**Puk!.
" Aduh! "
Mendengar suara seseorang merintih membuat Nazifah celingukan mencari sumber suara. Matanya membulat sempurna ketika melihat keberadaan Gus Dur dan Gus Azzam yang datang menuju ke arahnya.
Saat ini , Nazifah sedang berada di halaman belakang dapur untuk mengambil mangga yang masih berada di kawasan pesantren. Mangga itu berbuah dengan lebatnya dan bahkan sudah ada beberapa buah yang mulai berwarna kuning membuat Nazifah begitu ingin memakannya .
Jiwa jiwa liarnya menggebu gebu melihat buah mangga itu karna memang pada dasarnya Nazifah dulu suka memaling buah mangga yang ada di sekitar rumahnya walaupun buah buah itu milik tetangganya bukan miliknya .
Entah itu pohon mangga milik tetangga belakang rumahnya ataupun samping kiri kanan dan depan . Semua pernah Nazifah colong . Dan mereka pun tidak berani memarahi gadis itu jika tidak melihatnya secara langsung sebab sosok ayah Nazifah yang begitu di takuti oleh banyak orang .
Pernah ada orang yang memarahi Nazifah ketika Nazifah terpergok sedang menculik buah mangganya dan sang pemilik datang ke rumah Nazifah untuk marah marah namun pria itu langsun di bungkam dengan sejumlah uang dari ayahnya Nazifah dan ayahnya Nazifah meminta pada pemilik mangga itu agar membiarkan putrinya mengambil buah mangga miliknya .
Namun semenjak masuk pesantren, terdapat banyak perubahan pada diri Nazifah . Dia yang tidak pernah shalat kini selalu mengerjakan ibadah shalat itu dan hanya meninggalkannya saat sedang datang bulan .
Nazifah yang sebelumnya jauh lebih nakal kini sedikit berubah hanya saja tetap menjawab omongan orang yang menasehatinya. Nazifah yang suka mencuri buah buahan kini tidak bisa lagi melakukan hal itu .
Nazifah mencuri buah milik tetangga bukan Karena dirumahnya tidak ada buah bukan! Melainkan ada kesenangan tersendiri untuknya jika memakan buah hasil curian . Soal buah di rumahnya tidak pernah habis sekalipun bahkan bisa dibilang sangat melimpah namun ya begitu lah...
" Eh ada Gus Azzam hehe . Assalamualaikum Gus " sapa Nazifah dengan tersenyum manis Tampa memperdulikan tatapan kesal nan tajam dari Gus Dur
" Waalaikumsalam warahmatullah wabarakathu " dengan kompak Gus Dur dan Gus Azzam membalas salam Nazifah
" Kamu sedang apa berada di sini Nazifah? Kenapa tidak ikut berolahraga atau melakukan hal hal lain? " Tanya Gus Azzam lembut
" Nazifah lagi ngambil buah mangga Gus , liat buahnya banyak " Nazifah menunjuk ke atas pohon hingga terlihat dengan jelas banyaknya Buah buah mangga tersebut
" Heh! Siapa yang mengijinkan kamu mengambil buah mangga itu? , Pohon dan buah mangga itu milik saya! Saya yang menanamnya " protes Gus Dur pada Nazifah
" Yang nanyak? " Dengan santainya Nazifah menyahuti membuat Gus Dur melongo tak percaya mendengar jawaban Nazifah
" Nazifah memangnya kamu sudah izin pada pemiliknya? " Gus Azzam kembali melayangkan pertanyaan setelah berhasil menenangkan Gus Dur
Dengan penuh semangat Nazifah menganggukan kepalanya , " udah Gus " jawabnya, jangan lupakan senyum Pepsodent yang terus melekat pada wajahnya
" Gak usah senyum senyum kayak orang Gilak! " Sungut Gus Dur masih dengan rasa kesalnya . Nazifah hanya menoleh sekilas menatap Gus Dur setelahnya tidak memperdulikan dan merespon ucapan pria itu
sama sekali ." Sama siapa? " Gus Azzam kembali memberikan pertanyaan
" Sama pohonnya lah Gus , memangnya sama siapa lagi " jawab Nazifah dengan polosnya
" Bagaimana caramu memintanya pada pohonnya? "
" Begini Gus-" Nazifah membalikan badannya untuk kembali menatap pohon mangga itu , menarik nafasnya dalam sebelum menirukan tingkah lakunya beberapa menit yang lalu sebelum meminta buah mangga itu pada pohonnya.
