Naila mau mengaku , " gak papa naila ngaku aja . Kata bunda gak boleh bohong ntar hidungnya tambah mancung kayak pinikio " celetuk Nazifah layaknya orang polos

Gus Dur melongo tak percaya ketika mendengar perkataan Nazifah yang malah menyuruh sang sahabat untuk ikutan berkata jujur sepertinya terlebih lagi saat mendengar perkataan Nazifah yang mengatakan bahwa sang bunda menyuruhnya untuk tidak pernah berkata bohong .

" Iya Gus saya yang membantu Nazifah untuk mengerjakan tugas itu tapi sambil membantu untuk menjelaskannya juga kok Gus " celetuk Naila

" Heh Naila kapan kamu menjelaskan padaku? Bukankah aku semalam menolaknya " sungut Nazifah

Naila yang merasa geram dengan temannya yang terus saja berbicara dengan jujur mengijak kaki Nazifah hingga wanita itu memekik kesakitan.

" Akh! Kenapa kaki ku kamu pijak? " Tanya Nazifah lagi dengan polosnya

Santriwati tengil pemikat hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang