"Ada yang bisa nurul bantu mi?"Tanyanya yang menyalami tangan istri dari pemilik pesantren tersebut.
"Ini umi mau minta tolong ke ruangan zaki, tolong bilang umi menunggu di rumah. Bisa ustadzah?"Tanya umi hafsoh.
"Nggih bisa mi"ujarnya yang menundukan kepala lantas setelah itu keluar dari ruangan.
Dia berjalan dengan langkah kaki pelannya memasuki ruangan yang khusus guru dan para pembimbing di pesantren. Selama berjalan, ustadzah nurul menyapa mereka dengan ramah dan tiba ia masuk ke ruangan yang berada di samping kantin.
Tok
Tok
Tok
"Asalamualaikum ustadz"salam ustadzah nurul.
"Waalaikumsalam, masuk"jawab seseorang di dalam sana.
Ceklek
Ustadzah nurul masuk setelah di persilahkan, dan ia berdiri di hadapan cucu dari kiyainya. Ia masih belum membuka pembicaraan dan tiba-tiba ia merasakan gugup.
"Hmm, ada apa ustadzah?"Tanya zaki yang matanya masih berpokus ke depan komputer.
"Afwan ustadz, ana ada amanah dari umi nyai. Kata umi ustadz sudah di tunggu di rumah"ujarnya yang berusaha menahan rasa gugupnya.
"Oh iya terima kasih"ujar zaki.
"Sama-sama, kalau begitu mari ustadz"pamitnya dan ustadz zaki menganggukan kepalanya.
Setelah urusan selesai, ustadzah nurul pergi dari ruangan dan kembali ke tempat ruangan dirinya. Di sisi lain seorang anak kecil tengah menangis menanti kedatangan sosok sang abang.
"Udah ya nangisnya, sebentar lagi abang kesini"ujar sang ibu yang berusaha menenangkan anaknya.
"Hiks, hiks. ilwa au abang nda"katanya yang sambil menuntun tangan sang ibu untuk ikut bersama menghampiri sang abang.
"Iya abang sebentar lagi pulang, ustadzah nurul tadi sudah ke ruangan abang. Jadi kita tunggu disini ya"katanya yang berusaha agar anaknya mengerti, dan syukurlah gadis kecil itu menganggukan kepala dan berhenti menangis.
Tak berselang lama, sosok laki laki yang gadis kecil itu nantikan akhirnya datang. Tapi sayang, anak kecil itu malah tertidur di pangkuan sang ibu karena lelah menunggu kedatangan dirinya.
"Asalamualaikum"salam seorang pria itu.
"Waalaikumsalam, kamu lama banget bang. Adek dari tadi nangis nyariin kamu, lihat nih sampai tertidur karena dari tadi gak berhenti nangis"omel sang bunda.
"Maaf bund, tadi abang masih nyelesain tugas yang lain, makanya lama. Yaudah sini abang bantu angkat adek, kebetulan umi tadi panggil abang katanya di tunggu di rumah"jelasnya.
"Yaudah angkat"titah sang bunda.
Pria itu mengangkat tubuh adik kecilnya dan berjalan masuk bersama sang ibu ke dalam. Hilwa memang lebih dekat bersama dirinya di bandingkan dengan ayah ibunya, walaupun Zaki memiliki wajah yang dingin, tapi ia merupakan sosok laki laki yang penyayang dan sabar dalam menghadapi masalah. Dan Zaki merupakan cucu yang bisa di andalkan untuk mengurus pesantren bersama dengan sang paman. Salsa dan ahmed memang tidak terlalu menyukai dunia pesantren, maka dari itulah Zaki lah yang mereka harapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almeera Chairunnisa
Teen Fiction📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Kehidupan itu laksana sebuah buku cerita, ada kisah sedih, kisah bahagia dan ada pula kisah yang membangkitkan. Akan tetapi, ketika halaman baru belum terbuka, maka kisah yg tersimpan di halaman berikutnya hanya akan menjad...