" Pohon mangga yang baik , Nazifah minta buah mangga dari pohon kamu ya " ujarnya memperagakan perbuatannya beberapa waktu lalu dengan percis tanpa di tambah tambah apalagi di kurangi
" Memangnya kamu pikir pohon mangga bisa berbicara dan bilang... Iyaa Nazifah ambil aja! Gitu haa! " Kesal Gus Dur setengah mati
" Enggak , Nazifah gak berpikir kayak gitu " kilahnya dengan langsung menggelengkan kepalanya
" Terus? "
" Terus apa? "
" Ck , lebih baik kamu segera pergi dari sini sebelum saya semakin marah lalu saya akan menyeretmu dan membawa mu-- "
" Membawa ke mana Gus? Keluar dari pesantren ini? " Mata Nazifah berbinar bahagia , dirinya merasa begitu semangat dan senang
Gus Dur langsung menatapnya tajam ," saya bawa kamu ke KUA! " Ketusnya
Nazifah yang mendadak ngelag pun akhirnya diam saja sambil memahami maksud dari perkataan Gus Dur itu . Gus Azzam hanya bisa geleng geleng kepala .
" Mau apa saya dibawa ke KUA Gus? "
" Saya jual! Ya saya nikahin lah nazifah permata Sari sagaraskar! Allahumma" Gus Dur mengusap wajahnya dengan kasar , ingin rasanya menelan wanita itu hidup hidup agar tak membuatnya merasa kesal dan emosi
" Barikhlanaa fima Rozaktana wakina azabannar aamiin " tangan yang semula menyatu layaknya orang tengah berdoa itu langsung Nazifah usapkan di wajahnya setelah dirinya selesai menyambung kalimat Gus Dur yang dipikir sedang membaca doa makan
Gus Dur dan Gus Azzam saling pandang sejenak , berbicara melalui bahasa isyarat merasa bingung kenapa Nazifah malah membaca doa makan , Gus Azzam mengangkat bahunya tidak faham membuat kedua pria itu lantas menatap ke arah Nazifah
" Kenapa kamu baca doa makan Nazifah? " Azzam mewakili pertanyaan yang juga ada di kepala Gus Dur
Nazifah yang mendapatkan pertanyaan itu malah menatap kedua Gus itu secara bergantian karna ikut merasa bingung , " lah tadi kan Gus Dur bilang allahumma jadi Nazifah kira kalau Gus Dur lagi baca doa makan tapi lupa kelanjutannya jadi Nazifah lanjutkan! " Jawabnya terdengar enteng
" Jadi kamu pikir saya lupa caranya membaca doa makan? " Pertanyaan Gus Dur dijawab dengan anggukan kepala secara cepat oleh Nazifah membuat gus Dur menatap ke arah Gus Azzam dengan tampang pasrahnya
Gus Azzam hanya tertawa kecil dengan menutup mulutnya .
" Anak kecil saja bahkan hapal doa makan dan kamu pikir saya yang udah besar tidak hapal! " Sungut Gus Dur yang terlihat begitu kesal pada Nazifah
" Siapa yang tau! Mana tau Gus lupa! Gus kan sudah tua " Nazifah mengedikkan bahunya enteng
" Apa kamu bilang!! Saya sudah tua! " Pekik Gus Dur yang ingin sekali melayangkan dan menyalurkan emosinya dengan menjewer telinga Nazifah yang tertutup hijabnya namun tangannya di tahan oleh Azzam membuatnya menatap Azzam yang langsung menggelengkan kepalanya
" Kenapa gus suka banget sih kalau ngomong nyentak nyentak! Biasa aja dong!! Kalau gak suka bilang biar Nazifah bisa-- "
" Bisa apa haa! Bisa apaa!! " Gus Dur memotong ucapan Nazifah dengan cepat membuat Nazifah langsung mengerucutkan bibirnya kesal
" Bisa anu Gus... Anu itu... "
" Anu , anu , anu apa haa! " Gus Dur kembali memotong ucapan Nazifah
" Lebih baik kamu pergi dari sini sekarang sebelum saya benar benar membawa mu ke KUA dan menikahimu! " Ancam Gus Dur , matanya menatap tajam pada Nazifah yang langsung pergi dengan menyentak nyentakkan kakinya kesal
" Sabar Dur , sabar... " Gus Azzam membantu menenangkan Gus Dur yang kelihatan begitu kesal
Selepas perginya Nazifah, Gus Dur langsung memijat pelipisnya untuk meredakan emosi yang ada di dalam dirinya . Tidak mungkin untuknya benar benar menikahi Nazifah jika sehari hari saja dirinya sudah dibuat kesal setengah mati apalagi jika sampai menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Santriwati tengil pemikat hati
Fiksi Remajamenceritakan tentang seorang gadis belia yang memiliki sifat tengil namun mampu menarik seorang Gus , putra dari pemilik pesantren. Nazifah Permatasari sagaraskar, putri dari mantan mafia bernama petir sagaraskar, gadis muda yang terpaksa menginjakk...