" Kamu benar nai! ." Setelah beberapa saat di ceramahi dan di berikan penjelasan sejelas jelasnya , akhirnya Nima paham juga maksud dari ucapan naila .
Naila akhirnya bisa tersenyum senang karna ternyata usahanya tidak sia sia . Menjelaskan panjang lebar pada temannya hingga akhirnya faham untuk tidak melihat perbedaan yang ada antara santri maupun orang biasa .
" Tentu aja benar , aku kan wanita! " Naila menepuk dadanya pelan dengan bangga dan mengajungkan jari jempolnya ke hidungnya
" Karna wanita selalu benar! " Dengan kompaknya Nazifah dan Sisil berucap hal itu bahkan setelahnya mereka sama sama tertawa puas
" Baiklah kalau begitu aku akan mencari suami yang orang biasa biasa saja " gumam Nima masih dengan tawanya
" Biasa apa? " Tanya ketiga temannya dengan kompak
" Biasa shalat , biasa ngaji , biasa sedekat , biasa berbicara dengan nada yang lemah lembut , biasa royal dan biasa biasa lainnya " jawab Nima yang lagi lagi menjadi bahan tawa teman temannya
" Itu mah namanya ngelunjak! " Sungut Naila kesal namun tak urung , gadis itu juga ikut tertawa
**
" Cepetan zifahhh! , Nanti kita telat dan dapat di barisan belakang " teriak Sisil dengan kesal pasalnya mereka sudah cukup lama menunggu Nazifah bersiap siap
" Kami tinggal nii!!! " Teriak Nima pula setelah tak ada respon sama sekali dari Nazifah sebelumnya
" Tunggu , sendalku lupa letak dimana " jawab Nazifah dari dalam
Memang selama ini mereka selalu membawa sendal masuk ke dalam kamar agar berjaga jaga takutnya hilang jika di letakkan diluar.
" Cepetan Nazifah!! ." Suara teriakan kembali terdengar membuat Nazifah langsung berdecak kesal
Walaupun masih belum menemukan sendalnya , Nazifah langsung keluar kamar dan mengejar langkah teman temannya yang sudah meninggalkannya sendiri .
" Lama banget sih fah! " Kesan Sisil saat Nazifah sudah berdiri di samping Naila
" Sendalku hilang " jawabnya singkat
" Bukan hilang , tapi kamu lupa naruh di mana " koreksi Naila yang di angguki oleh Nazifah
" Jadi kamu pake sendal apa? " Tanya Nima yang memerengkan kepalanya agar dapat menatap pada Nazifah di perjalanan menuju masjid
" Kaki ayam " sungut Nazifah kelihatan kesal
" Nanti aku ambil wudhu lagi biar lebih jelas sah tidaknya wudhu ku ini karna menginjak tanah Tampa menggunakan alas kaki" celetuk Nazifah yang di angguki teman temannya
Sesampainya mereka di masjid , ternyata masih suara adzan yang terdengar sehingga Nazifah masih memiliki waktu untuk mengambil wudhu.
" Ini sendal siapa? Gak ada yang punya kan? Kalau gak ada yang jawab berati fiks gak ada yang punya. Nazifah pakee yaa ." Izinnya entah pada siapa
Setelah itu Nazifah menuju pintu utama tempat para wanita memasuki masjid bagian luar untuk kembali memasang mukenahnya .
" Udah? " Tanya Naila saat Nazifah sudah kembali berada di sampingnya
" Iya ," jawabnya singkat.
**
" Loh itu sendal siapa Nazifah? " Tanya Sisil saat mereka sudah kembali ke kamar dan hendak meletakkan sendal
KAMU SEDANG MEMBACA
Santriwati tengil pemikat hati
Novela Juvenilmenceritakan tentang seorang gadis belia yang memiliki sifat tengil namun mampu menarik seorang Gus , putra dari pemilik pesantren. Nazifah Permatasari sagaraskar, putri dari mantan mafia bernama petir sagaraskar, gadis muda yang terpaksa menginjakk...