Cahaya mentari masuk menyinari indahnya pagi hari ini. Suasana yang cukup cerah membawa semangat untuk setiap insan yang akan memulai segala pekerjaannya. Hari ini bu dwi sibuk dengan segala aktivitasnya, kemana keberadaan kedua anaknya? Meera dan sang abang sedang membeli kebutuhan masakan untuk hari ini, mereka berdua sedang berada di pasar membeli perlengkapan.
Kembali ke sisi resto. Semua karyawan sedang sibuk dengan tugasnya masing masing, bu dwi yang sedang memasak, Meera yang sedang belanja dengan sang abang, dan para karyawan yang sedang membuat aneka jenis perkuehan. Pesanan catering tidak hanya makanan berat saja, tapi catering untuk perkuehan pun mereka pesan. Ketika selesai dengan perlengkapan, Meera kembali ke resto dan segera membantu yang lain.
"Ini gimana cara potongnya ka?"Tanya salah satu karyawan itu ke Meera.
"Potong panjang jangan tipis tipis ya"jawab Meera dan karyawan itu menganggukan kepalanya.
Segala jenis kue mereka masukan ke box khusus untuk menaruh kue. Setelah selesai dengan 1000 box kue, selanjutnya mereka lanjutkan dengan makanan berat.
Menit berlalu begitu cepat. Mereka hanya membutuhkan waktu sampai jam satu siang untuk menyelesaikan semuanya, cukup memakan waktu. Tapi mereka senang dan pastinya akan mendapatkan gaji lebih untuk pekerjaan mereka. Hingga pada pukul jam 2, sebuah mobil datang untuk mengambil pesanan yang akan di antarkan ke pesantren.
"Ibu kesana duluan, kalian berdua nyusul setelah ashar nanti"titahnya.
"iya hati hati di jalan"ujar Meera dan sang ibu menganggukan kepalanya.
Mobil itu pun pergi meninggalkan halaman resto beserta dengan Ibu Dwi yang ikut bersama Rani salah satu karyawan kepercayaannya.
"Saya jadi perwakilan ibu mengucapkan terima kasih atas kerja sama hari ini. Alhamdulilah kita menyelesaikan semuanya dengan waktu yang cukup lama, dari pagi kita sudah sibuk hingga tak terasa sekarang tinggal capek yang kita rasakan. Untuk gaji akan ibu naikkan dan semoga kita tetap solid kedepannya serta bisa membangun resto ini menjadi besar lagi. Kalian siap? "Tanya Meera yang menjadi perwakilan ibunya.
"Siap ka"seru mereka.
Setelah itu mereka bubar pulang ke tempat masing masing. Karena resto masih tutup dan pesanan sudah selesai, jadi hari ini ada waktu istirahat yang lebih lama untuk mereka.
Berbeda di lain tempat. Di pesantren sudah ramai orang yang berdatangan, makanan sudah di susun rapi, hanya tinggal menunggu beberapa jam lagi acara akan di mulai.
Acara akan di buka Pak Hakim selaku anak pertama dari Kiyai Hasan. Panggung sudah di hias sedemikian rupa, hadroh sudah siap dengan pembawa suaranya, dan keluarga besar sudah siap menyambut para tamu yang hadir sore hari ini.
"Sudah semua?"Tanya Umi Hafsoh.
"Sudah aman mi, tinggal setelah ashar kita buka acaranya"ujar Bunda Maya.
"Hakim kesana dulu, nemuin teman teman abi"ujarnya dan mereka yang ada di sana mengiyakan.
"Zaki, Salsa dimana?"Tanya Umi Hafsoh kembali.
"Masih di kamar, mereka keluar kalau acara udah mulai mi"ujar bunda Maya dan Bunda Mutia.
"Yasudah umi kesana dulu, mau temuin sahabat sahabat umi."
"Mutia belum bisa kesana dulu, karena Hilwa sedikit rewel"keluhnya.
"Kakak masuk aja dulu, acara juga belum di mulai. Maya disini nyambut para tamu"ujar Bunda Maya dan Bunda Mutia menganggukan kepalanya kembali masuk kedalam rumah.
Di lain tempat, Salsa dan Zaki ternyata sedang duduk di belakang rumah sambil memakan cemilan buatan mba ndalem. Salsa dan Zaki bisa di bilang cukup akur, walaupun terkadang ada tidak akurnya di waktu tertentu.
"Gak nyangka ya, abah udah ninggalin kita dua tahun yang lalu"celetuk Salsa.
"Namanya waktu, pasti berlalu begitu cepat"jawab pria itu seadanya.
"Iya gue juga paham. Coba aja kalau waktu bisa di putar kembali, pasti abah sekarang lagi ngobrol sama kita bertiga di belakang rumah kaya gini"kata Salsa yang membayangkan kenangan itu.
"Sudahlah, lagian abah sudah tenang disana. Kita cukup doa kan saja"
"Na'am Ustadz (Iya Ustadz)"candanya.
"Muhun ning Salsa (Iya Ning Salsa)"ledek Zaki dengan menggunakan bahasa sundanya.
"Ustadz Zaki teh meni kasep pisan, tapi kunaha atuh jomblo bae (Ustadz Zaki ganteng banget, tapi kenapa ya jomblo mulu)"celetuk Salsa.
"Acan nemu jodohna ning. Gusti Allah acan masihan (belum ketemu jodohnya ning, Allah belum memberikannya)"balas Zaki.
"Atuh di teang ustadz, tong cicing bae. Da jodohmah moal datang sorangan, mantak kudu di teang sabari ikhtiar (ya di cari ustadz, jangan diam mulu. Karena jodoh itu gak datang sendiri, makanya harus di cari sambil ikhtiar)"godanya.
Yang akhirnya mereka berdua tertawa karena kekonyolan yang telah mereka lakukan. Inilah yang kadang membuat persaudaran mereka dekat, karena tidak ada sisi canggung di antara keluarga yang lainnya.
Salsa adalah anak dari Pak Hakim sekaligus cucu perempuan pertama di keluarga Kiyai Hasan, ibunya bernama Ratu Amaliah yang biasa di panggil Bunda Ratu. Salsa merupakan anak tunggal, tidak memiliki seorang kakak maupun adik.
Zaki cucu kedua, dan Ahmed cucu ketiga. Yang mana Ahmed adalah anak dari bunda Maya dan pak Galen. Hanya Zaki di antara mereka yang mempunyai seorang adik, Salsa dan Ahmed umurnya tidak jauh berbeda. Salsa 24 tahun, Ahmed 23 tahun, dan Zaki 26 tahun. Kenapa Zaki paling tua di antara mereka? Padahal Zaki termasuk cucu kedua? Karena Pak Hakim dan Bunda Ratu harus menunggu sekitar 2 tahun untuk bisa melahirkan seorang anak. Maka dari itulah Zaki yang tertua di antara mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almeera Chairunnisa
Fiksi Remaja📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Kehidupan itu laksana sebuah buku cerita, ada kisah sedih, kisah bahagia dan ada pula kisah yang membangkitkan. Akan tetapi, ketika halaman baru belum terbuka, maka kisah yg tersimpan di halaman berikutnya hanya akan menjad...