****
" Nanti kalau ayah sama bunda udah pulang , Nazifah bakal bilang sama mereka kalau Nazifah sudah pandai mencuci piring, mengepel , dan menyapu . Ayah dan bunda pasti bangga! ," Setelah kepergian bik siti dari dapur , Nazifah berbicara sendiri karna merasa saat ini hanya ada dirinya sendiri di dapur .
Ya , sampai sekarang pun Nazifah masih tidak menyadari keberadaan Gus Dur yang juga ada di dapur . Bahkan sedari tadi , Gus Dur terus saja menatap ke arah Nazifah. Wanita itu terlihat sangat cekatan dalam mencuci piring . Seakan akan sudah sangat terbiasa padahal Nazifah pun baru bisa mengerjakan pekerjaan rumah selama bersekolah dan tinggal di pesantren.
Sekitar satu jam kemudian barulah Nazifah selesai mencuci piring kotor itu hingga kini semuanya bertengger dengan rapih dan bersih di atas rak rak piring .
Nazifah menatap puas pada pekerjaannya, namun ia juga merasa bingung kemana perginya bik siti? Padahal sudah sedari tadi perginya namun belum kembali juga.
Nazifah memutar tubuhnya dan celingukan untuk mencari keberadaan bik siti namun yang di temukan olehnya adalah seorang pria yang sedang tertidur di atas meja makan dapur pondok pesantren itu . Merasa tak asing , Nazifah perlahan lahan berjalan mendekat untuk memastikan dan melihat siapa pria tersebut .
Matanya membulat dengan sempurna saat dugaannya ternyata benar . Gus Dur! Ya , dia lah yang sedang tertidur di meja makan yang berada di dapur pesantren dengan tangan yang di jadikan bantalan . Niat iseng Nazifah tiba tiba menghampiri pikirannya .
Nazifah pergi untuk mencari sesuatu. Sesuatu yang akan di pergunakan olehnya untuk mengerjai Gus yang sangat menyebalkan itu baginya . Padahal bukan Gus Dur yang menyebalkan namun dirinya. Tapi yasudah lah , wanita tidak pernah salah.
Setelah menemukan sesuatu yang berada di atas kulkas , Nazifah kembali berjalan untuk menghampiri tempat dimana Gus Dur tertidur tadi . Dan benar saja , pria itu masih betah berada di alam mimpinya.
Nazifah melambai lambaikan tangannya tepat di depan wajah Gus Dur agar memastikan bahwa pria itu benar benar terlelap setelah itu tangannya dengan sigap melukiskan sesuatu di wajah Gus Dur. Pria itu memang terasa jika ada yang berjalan jalan di pipinya , namun hanya menepuknya saja . Entah lah , mungkin yang ada di pikiran Gus Dur itu adalah nyamuk atau hewan lain yang hendak mengganggu mimpi indahnya .
Setelah selesai, Nazifah tersenyum puas bahkan sampai cekikikan dengan menutup mulutnya menggunakan sebelah tangannya agar dapat meredam suara yang di timbulkan dari tawanya.
" Rasain! ." Setelah mengatakan hal itu , Nazifah beranjak pergi meninggalkan area dapur sebelum Gus Dur terbangun dan akan mengamuk padanya .
Sesampainya di luar pun , Nazifah masih betah cekikikan bahkan sudah berubah menjadi sebuah tawa yang menghebohkan dunianya sendiri.
" Emang enak Nazifah kerjain! Salah sendiri bikin Nazifah kesel!! ." Sungutnya setelah puas dengan tawa Tampa merasa bersalah itu
" Ini , kalau misalnya aku langsung ke asrama , pasti nanti Gus Durian bakal nyarik ke sana buat marahin aku . Enaknya kemana ya? ," Nazifah mengetuk dagunya untuk memikirkan kemana dirinya harus bersembunyi dari amukan seseorang yang sudah di kerjainya itu .
Sebuah ide terlintas di kelapanya membuat Nazifah tersenyum senang dan dengan penuh semangat langsung pergi ke suatu tempat yang pastinya akan aman untuknya bersembunyi.
Sementara itu di sisi lain....
" Dur! Hey , bangun ." Gus Azzam yang baru saja sampai di dapur , langsung terkejut melihat keberadaan Gus Dur terutama saat melihat pria itu tertidur di meja dan mengandalkan tanganya untuk menjadi bantal .

KAMU SEDANG MEMBACA
Santriwati tengil pemikat hati
Novela Juvenilmenceritakan tentang seorang gadis belia yang memiliki sifat tengil namun mampu menarik seorang Gus , putra dari pemilik pesantren. Nazifah Permatasari sagaraskar, putri dari mantan mafia bernama petir sagaraskar, gadis muda yang terpaksa menginjakk...