"Meera..."panggil pria itu yang membuat mereka seketika berhenti mengobrol dan menatap intens ke arah-nya.
Sedangkan ikhsan menatap heran sang adik, kenapa dia mengenal sahabatnya dan dimana ia mengenalnya? Mengapa ia tidak tau akan hal ini. Pertanyaan pertanyaan itu membuat pikirannya seakan berputar.
Meera hanya mendongakkan kepalanya sebentar untuk melihat siapa yang memanggilnya. "Pria itu?"Gumam meera dan langsung menundukan kepalanya lagi.
"Kamu kenal sama ica ham?"Tanya ikhsan penasaran.
"Sebelum pulang ke rumah, kemarin ilham ke kantor ayah lebih dulu. Setelah itu ilham tidak sengaja menabraknya"ujarnya.
"Ica tidak kenal siapa ilham?"Tanya bunda syifa.
"Tidak bunda"jawab meera seadanya.
"Kenalin nak dia ilham, anak kedua bunda. Kalian pasti tidak saling mengenal karena sedari kecil pun kalian tidak begitu dekat, hanya ikhsan yang dekat sama ica"jelasnya.
"Kenapa meera tidak kenal dengan ilham?"Tanya abang meera yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka.
"Karena ilham jarang keluar rumah dan anaknya pendiam, berbeda dengan ikhsan yang aktif dan ramah"jawab bunda syifa dan abang meera menganggukan kepalanya.
3 jam berlalu, setelah mereka mengobrolkan banyak hal. Keluarga ilham akhirnya pamit pulang dan tak lupa meminta kontak nomor mereka untuk melanjutkan silaturahmi. Pertemuan yang singkat tapi membuat mereka terharu karena bisa berjumpa kembali dengan orang yang selama ini mereka cari keberadaan-nya.
Setelah kepergian keluarga ilham, meera masuk ke dalam kamarnya. Ia menatap sekeliling kamar yang bernuansa biru hitam dan melihat sebuah poto yang mana itu adalah dirinya bersama yang lain, yakni poto keluarga. Ia tersenyum sebentar dan berjalan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di tempat lain, ikhsan sangat bahagia bahkan senyum itu tidak pernah pudar setelah melihat sosok yang selama ini ia nantikan. Semua keluarga hanya menggelengkan gelengkan kepala melihat tingkahnya, sedangkan ilham menghela nafas melihat kelakuan sang kakak seperti itu.
"Kak loh kenapa sih, dari tadi senyum-senyum terus"ujar ilham yang ngeri melihat abangnya senyum senyum sendiri.
"Kakak lagi bahagia ham, akhirnya setelah sekian lama kita bertemu lagi"jawab ikhsan yang kembali senyum senyum dengan ciri khas lesung pipinya.
"Kaya orang gila tau gak sih ka, hati-hati tuh bund anaknya urusin"kata ilham kepada ibunya yang langsung pergi begitu saja karena merasa geli melihat kelakuan sang abang.
Sang bunda hanya terkekeh mendengar ucapan anak bungsunya dan menyuruh ikhsan untuk membersihkan diri ke kamar, ikhsan mengiyakan dan pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almeera Chairunnisa
Teen Fiction📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Kehidupan itu laksana sebuah buku cerita, ada kisah sedih, kisah bahagia dan ada pula kisah yang membangkitkan. Akan tetapi, ketika halaman baru belum terbuka, maka kisah yg tersimpan di halaman berikutnya hanya akan menjad...